Fitnah

2.9K 297 17
                                    

Selamat membaca












Arthur hanya tiduran saja didalam kamarnya. Tidak melakukan apapun, memejamkan mata dan mengosongkan pikirannya untuk waktu yang lama. Membayangkan apa yang harus ia lakukan kedepan.

Haruskah ia kabur?atau ia tinggal saja ke rumah nenek olivia?yang jelas papanya tidak akan menyetujuinya.

Tidurnya tidak lagi nyenyak seperti dulu. Pikirannya tidak lagi tenang seperti dulu dan semuanya tidak lagi seperti dulu. Rasanya aneh disaat hari kecelakaan, hana muncul sebagai istri papanya.

Arthur pun keluar dari kamarnya, pas sekali ia berpapasan dengan keluarga bahagia yang menyantap makan malam dengan canda tawanya.

"arthur, sini makan malam bersama!" ajak jordan yang nampak baik-baik saja saat sore tadi habis menampar wajah anaknya.

Namun bukan menghampiri meja makan. Arthur memilih menuju para pembantu,meminta untuk dicarikan saleb memar karena luka memar di pipinya semakin sakit.

Melihat itu Jordan kembali teringat saat ia menampar arthur dengan sangat kencang. "kamu mau makan nak?" tawar hana saat arthur melewati meja makan lagi.

Arthur terhenti menatap makanan dimeja itu. Dulu saat masih hidup, setiap makan malam. Hanya ia dan diana saja. Papanya tidak pernah menemaninya makan malam karena sibuk. Dan sekarang bahkan papanya menemani dua putra kesayangannya makan dengan canda tawa.

Arthur mendecih tak suka. "kalau tante diajakin makan sama orang yang sudah hancurin kebahagiaan, apa tante mau?" hana terpaku, arthur selalu menolaknya dengan halus ataupun tajam.

"heh sean!saga!lo tau gak?kalau orang tuanya buat dosa. Biasanya karmanya berimbas sama anaknya. Kasihan ya lo berdua.." ucap arthur dengan sangat berani lalu meninggalkan mereka. Lalu arthur masuk lagi ke kamarnya dengan bantingan keras.

"jangan masukin hati omongan arthur ya, anak itu sedang khilaf saja. Suatu hari dia pasti mau makan sama kita kok.." ucap hana menetralisir keadaan.

Namun bagi sean, arthur adalah perusak bahagianya. Hanya arthur orang yang mampu menjatuhkan mamanya sejatuh-jatuhnya. Jika memang arthur menginginkan permusuhan maka akan sean kabulkan.

"aku mau belajar.." sean menyudahi makannya,nafsunya sudah hilang karena arthur. Sementara saga, dia menjadi pihak yang cuma bisa diam saja.

Saga sadar diri, karenanya arthur seperti itu. Jadi saga tidak punya keberanian dan alasan untuk menyalahkan arthur. Apa salahnya?sejak awal arthur hanya korban dari keegoisan mamanya.

☁☁☁

Pagi ini Arthur sedang menyalin catatan di ruang kelasnya. Sebenarnya mikael sudah menawarkan diri untuk menuliskannya namun arthur menolak.

Pagi ini cukup aneh. Semua siswa lebih tertarik dengan hpnya daripada bergibah atau pergi ke kantin untuk bolos ataupun makan. Begitu juga dengan mikael.

"ada apasih?" tanya arthur pada mikael apalagi ditambah siswa-siswa mulai berbisik dan menatapnya tajam.

Mikael bingung haruskah ia memberi tahu akan hal ini. Tapi sepertinya lebih baik arthur tau darinya daripada ia tau dari mulut orang lain. Mikael memberikan ponselnya dimana ada sebuah grup whattsap yang menyebarkan gosip.

Arthur Agler Herjuno, kelas 11 ipa2. Anak seorang pelakor yang mati bunuh diri......

Arthur meremat hp itu begitu kencang. Berita itu sangat melenceng dari fakta yang ada. "siapa yang kirim?" tanya arthur.

ArthurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang