pertemuan kembali

2.4K 263 7
                                    

Selamat membaca



















"selamat ya.." ucap arthur pada davychi dan dibalas pelukan pada yang lebih muda itu. Davychi terlihat senang dengan kehadiran arthur, setelah duka yang dialami oleh arthur.

"maaf ya, ga bawa hadiah." ucap arthur karena memang ia tidak sempat membeli hadiah.

Davychi menggeleng dengan senyumannya. "gapapa, kamu datang aku sudah bahagia.." jawabnya. Bahkan davychi menawarkan kue pada arthur, dengan ramah arthur menerimanya.

Juga ada dasha dan yang lainnya senang dengan kedatangan arthur. Namun saat datang sean dan saga mereka menjadi agak sunyi.

"nih kita kesini cuma mau kirimin hadiah dari mama kita. Selamat ulang tahun ya.." meskipun davychi tidak dekat dengan dua saudara tiri arthur, davychi tetap menghargai niat dan pemberian mereka.

"makasih ya. Nikmatin pestanya.." sambut davychi. Sementara arthur duduk dan memojok. Memilih diam melihat saga dan sean yang berusaha dekat dengan anak remaja lainnya.

Tiba-tiba saja mikael dan azarel menghampirinya. "ada masalah ya?" tanya mikael yang merasakan kesedihan arthur. Terlihat jelas dengan raut wajah dan auranya. "ga ada." jawab arthur. Namun azarel menepuk pundaknya.

"mas jangan disembunyiin, pasti ada masalah kan sama tante hana?" azarel memang selalu tepat dalam menebak masalahnya. Susah untuk berbohong dihadapan azarel.

"cincin nikah mama dibuang sama tante hana. Lucunya papa ga marah sama sekali." ucap arthur terkekeh, menertawakan kejadian tadi yang menurutnya sangatlah tidak adil. Tetapi mikael dan azarel justru bereaksi sebaliknya, kedua saudara itu marah dan kesal jadi satu.

"om jordan tuh kenapa sih?heran masa iya karena cinta langsung jadi bego begitu dia." maki azarel dimana mulutnya langsung digaplok oleh mikael. "mulut bisa dijaga gak?mulus banget kalau maki orang." ucap mikael takut saja ada yang mendengar ucapan adiknya.

"iya maap mas, emosi akutuh!!" geregetannya azarel.

"sabar ya ar, mungkin jalan tuhan seperti ini." mikael mencoba menguatkan arthur lewat usapan halus dilengan arthur.

Arthur hanya mengangguk. Meski ia sedang mencoba mengiklaskan dua barang itu. Arthur hanya ingin berserah saja pada Tuhan. Mungkin akan ada hikmah atas ini.





⛅⛅⛅

Dasha nampak senang saat seseorang yang sedari tadi ia tunggu dengan sangat tidak sabar. Seseorang yang sudah lama tidak berjumpa kini mereka akan bertemu.

"hai sha..." sapa lembut seorang pria yang seumuran dengannya. Seseorang berwajah tampan walaupun sudah tidak muda lagi. Seseorang yang sangat berarti dalam masa mudanya dulu.

"gila!! Udah 6 tahun ga ketemu, kangen!!!" seru dasha sambil memeluk pria itu. Eitt,,dia bukanlah suami dasha.

"mah, om ini siapa?" tanya davychi yang tidak familiar pada pria yang disambut heboh mamanya. Pria yang dimaksud itu tersenyum manis pada davychi sebagai bentuk sapaan.

"sayang, kenalin dia teman SMA mama dan tante diana. Om Dion namanya.." ucap dasha memperkenalkan putrinya pada dion,sahabatnya. Tentu saja davychi membalas perkenalan itu dengan baik.

"aku davychi, salam kenal ya om dion."

Setelahnya dion menikmati sedikit makanan yang dibawakan oleh dasha. Mata kepalanya entah kenapa sibuk mencari seseorang yang sangat ingin ia lihat. Yang sedari tadi ia lihat hanya anak muda teman davychi.

"das, hm...kemana diana?" tanya dion dengan wajah bingungnya. Padahal dion sangat ingin bertemu dengan diana dan anaknya itu.

Begini, Dion adalah seorang Dokter di Singapore yang tahun ini lisensi kerja ia pindahkan ke Jakarta. Setelah lulus sma, dion memutuskan kulian di singapore dan mengejar impiannya menjadi dokter disana.

Mendengar pertanyaan dari dion membuat dasha sempat terdiam untuk sesaat. Tidak sanggup untuk menyampaikan kabar buruk itu. Tidak sanggup membuka luka yang sedang ia usahakan untuk pulih.

"di-diana, dia...dia baru saja meninggal beberapa hari yang lalu." dengan terbata dan keringat dingin, dasha mengucapkan itu. Membuat ekspresi wajah dion menjadi tidak bereaksi. Bahkan tangan dion yang sedang mengecek jamnya jadi terhenti.

Hingga kemudian mata mereka saling menatap dengan serius. "kenapa?bagaimana bisa?"

Dasha menarik nafas dalamnya. Mengumpulkan kekuatan untuk menceritakan semuanya lebih detail lagi. "dia terlibat kecelakaan."

Tanpa izinnya, air mata menetes dari pelupuk mata tajam dion. Diana bukan hanya seorang sahabat, diana adalah mantan terindahnya. Tentu kabar duka ini membuat luka menyakitkan dihati seorang duda sepertinya, rasa kehilangan sebagai sahabat dan cinta pertama.

"lalu bagaimana dengan arthur?"

Dan fakta lainnya adalah Dion adalah dokter khusus yang menangani arthur selama 4 tahun saat arthur mengidap kanker darahnya.

"kamu bisa lihat keadaannya, sehancur apa dia." ucap dasha lalu matanya menunjukkan ke arah dimana arthur sedang duduk sendirian bersama kue yang bahkan tidak ia sentuh sedikitpun.

"dia sudah tumbuh besar sekarang.." ucap dion dengan lirih, ia ingat dulu saat dimana arthur kecil selalu menangis mengadu sakit pada sekujur tubuhnya.

"sembuhkan ia,pulihkan ia lagi, kumohon..." dasha menumpahkan bulir beningnya. Mengingat lagi kesedihan akan diana yang mungkin takkan bisa pulih sampai kapanpun.

"aku bukan tuhan. Aku tidak tahu apa maksud tuhan memisahkan diana dengan arthur. Ini mendadak bagiku, kesedihan ini menghantam sangat diriku sha.." ucap dion parau.

"diana mati-matian menghidupkan anaknya, menghidupkan peran sebagai ibu juga ayah serta teman. Siapa sangka diana juga yang akan mematikan anaknya tanpa pertanda atau salam perpisahan." lirih dasha, dasha ingat sekali bagaimana hancurnya arthur dihari pertama kematian diana. Bagaimana hancurnya anak itu saat melihat diana sudah terbujur kaku tanpa nafas dan genggaman hangat.

M

ereka kemudian fokus kembali ke masing-masing. Rasanya tidak kuat menatap arthur dalam pandangan luka. Terlalu sakit.
"lalu bagaimana sama Jordan?" dan saat nama jordan tersebutkan, dasha tidak bisa menahan kekesalannya.

"dia menikah lagi sama selingkuhannya. Hell! Nambahin luka buat arthur.." jawab dasha. Dion terkejut, sebegitu teganya jordan pada diana juga arthur.

Sebenarnya dion tidak terlalu terkejut juga. Karena semasa di singapore dulu diana sudah terlebih sedih, diana sudah tau lebih jauh tentang perselingkuhan jordan dengan hana. Bayangkan, diana sudah berusaha tegar demi menguatkan arthur melawan kanker diusia kecilnya tiba-tiba saja ia tahu bahwa suaminya tengah enak-enakan selingkuh tanpa memikirkan putranya.

Diana selalu sendiri, berjuang dan menguatkan sendiri.

Sudah pasti perasaannya hancur, dan hebatnya ia harus menutupi perselingkuhan itu dihadapan arthur saat arthur membahas atau menanyakan jordan. Fokusnya hanya satu, anaknya mampu bertahan dan sembuh. Diana tidak memikirkan bagaimana perasaan arthur dimasa depan saat tahu ia dibohongi.

Dion meringis mendengar semua cerita dari dasha tentang kehidupan arthur selama ini. Arhur yang kehilangan rona dan warna dalam jiwa. Arthur yang berubah sendu dan kelabu, Arthur yang selalu pucat tanpa binar dalam netranya.



























Bersambung

ArthurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang