Extra part 1

24K 1.5K 24
                                    

Vote and komen jangan lupa
.
.
.
~ HAPPY READING DEAR ~

Bram membuka lebar gorden jendela kamar hingga cahaya matahari yg terang mulai masuk. Sinarnya pun perlahan panas karna sekarang sudah memasuki pukul sembilan pagi. Segera ia menuju ranjang, dimana istri tercintanya sedang tertidur pulas.

Bram sengaja tidak membangunkan Laura terlalu pagi, karna ibu hamil itu harus banyak istirahat di bulan 9 kehamilannya. Yahh, dua minggu lagi Laura akan melahirkan. Jadi, Bram sudah sangat siap menyambut malaikat kecilnya itu.

"Sayang.." ucapnya lembut

Bram menaiki tempat tidur dan langsung menuju ke arah Laura yg sedang tidur menyamping. Perut bulatnya ia peluk erat, takut terkena kenakalan tidur Bram. Wajar, namanya lelaki.. kalau tidur terkadang suka banyak gaya.

Bram mengelus perut Laura lembut. Ia menghadapkan wajahnya ke arah pusar Laura dan berbisik kecil "anak ayah sudah bangun?"

Bram menempel telinganya ke arah perut Laura yg sudah ia singkap bajunya. Bram mendengar sesuatu dari sana. Iya, tentu saja anaknya merespon. Tangan Bram yg menempel di perut Laura pun merasakan kalau bayi di dalam sana sedang menendang.

Bram tersenyum dan kembali mengelus perut itu dengan sayang "sabar yah. Kita pasti akan bertemu..."

Laura menggeliat kecil di tidurnya. Perlahan matanya pun terbuka lebar saat Bram mencium keningnya. Selalu seperti ini, Bram akan selalu mencium Laura di pagi hari. Katanya itu morning kiss..

"Morning, love.." sambut Bram

Laura tersenyum dan mengecup pipi kanan suaminya "morning.."

"Kau harus bangun dan sarapan. Baby nya sudah kelaparan.." bisik Bram dengan mengelus perut Laura yg bulat

Laura terkekeh dan kemudian mulai bangkit dari tidur. Bram pun membantunya perlahan. Mendengar ringisan Laura membuat Bram tidak tega. Laura pernah mengeluh kalau pinggangnya sakit, kaki nya pegal dan Bram juga sering melihat kaki Laura bengkak karna kehamilan.

Dokter bilang hal itu memang sudah biasa saat ibu hamil memasuki bulan ke 9. Tapi tetap saja Bram tidak tega. Ia pun harus lebih ekstra menjaga Laura. Sering juga ia memijat kaki Laura, agar wanita itu tidak terlalu panik.

Saat ini Laura dan Bram sedang di rumah orang tua Laura. Setelah pernikahan mereka, Bram membawa Laura ke Manhattan dan hidup di sana. Mereka memulai hidup baru berdua tanpa halangan. Laura pun sudah terbiasa dalam menjadi istri.

Saat usia kehamilan ke 9 bulan. Kris dan Serly menyuruh mereka untuk tinggal di Australia sementara. Agar Laura bisa lebih di pantau. Karna di usia segini, ibu hamil akan mudah lelah dan stress.

Bram juga setuju, agar Laura punya suasana baru dan ada teman mengobrol. Suasana rumah pun kembali ramai dan menghangat karna banyaknya kebahagiaan. Terlebih sebentar lagi Laura melahirkan, Serly heboh dalam menyiapkan keperluan bayi.

Mereka semua sudah menebak-nebak jenis kelamin dari bayi Laura. Seperti yg dikatakan Bram, biarlah ini menjadi kejutan. Jadilah, Daren menebak kalau anak Bram lelaki. Dan Bram menebak kalau anaknya perempuan. Biarkan kedua lelaki itu adu bicara pasal bayi.

"Ayo sarapan, sayang." Ucap Serly sebaik ia melihat Bram dan Laura turun dari tangga.

Bram dengan perlahan dan hati-hati membawa Laura turun. Awalnya ia berkeras untuk menggendong Laura, tapi Laura membantah nya. Ia masih bisa berjalan kenapa harus di gendong!

"Maaf, Bu. Laura kesiangan." Ucap Laura dan duduk di kursi makan

"Apanya yg kesiangan? Kau memang harus banyak istirahat."

K I D N A P P E D ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang