BAB XV. JIWA DAN HATI YANG TERLUKA

98 52 89
                                    

{Cobalah dengarkan lagu di atas untuk menambah feel sebelum membaca}
×××××××××××××××××××××××××××××××××××××

[ Apa yg terjadi di dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka. Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun. Bila terjadi kesalahan selama penulisan, bisa langsung beri komentar di kolom yang sudah disediakan ya. Dan aku minta maaf bila terjadi persamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya. Sekian dan terimakasih. ]

#Sudah Direvisi

______________________________________________

“Aku bagaikan Robot, yang senantiasa diatur sesuka hati mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku bagaikan Robot, yang senantiasa diatur sesuka hati mereka.”

  Khusus untuk bab ini, aku ingin menceritakan sebuah kisah kehidupan yang mungkin bisa kita lihat sendiri di kehidupan nyata.


Pernah di tahun 1980, hiduplah sebuah keluarga hebat yang dikenal akan kejeniusannya. Davain Alexander, ialah nama pemimpin keluarga itu, sekaligus kakek kandung Peter, Davain Peter.

  Tentu saja, lahir dalam keluarga yang sehebat itu bukanlah satu hal yang mudah. Karena ibunya yang merupakan putri satu-satunya dari keluarga Alexander, Peter pun diwajibkan untuk belajar segiat mungkin demi mendapatkan posisi sederajat dengan sepupu-sepupunya yang lain.

Sanggup kah aku menjalani kehidupan seperti ini?
  Itulah pertanyaan yang selalu terngiang di benaknya Peter.
Sejarahnya Peter itu belum pernah merasakan bagaimana rasanya Hangout bareng teman-temannya, mabar sama teman-teman, atau mungkin merusuh di media sosial.

  Keseharian yang ia jalani hanyalah belajar, belajar, belajar dan belajar. Apapun akan dilakukan ibunya supaya putra sulungnya itu bisa mendapatkan posisi lebih tinggi dari siapapun, termasuk sepupu-sepupunya dari keluarga ibunya.

Memang sih hasilnya tidak mengecewakan, tapi apa mungkin Peter menghabiskan masa mudanya hanya untuk belajar saja? Hahaha mustahil, kan?

Sesuai nama keluarga ibunya, ia diberi nama Davain Peter, atau sering dipanggil Peter. Ia memiliki seorang adik laki-laki bernama Davain Sandry. Adiknya lebih muda 3 tahun darinya.

  Kejeniusan Sandry juga jauh lebih hebat dibanding Peter. Oleh karena itu, ibu mereka selalu membanding-bandingkan Peter dengan adiknya itu, bahkan tidak hanya itu saja, kasih sayang untuk mereka juga dibedakan. Contohnya, Sandry yang diberi jadwal sarapan lebih awal dari Peter, Sandry lebih mempunyai banyak waktu kosong dibanding kakaknya, dan proses belajarnya juga tidak seketat yang dilakukan ibu mereka terhadap Peter.

  Padahal kalau dilihat dari usia, Peter lah yang berhak mendapatkan semua itu.
   Sekeras apapun Peter belajar, sang ibu tidak pernah sekalipun menghargai hasil kerja keras putra sulungnya itu.
Bahkan sang ibu juga tidak pernah memperdulikan bagaimana kondisi Peter selama ini. Sang ibu hanya berpikir bahwa kedua putranya harus bisa sejenius dirinya dan keluarganya.

ALTER EGO  [END] [HASIL GABUT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang