{Cobalah dengarkan lagu di atas untuk menambah feel sebelum membaca}
×××××××××××××××××××××××××××××××××××××[ Apa yg terjadi di dalam cerita ini hanyalah fiksi belaka. Tidak ada maksud untuk menyinggung pihak manapun. Bila terjadi kesalahan selama penulisan, bisa langsung beri komentar di kolom yang sudah disediakan ya. Dan aku minta maaf bila terjadi persamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya. Sekian dan terimakasih. ]
#Sudah Direvisi
______________________________________________
“Senyumanmu menyerupai rembulan yang menerangi langit hitam. Penuh bersinar namun memudar begitu cepat.”
Sama seperti prediksi cuaca di berita tadi pagi, tepat di jam 15.35 hujan deras mengguyur seluruh daerah yang ada di kabupaten Jeongseon, provinsi Gangwon, Korea Selatan.Sesekali di giringi dengan suara gemuruh sekaligus hembusan angin yang cukup kuat, ternyata mampu menghambat jam pulangnya kedua murid yang baru saja memasuki masa sekolah dasar hari ini.
Mereka adalah Rion dan Lani. Kedua nya merupakan murid yang berada di kelas berbeda.
Pertemuan dua anak kecil itu baru saja bermula di pagi harinya.
Seperti yang sudah kalian baca di bab sebelumnya, mereka berdua adalah sepasang anak kecil yang berasal dari alur kehidupan yang sangat jauh berbeda.
Oleh karena itu, apakah yang akan terjadi di antara mereka setelah hari ini berlalu?Sejenak Rion memandang plester berkarakter pororo yang ada di atas telapak tangannya.
“Aneh, kenapa tiba-tiba dia ngasih aku plester? Memangnya aku ada luka ya?” heran nya sedikit memiringkan kepalanya sendiriNamun rasa heran itu tidak bersarang terlalu lama dalam dirinya, selesai melihat lampu lorong yang mati di atasnya, dengan cepat ia membalikkan badan dan pergi menuju posisi Lani yang masih berdiri di depan pintu.
Suasana tegang begitu terasa ketika dirinya telah berdiri tepat di samping kiri Lani.
Hampir 2 menit tidak ada suara yang keluar di antara mereka.Hingga akhirnya dengan penuh keberanian, Rion pun mencoba untuk membuka percakapan bersama gadis seumurannya itu.
“Kau..makasih ya,” ucapnya terbata-bata
Lani memandang wajah Rion tanpa ekspresi. Tak sampai semenit, pandangan itu di alihkannya lagi ke arah halaman depan sekolah.
“Umm.. aku mau minta maaf kar’na sudah mengira dirimu itu hantu.” ucap Rion lagi. Sedikit gugup.
“Penakut.” gumam Lani cukup kuat
“Apa katamu?”
“Kau, penakut.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO [END] [HASIL GABUT] ✓
Mystery / ThrillerSetelah kamu membaca seluruh bagian cerita ini, mampukah dirimu menentukan siapa pembunuh yang sebenarnya? Semoga sukaa yaa😗 Maaf sebesar-besarnya kalo ada banyak typo di beberapa bagian hehehe, maklum ngerjainnya di masa" gabut dan sengaja gak di...