Semua member NCT panik. Mereka dibalut rasa berkecamuk antara penyesalan dan kekecewaan menjadi satu.
Hanya suara isakan yang bisa terdengar di depan ruangan operasi. Menanti pasien di dalam selamat.
Dia...
Sedang berada diambang kematian.
Sedang berjuang memilih hidup atau mati.
Dan member NCT tak bisa melakukan apa-apa selain berdoa dan merutuki perbuatan mereka selama ini pada namja itu.
Jeno dan Haechan yang paling shock, Haechan yang menemukan Jaemin terkapar bersimbah darah di jalanan sepi. Sementara Jeno kembali ke apartemen untuk menyelamatkan Hyeji.
Adik Jaemin juga sedang dioperasi karena luka di perutnya cukup dalam.
"Jangan pergi... jangan pergi... jangan" racau Haechan. Tangannya terkepal erat, air mata tak henti-hentinya keluar dari pelupuk matanya.
Member nct lainnya tak jauh berbeda, mereka semua menangis dalam diam tak ada yang berbicara, hanya suara isakan yang terdengar.
Tak lama dokter dengan jubah operasinya keluar, Haechan adalah orang pertama yang bertanya pada dokter itu.
"B-bagaimana keadaan Jaemin dok??" Tanya Haechan penuh harap.
"Saya tidak bisa mengatakan kalau pasien dalam keadaan baik-baik saja, secepatnya pasien harus mendapatkan donor plasenta yang cocok. Organ dalamnya banyak yang mengalami kerusakan, di tambah lagi dengan leukimia yang menggerogoti tubuhnya,"
Semua yang mendengar penjelasan tentang keadaan Jaemin shock. Taeyong hampir terjatuh jika Yuta tidak menopang tubuhnya.
"Maafkan aku . . maafkan aku . . maaf maaf," Doyoung terus meracau sambil terisak. Matanya terlihat bengkak, hidung Doyoung bahkan sudah memerah seperti orang yang terkenal flu.
Bayangan dirinya yang menampar Jaemin teringat jelas dalam pikirannya. Doyoung masih mengingat jelas bagaimana dirinya memperlakukan Jaemin sangat buruk.
Drrttt! Drrttt!
Ponsel Jeno berbunyi, tidak ada yang peduli. Jeno menjauh dari para member untuk menerima panggilan dari ponselnya.
"Halo?"
"Hyeji meninggal dunia."
Pemuda tinggi itu mematung di tempatnya. Jantung nya berdetak tak karuan. Jeno langsung berlari ke ruang operasi adiknya Jaemin, cukup jauh memang.
Tadi yang menelponnya adalah Hyunseo. Hyeji sampai di rumah sakit lebih dulu, entah kenapa dalam kekalutan Jeno hanya bisa menghubungi Hyunseo.
Dengan cepat Hyunseo datang, bersamaan dengan Haechan yang membawa Jaemin ke rumah sakit. Hyunseo menjelaskan semuanya pada Jeno apa hubungannya dirinya dengan Hyeji. Hyunseo kakak tiri Jaemin dan Hyeji.
"N-noona kau.. berbohong kan?" Jeno menatap Hyunseo yang menunduk dalam, meminta penjelasan.
Wanita yang lebih tua menggeleng, kemudian mendongak menatap Jeno yang berdiri di hadapannya.
"D-dia sudah tiada Jeno... dia dia ingin mendonorkan plasenta miliknya untuk Jaemin... b - bagaimana ini?"
"A - apa?" Jeno masih berusaha untuk mencerna kata-kata yang managernya katakan.
Hyunseo menarik nafas dalam, "permintaan terakhir Hyeji adalah ingin Jaemin sembuh dari sakitnya, dia ingin mendonorkan plasenta miliknya untuk Jaemin.."
Lagi-lagi Jeno dibuat shock, hati Jeno bahagia bahwa sahabatnya akan sembuh. Tapi Jeno bingung apa yang akan dirinya katakan pada Jaemin saat dirinya menanyakan tentang adik perempuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tired Of Lying ||《NA JAEMIN》
Fanfiction[BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sempurna, Adalah beban yang sangat berat untuknya Senyuman adalah derita yang harus dia tanggung Dia ingin menangis, tapi pekerjaan menuntutnya untuk terus tersenyum. Dia ingin sekali egois. Tapi tak bisa! Hatinya t...