5. Kenyataan

47K 3.2K 48
                                    

Vote and komen jangan lupa..

~- HAPPY READING DEAR -~

Laura berjalan cepat menuju jendela. Membuka gorden nya dan langsung menatap bagian luar rumah yg ia tempati sekarang. Ini kawasan minim penduduk, Laura bahkan tidak melihat seorang pun disini.

Banyak pohon juga jalannya masih bertanah. Laura bisa melihat ada dua rumah penduduk yg ada disini. Jarak antara rumah ini ke sana lumayan jauh karna terhalang perpohonan.

"Ini rumah Bram?" Tanyanya pada diri sendiri

Laura pikir ia sedang ada di sebuah rumah sederhana, tapi sepertinya ia salah. Tempat yg Laura pijak sekarang berada di lantai tiga. Pasti tempat ini bertetangga dengan kamar sebelah.

Laura menarik tas selempang yg ia bawa.  Membongkar isinya dan mengambil benda persegi panjang yg saat ini menjadi harapan terkahir nya. Laura mulai menyalakan ponsel benda itu.

"Plis.." gumamnya

Ponsel Laura tidak aktif. Ia mengedarkan pandangannya dan mengambil charger yg terletak tak jauh dari sana. Setelah itu Laura mengisi baterai ponsel itu dengan terus merapalkan doa.

"Yes.." pekik Laura senang saat ponselnya menyala

Dengan tergesah Laura membuka kontak yg ia punya, namun semua nomor disana hilang. Laura kembali ke beranda dan menatap ujung pojok layar ponselnya. Ia mengernyit bingung dan geram

"Kartunya tidak ada?" Ucapnya tak percaya

Laura menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Ia masih tidak percaya dengan semua ini. Terasa seperti mimpi buruk baginya. Sungguh ia menyesal karna sudah mempercayai orang itu.

Ia menatap kursi pelastik berkaki besi aluminium. Dengan penuh amarah, Laura menarik kursi itu dan melemparnya menuju jendela kaca di rumah ini.

Brakk'

Kaca itu pecah berserakan di lantai. Laura tidak perduli, ia kembali menghantam kacanya dengan kursi. Setelah yakin tidak ada kaca lagi disana, Laura langsung berjalan.

Tangan Laura melewati jendela kaca yg sudah pecah tadi. Berharap kalau sudah tidak ada penghalang, namun Laura salah. Di balik kaca jendela ternyata Bram meletakan sebuah plastik kaca yg tebal.

Kepala Laura berputar. Lelaki itu sungguh cerdas. Lihat saja, tidak ada celah untuk Laura kabur. Mulai dari pintu yg terkunci rapat. Hingga jendela yg sudah Bram lapis, pria itu memang berniat menculik seseorang.

Laura berjalan gontai menuju sofa. Ia duduk dan memegang kepala nya yg terasa pusing. Bagaimana cara ia keluar dari sini?

Laura tinggal sendiri di Manhattan, semua keluarga nya ada di Australia. Tidak akan ada yg tau kalau ia hilang kecuali sang ibu yg curiga karena Laura yg tak kunjung ada kabar.

Keluarga nya pasti sangat mengawatirkan nya. Tidak bisa!.. Laura tidak bisa terus disini. Ia harus keluar.

• KIDNAPPED •

Bram keluar dari area kampus. Menuju parkiran dengan bersiul ringan. Ia membuka bagasi dan kembali meletakan peralatan mengajar nya beserta buku.

"Bram, kami akan berpesta malam ini. Ikutlah.." ajak Stevan, salah satu guru disana.

Bram menggeleng "tidak malam ini bung. Aku harus balik cepat.."

Dony terkekeh singkat "kau ini, tidak biasanya langsung pulang." Ucap temannya yg lain

"Aku akan ke supermarket setelah ini.." Bram menutup pintu bagasi nya

K I D N A P P E D ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang