36. good news

19.7K 1.6K 54
                                    

Vote and komennya jangan lupa
.
.
.
~ HAPPY READING DEAR ~

Bram bangun di pukul tujuh pagi dan langsung bergegas mandi. Ada sesuatu hal yang harus ia tuntaskan agar jiwa dan raga nya bisa tenang. Setelah selesai dengan ritualnya segera Bram keluar dari kamar dan berjalan cepat ke tetangga kamarnya.

Bram pun membuka pintu kamar Laura dan langsung masuk. Seperti biasa, di jam segini Laura masih terpulas. Ia pun lebih memilih menyibak gorden jendela hingga cahaya matahari yg menyengat masuk dan mengganggu tidur gadisnya

"Agh Bram. Tutup jendelanya!" Kesal Laura

Bram menggeleng dan mendekati gadis itu. Segera Bram menarik tangan Laura pelan hingga tubuh nya terduduk tegak. Laura semakin kesal saja.

"Hentikan Bram. Apa-apaan kau ini!" Pekik Laura saat Bram dengan mudah mengangkat tubuhnya.

Laura menggeliat bingung dan bercampur marah. Ia bahkan belum sempat mengumpul kan nyawa sampai kepalanya terasa amat pusing, pandangannya pun mengabur.. pitam lah bahasa nya.

Bram mendudukan Laura di closet. Sementara gadis itu menggaruk rambutnya yg gatal dan kemudian mencoba fokus dalam pandangan.

Bram mengeluarkan satu benda persegi panjang berwarna peach dan memberikan benda itu ke telapak tangan Laura "coba ini. Dari hasil pengamatan ku, urin pertama paling bagus untuk mengetes benar atau tidaknya kehamilanmu.."

Mata Laura yg setengah terbuka kini membola dan bahkan hampir keluar saat mendengar kata 'kehamilan'. Untuk sejenak suasana kamar mandi Laura hening tanpa suara dan gerakan. Keduanya masih sama-sama diam..

"Apa-apaan ini Bram?"

Bram mengangguk dan tersenyum "tidak masalah, sayang. Gunakan lah, aku ingin melihat dan mendengar kabar baik pagi ini.."

"Bramm.."

Bram mengelus rambut Laura "kehamilan mu akan berdampak baik, sayang. Jangan takut, aku disini.."

Laut berubah sendu "Ayah dan ibu tidak akan suka aku hamil di luar nikah.."

"Kita akan menikah, dan aku sudah mempercepat nya. Tidak masalah.."

"Tapi--"

Bram mengecup bibir Laura singkat dan kemudian keluar dari kamar mandi. Dia memberi privasi untuk Laura mengetes alat itu. Sebenarnya Bram tidak tau apapun pasal ini.

Tapi keyakinannya semakin kuat saat tadi malam Laura meminta wortel mentah tapi pedas. Ada-ada saja memang! Tapi apapun itu, Bram selalu siap melaksanakan nya. Yg tidak bisa akan Bram buat bisa dan yg tidak ada akan Bram buat ada. Demi Laura..

Ctek'

Pintu kamar mandi terbuka lebar saat Laura keluar. Tangannya memegang alat testpack yg masih belum ia buka. Laura ingin mereka sama sama buah dari perbuatan mereka.

Bram tersenyum cerah "apa hasilnya, sayang?"

Laura menggeleng dan menyerahkan tangan nya yg menggenggam testpack. Bram dan Laura sama-sama melirik ke arah tangan. Perlahan Laura membuka jemarinya dan langsung menatap..

Garis dua merah..

Laura membuka mulutnya lebar-lebar karna terkejut. Sementara Bram tersenyum sangat lebar. Tak sia-sia hasil kerja kerasnya selama ini.. bibitnya cukup memuaskan.

Bram meraih tubuh Laura dan memeluknya erat. "Aku sangat mencintaimu, sayang. Sumpah, aku sangat senang. Aku akan di panggil ayah sebentar lagi.." pekik Bram

K I D N A P P E D ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang