11. Mencoba..

34.1K 2.5K 36
                                    

Tekan tombol bintang yg ada di pojok kiri bawah ya. Ga bakal rugi kok.

~- HAPPY READING -~

Dua bulan terkurung di tempat Bram membuat Laura putus asa. Tidak ada cela disini. Lelaki itu benar-benar pintar. Ia tidak memberi Laura kesempatan untuk mencoba.

Berulang kali Laura bersikap manis demi pria itu agar ia terlena, tapi memang dia pintar.. Laura hampir frustasi karenanya.

Semua sudah ia lakukan. Di mulai dari membongkar lemari baju Bram, membuka laci laci lemari, sampai menggeledah kamar mandi pun ia tidak mendapatkan apapun.

Laura duduk di meja belajar milik Bram. Ia menelungkup kan kepalanya di cela tangan. Tidak ada yg bisa ia lakukan disini. Mau membaca buku, tapi buku Bram mengenai pelajaran semua..

Laura menegakan badannya dari kursi dan mencoba merenggangkan otot tangannya. Ia meraba area bawa meja, terdapat dua laci tingkat disana.

Segera Laura membuka semua laci itu. Bagian atas terdapat banyak berkas. Laci kedua terdapat banyak kotak yg Laura tidak tau isinya.

Laura mengambil kotak berwarna biru panjang yg berisikan beberapa jenis pulpen dan pensil. Beralih ke kotak merah yg berisikan banyak alat penjepit kertas.

Mata Laura berbinar senang. Segera ia mengambil salah satu penjepit kertas itu. Dengan cepat Laura mengubah bentuknya menjadi lonjong.

Sesekali ia meringis kala ujung tajamnya terkena kulit. Jari kirinya yg di perban belum di buka oleh Bram. Lelaki itu bilang, lukanya masih perlu waktu

Setelah menyerupai kunci, ia berjalan ke arah pintu utama. Mencoba membuka pintunya dengan benda itu. Semoga bisa..

"Ayolah.." lirihnya

Pintu tidak kunjung terbuka. Laura geram, ia tak berhenti mengumpat kasar. Dengan menghentakkan kaki, ia berjalan menuju pintu di dekat dapur.

Pintu hitam yg pernah Bram masuki. Ia sedikit berjongkok agar sejajar dengan letak gagang pintu. Segera Laura memasukan penjepit kertasnya dan memutar benda itu.

Sama seperti pintu utama, pintu hitam ini pun tidak kunjung terbuka. Laura semakin kesal. Dengan gontai ia kembali berjalan menuju sofa di ruang tengah dan menonton serial kartun kesukaannya.

• KIDNAPPED •


"Ikut ke club?" Tanya Samuel pada Bram yg duduk di sebelah nya.

Mereka berempat sedang duduk di cafe yg biasa dijadikan tempat mereka nongkrong. Steven yg mengajaknya tanpa bicara. Mereka tau, kalau mereka bilang pasti Bram tidak mau ikut

"Tidak.."

"Kau ini kenapa sih? Jarang ada waktu untuk kami lagi. Kau bener sudah punya istri?" Tanya Dony langsung

Bram terkekeh geli. Dony memang sedikit berbeda dari temannya yg lain, lelaki itu lebih kekanakan dan polos. Kalau samuel lebih banyak diam dan cenderung dingin. Yg normal hanya Bram dan Steven.

"Kau percaya aku sudah punya istri? Dasar bodoh.." Bram memukul bahu Dony pelan

Steven angkat bicara "kalau dia mau menikah pasti dia akan mengundang kita. Lagi pula aku tidak pernah melihatnya menggandeng seorang wanita"

"Dia kan homo.." celetuk Samuel santai

Bram menahan diri untuk tidak memukul kepala sahabatnya itu. Kalau dia tidak pernah menggandeng wanita apa harus dia sebut homo?

K I D N A P P E D ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang