BAB II. GADIS KECIL TANPA PERASAAN 1

256 90 159
                                    

{Cobalah dengarkan lagu di atas untuk menambah feel sebelum membaca}
×××××××××××××××××××××××××××××××××××××

[ Apa yg terjadi di dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka. Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun. Bila terjadi kesalahan selama penulisan, bisa langsung beri komentar di kolom yang sudah disediakan ya. Dan aku minta maaf bila terjadi persamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya. Sekian dan terimakasih. ]

#Sudah Direvisi

______________________________________________

"Andaikan aku sama seperti anak-anak yang lain, mungkin hidupku tidak akan pernah se-dramatis ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andaikan aku sama seperti anak-anak yang lain, mungkin hidupku tidak akan pernah se-dramatis ini."


Sabtu, 18 Juli 2009.

Jeongseon, provinsi Gangwon, Korea Selatan.

" KMA telah merilis pernyataan barunya terkait prediksi cuaca ekstrim yang akan melanda sebagian besar wilayah Korea Selatan, terkhususnya di wilayah yang berdekatan dengan daerah pegunungan.

Menurut perkiraan, hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin akan mulai berlangsung pada sore hari ini. Oleh karena itu, warga diminta untuk tidak keluar rumah sementara waktu, dan tetap bersiaga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih bagi wilayah yang berada di daerah rawan tanah longsor. Sekian informasi pagi dari BHK News, terimakasih."

Seperti biasa televisi selalu mengeluarkan berbagai berita terkini. Dan pagi ini, pria dewasa itu tampak begitu serius menonton sekaligus mendengar isi dari berita yang terpapar jelas di layar televisi bekas milik keluarga kecil tersebut.

Krekk!

Pintu kamar bercat merah muda terbuka setelah berita itu selesai.
Muncul dari dalam seorang gadis kecil dengan memakai seragam biasa yang akan segera digunakannya selama pergi ke sekolah.

Belum sempat mengeluarkan kata-kata, pria dewasa itu seketika bangkit dari kursi rotan yang menghadap televisi, ia berjalan mendekati gadis kecil itu dan berkata.

"Putri ayah cantik sekali pagi ini. Harum lagi, sudah nggak sabar ya masuk sekolah?"

"Iya."

"Yasudah kalau begitu pergi sarapan sana, ayah sudah masakin nasi goreng spesial untukmu."

"Makasih banyak ayah."

Tanya nya sekali lagi, "Oh ya, ayah nggak ikutan sarapan juga bareng aku?"

"Nggak sayang, putri ayah sarapan sendiri ya pagi ini."

"Kenapa?"

"Karena ayah harus cepat-cepat berangkat kerja hari ini,"

"Kalau gitu kenapa ayah masih belum berangkat kerja sampai sekarang?"

ALTER EGO  [END] [HASIL GABUT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang