Vote and komen jangan lupa
.
.
~- HAPPY READING DEAR -~Cahaya matahari masuki jendela kamar tamu tempat Bram tertidur. Bram membuka mata nya dan mulai bangkit perlahan. Ia tersenyum kala ingatannya kembali di malam tadi dimana ayah Laura menerima lamaran nya.
Bram terasa lebih damai dari sebelumnya. Ia merasa lega karna jalanan akan mulus sampai ke acara pernikahan nanti. Yah semoga saja..
Ia bergegas kekamar mandi dan segera membersihkan dirinya. Pagi ini ia akan sarapan bersama keluarga besar, tentu Bram tidak ingin terlambat.
Setelah selesai, Bram segera keluar dari kamar tamu. Saat ingin menuju tangga, ia berhenti di depan pintu kamar Laura. Bram menatap sekeliling memastikan tidak ada orang lain selain dirinya.
Setelah ia rasa aman, Bram langsung membuka pintu kamar gadisnya yg tidak di kunci itu. Gadis penurut.. batin Bram senang
Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Dinding kamar Laura berlapis warna pink Velvet. Sangat feminim dan wangi, khas kamar gadis sekali.
Ia menatap ke arah ranjang dimana si pemilik kamar masih tertidur pulas. Ini sudah hampir pukul tujuh tapi Laura masih belum bangun juga. Bram menggeleng kepala dan berjalan menuju ranjang.
Gadis nya tertidur dengan baju tidur pendek berwarna merah marun. Celana pendek yg digunakannya tersingkap hingga lebih naik ke atas paha. Bram meneguk ludahnya susah payah..
"Sayang.. hey?" Panggilnya
Bram membaringkan tubuhnya di sebelah Laura dan membawa gadisnya masuk ke dalam pelukannya. Bram sangat merindukan Laura. Biarkan ia memeluk tubuh itu untuk beberapa menit ini..
"Hmm.." Laura membuka mata Perlahan karna ia merasa sesak
"Bram.." tegur nya
Bram tersenyum dan mensejajarkan wajahnya dengan sang gadis. Ternyata benar, kata orang wajah seorang wanita lebih cantik ketika dia bangun tidur..
"Kau cantik.."
Laura tersenyum dan kembali memeluk Bram. Ia masih perlu mengumpulkan nyawanya yg perlahan kembali. Sementara Bram sedari tadi mengelus punggung Laura yg berbalut baju tidur tipis.
"Kau tidak pakai bra?"
Laura menyengir lebar dan menatap Bram. Sementara pria itu mengumpat di dalam hati. Pantas saja sedari tadi ia merasa benda kenyal yg menyentuh dadanya, ternyata itu..
"Ayo mandi sayang, sebentar lagi kita sarapan" ucap Bram
Laura mendudukan dirinya perlahan dan merenggangkan otot nya yg kebas. Saat ingin bangkit Bram kembali menarik Laura hingga gadis itu terduduk.
Segera Bram mencium seluruh wajah Laura hingga gadis itu risih. Terakhir Bram mencium bibir Laura hingga dia rasa puas. Ciuman Bram perlahan turun ke leher dan memberi Laura tanda disana..
"Aku tidak akan bisa bebas mencium mu nanti.." ucapnya polos kala Laura memandang sebal
Laura memukul kepala Bram dengan bantal lalu berdiri "bagaimana Daren lihat nanti?" Pekiknya saat ia menjumpai tanda biru keunguan di selangka lehernya
"Tidak masalah. Bilang saja itu tanda dariku.."
Laura kembali memukul kepala Bram dan kemudian pergi ke kamar mandi meninggal kan Bram yg terkekeh di tempatnya. Bram benar, dia tidak akan bisa sembarang menyentuh Laura selama disini.. jadi apa salahnya memuaskan diri sebentar walau hanya sekedar ciuman 🌚
Laura keluar dengan dress rumah selutut nya berwarna abu-abu. Bagi Bram, Laura tampak menggemaskan hingga rasanya Bram ingin mengurung Laura di apartemen miliknya..
"Ayo turun.." panggil Laura
Bram bangkit dari kasur dan berjalan ke arah gadis itu "aku belum puas menciummu"
Laura mendelik "kita harus sarapan, Bram"
"Cium.." pinta Bram
Laura menghela nafas dan menarik kepala Bram agar mendekat. Selanjutnya Bram yg memimpin. Ia terus mencium Laura di area wajah dan bibir. Terakhir Bram menarik Laura dan memeluk nya erat..
"Aku sangat senang karna ayahmu menerima lamaranku.."
Laura tersenyum dan mengangguk "aku juga.."
"Kita akan pulang tiga hari lagi, kau tidak lupa kan?" Tanya Bram
Laura melepas pelukannya "kata ayah acara pernikahan akan dilakukan di Australia"
Bram mengangguk "aku mengerti, kita pulang dan kembali kesini untuk acara. Lalu kau ikut suami mu tinggal di Manhattan.."
Laura mengangguk mengerti, meski ia ingin tinggal di disini tapi setelah menjadi istri ia akan menurut ke suami.
Bram sadar apa yg dipikirkan Laura. Ia menarik wajah itu dan memandang nya sendu. "Kau tidak perlu khawatir, kita akan sering main kesini kalau kau ingin"
Laura berbinar "benarkah?"
Bram mengangguk "tentu. Aku tidak akan memisahkan mu dari keluarga mu, sayang"
Laura tersenyum senang dan kembali memeluk pria itu. Bram memang yg paling mengerti dirinya..
"Bisa kita turun?" Tanya Bram dan di jawab anggukan Laura. Mereka melangkah keluar kamar
"Dulu aku ingin menjadi putri raja.." bisik Laura
Bram mendekat "benarkah? Maka aku akan menjadi pangeran nya"
Setelah mengatakan itu Bram langsung membungkuk hormat dan menyodorkan lengannya untuk Laura. hal itu membuat Laura memekik senang dan langsung saja ia mengapit lengan Bram erat.
Mereka menuruni anak tangga layaknya seorang pasangan kerajaan. Laura memegang ujung dress nya seolah olah ia putri raja dan mengapit lengan sang pangeran.
Laura tertawa kecil sembari menutup mulut nya. Hari yg di awali dengan kebahagiaan..
"Kim.." panggil seseorang
Laura menghentikan langkahnya di anak tangga tengah. Matanya berbinar menatap seorang lelaki tampan nan tegap yg sekarang sedang berdiri di bawah tangga.
"Al!..." Teriaknya keras
Langsung saja Laura melepas lengan Bram dan berlari ke arah pria itu. Ia tersenyum senang dan segera menubrukkan badannya memeluk si pria hingga pria bernama Al itu oleng dan hampir terjungkal ke belakang.
Bram masih mematung di tempatnya. Kejadian tadi sangat cepat hingga dia tidak bisa mencegah tindakan Laura. Gadis nya bahkan melepas lengannya dan berlari ke arah pria yg sialnya tampan itu..
Terlebih pria itu memanggil Laura dengan nama kim. Apa apaan itu! Apa itu nama panggilan khususnya untuk gadisnya?
Bram meremat tangannya geram. Melihat senyum dan mendengar tawa mereka membuat Bram naik pitam. Katakanlah sekarang Bram cemburu, milikinya tidak boleh di sentuh yg lain selain dirinya.
• KIDNAPPED •
Double nihh..
Asekkk...Sapa tu Al?🤔🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
K I D N A P P E D ✓
Mystery / Thriller= C O M P L E T E = Takdir tidak akan salah. Jika sudah di tetapkan maka akan sulit di rubah. Bram tertarik dengan satu wanita yg berhasil memaku pandangan nya di sebuah cafe. Sayang saat itu sang wanita sudah memiliki kekasih. Pertemuan yg tidak di...