3. Again?

53.6K 3.4K 26
                                    

Vote and komennya sebelum baca..

~- HAPPY READING DEAR -~

Laura terbangun dari tidurnya. Gorden kamar sudah di singkap, membuat sinar matahari masuk. Perlahan Laura mengerjap matanya silau. Aroma kayu manis menyambut penciumannya.

Ia pun mencoba bangkit dari tidur dan bersandar di kepala ranjang. Laura mencoba mengumpulkan kesadaran nya. Ia menatap sekeliling kamar bernuansa dark itu.

"Kamar siapa ini?" Tanyanya lirih

Laura merasakan hawa dingin menembus kulitnya. Saat ia melirik kebawah, ia berteriak keras. Ia tidak memakai baju dan sialnya seluruh badannya memiliki ruam keunguan.

Dengan tergesah Laura menyibak selimut yg menjadi penutup tubuhnya. Terdapat bercak darah di tengah kasur itu. Laura memaki dalam hati, ia sudah duga ini akan terjadi.

Sekelebat bayangan tadi malam muncul. Dimana ia meminta seorang pria bercinta dengannya. Meminta pria itu mengambil kegadisannya.

"Bodoh kau Laura." Lirihnya

Laura tidak akan marah karna ia lah yg salah disini. Ia yg meminta dan pria itu hanya memberi. Laura juga sadar kalau tidak ada lelaki yg kuat dengan godaan seorang wanita.

"Bram.." Laura teringat dengan pria itu

Laura bangkit dan langsung menuju kamar mandi. Menatap pantulan wajahnya di cermin besar. Laura meringis sendiri saat melihat kissmark berjejer rapi di bagian lehernya. Bahkan di area perut dan pahanya juga sama.

"Dia manusia atau binatang.." Laura tidak habis pikir pada Bram. Apa semua jejak merah ini dia yg buat? Kalau memang benar berarti pria itu cukup agresif.

Tak menunggu lama, Laura langsung membasuh badannya. Menggosok semua berkas itu dan berharap akan hilang. Namun Laura hanya mendapat sakit di sekitar jejak itu.

Setelah siap Laura langsung bangkit dan keluar dari dari kamar mandi dengan jalan anehnya. Kaki Laura masih belum bisa merapat karna area sensitifnya terasa perih.

Laura membuka lemari baju yg ia yakini milik Bram. Mengambil kemeja putih disana dan memakainya. Laura sampai tenggelam di baju itu. Dan Laura sadar kalau ia tidak ada apa-apa kalau berdampingan dengan Bram.

Setelah semua siap, ia langsung pergi menuju ruang tengah. Sejenak Laura memperhatikan segalanya. Rumah Bram tidak tingkat. sederhana namun terlihat mahal.

"Bram.." teriak nya nyaring

Seperti nya dia tidak dirumah, batin Laura. Gadis itu mengendikan bahu acuh dan mengambil barangnya yg ada di sofa. Bahkan semua baju Laura ada di sofa, apa semalam mereka bercinta di sofa sebelum ke kamar?

Laura menggeleng kepalanya. Yg ingin ia lakukan saat ini hanya pulang dan melupakan apapun yg terjadi hari ini. Soal keperawanan ia tidak perduli. Toh jaman sekarang sudah banyak anak gadis yg sudah tidak gadis lagi.

Setelah tidak ada yg ketinggalan Laura menuju pintu rumah Bram. Pintu tinggi itu berwarna putih gading. Memiliki banyak banyak kunci dan gembok. Apa apaan pria itu, apa satu kunci tidak cukup?

Laura meraih gagang dan memutar nya. Namun pintu itu tidak terbuka. Laura mengernyit, kenapa pintunya tidak terbuka? Apa Bram mengunci pintu ini?

"Sialan.. apa dia lupa kalau masih ada manusia di dalam rumahnya?" Ucap Laura frustasi

Laura menghentakkan kakinya kesal. Ia meletakan barangnya ke tempat semula. Memasuki dapur dan membuat makanan. Perutnya sudah berbunyi sedari tadi, dan untungnya pria itu memiliki banyak bahan masakan.

K I D N A P P E D ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang