21. Ibu mertua

28.5K 2.2K 21
                                    

Vote and komen jangan lupa
.
.
.
~- HAPPY READING DEAR -~


"ini sangat enak.."

Bram memuji masakan Laura yg terasa sangat nikmat. Tangan wanita itu mahir dalam segala hal. Tidak salah kalau Bram ingin menjadikan wanita itu seorang istri..

Laura tersenyum dan melanjutkan gerakan makannya "Bram.. kau sudah berjanji akan menelpon ibuku kan?" Tanya Laura mengingat kan

Bram menghembuskan nafas pasrah "yah.. kita akan menelpon nya"

"Kemana kartu ponsel ku Bram? Bisakah aku menelpon menggunakan ponsel ku saja?" Tanya Laura lagi dengan nada was-was

"Telfon dengan ponsel ku saja.." ucapan datar Bram di fahami oleh Laura

Tak banyak bicara lagi, Laura dan Bram menghabiskan makanan dengan suasana hening. Bram tidak suka berbicara saat mengunyah makanan..

Ini hari Sabtu, Bram tidak memiliki jadwal mengajar. Jadilah setelah makan ia bersantai di ruang tengah dengan semangkuk popcorn di tangannya sembari menunggu Laura yg sedang mandi.

Di tangan kanan Bram sudah ada ponsel nya. Sebenarnya Bram tidak yakin untuk menelpon keluarga Laura. Bagaimana kalau Laura di suruh pulang? Bagaimana kalau mereka tau kalau Laura sedang di culik?

Bram tidak akan membiarkan gadisnya pergi. Ia juga yakin kalau semua nya akan baik-baik saja. Bram akan menjaga Laura dengan baik. Akan memastikan gadisnya bahagia..

"Melamun?"

Bram terhempas ke dunia nyata. Ia melihat ke arah pintu kamar, tempat Laura keluar. Gadis itu memakai baju piyama beruang coklat, ia seorang pecinta piyama..

"Tidak.." Bram bergeser "kemarilah.."

Bram merentangkan tangannya di kepala sofa dan Laura masuk ke dalam dekapannya. Bram mencium pucuk kepala Laura yg wangi karna ia baru selesai mandi di pukul sebelas siang..

"Kau terlihat senang?" Tanya Bram

Laura tersenyum dan mendongak menatap Bram "tentu. Aku ingin mendengar kabar keluarga ku.."

Bram duduk tegap dan menghadap Laura "ada beberapa aturan dalam menelpon.."

Laura mengernyit alis bingung "ha?"

"Kalau mereka menyuruhmu pulang maka kau tidak boleh menurutinya. Aku sudah pernah bilang bukan, kalau aku sendiri yg akan memulangkan mu? Jawab semua pernyataan mereka dengan tenang.. aku mengawasimu.."

Bram menyerahkan ponsel ditangannya ke arah Laura. Gadis itu langsung mengambil ponsel nya dengan cepat. Layar ponsel Bram masih potonya yg sedang tertidur.

Laura menatap Bram yg juga sedang menatap nya. Dengan santai Bram mengendipkan mata kanannya untuk Laura. Tak menghiraukan Bram, Laura segera memencet beberapa digit nomor ibu nya yg ia ingat.

"Keraskan suaranya. Aku juga ingin dengar suara ibu mertuaku" Bram memencet tombol loud speaker

Laura mengernyit. Ibu mertua?

Terdengar nada sambung yg membuat jantung Laura berdegup kencang. Ini sudah empat bulan Laura tidak memberikan kabar. Ia pasti akan di marahi habis-habisan.

K I D N A P P E D ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang