Air mata pilu

2.2K 237 8
                                    

Selamat membaca








Arthur berangkat pagi-pagi sekali hari ini. Hari ini juga ia tidak bersama anne dan refal. Ia bilang ia akan menaiki bus atau taksi online saja nanti. Sekarang tujuannya adalah ke tempat petshop cecilia untuk menitipkan prince.

"wow hari ini lo tepat waktu ya." ujar cecilia yang bahkan baru membuka petshopnya. "gw bisa terlambat sekolah kalau ga buru-buru."

"iya sini princenya.." sebelum memberi princenya pada cecilia, arthur mengelus dan menciumnya dahulu. "jangan merepotkan lia ya.." ujar arthur pada anjingnya itu.

"omg, jarang banget gw lihat lo lembut begini. Momen langka."

"lebay!"

Lalu setelahnya arthur pamit menuju sekolah dengan busway. Di busway arthur hanya melamun menunggu sampai di depan halte sekolahnya. Dalam pikirannya terlintas banyak ide dan rencana akan masa depannya. Kehidupan baru tanpa bayang-bayang nama keluarga.

Sebenarnya arthur itu lingkup pertemanannya sangatlah luas. Ia bisa saja menghubungi satu-satu temannya untuk dimintai tolong cari kerja. Ah,,mungkin ia akan menghubungi salah satu nanti.

Bus yang ia naiki telah sampai. Arthur turun ke dan tak sengaja ia berpapasan dengan seseorang yang kini menatapnya sendu.

"....papa minta waktu..", arthur merutuki dirinya, kenapa tadi ia tak lari saja. Kenapa ia harus melambatkan jalannya. Arthur berbalik dan matanya bertabrakan dengan mata sang papa. Menjeratnya sangat dalam.

"Jika itu perihal hana dan anak-anaknya, aku tidak mau mendengar." arthur mencoba menghindari kontak mata dengan papanya itu, berusaha cukup tenang.

"kamu sekarang tinggal dimana?" tanya jordan.

"ditempat, dimana aku merasa tenang tanpa pengkhianatan."

Mereka berdua menarik perhatian para siswa yang baru saja datang. Mereka berbisik, diam-diam memaki dan pergi dengan tatapan menghakimi melihat mereka berdua.

Jadi itu ayahnya yang bejat? Apa wanita yang kemarin adalah pelakornya ya???

Orang kaya punya banyak topeng wajah ya

Tidak punya martabat dan rasa malu!

Si kembar mana?seru kalau anak pelakornya juga ikut

Gw kalau jadi arthur milih kabur atau bunuh diri ya?

Mamanya ga bunuh diri, mungkin mamanya disingkirin sama pelakornya..hahahahah

Hahahahahahahaha




Arthur melipat tangannya didepan dada. Menarik nafas sebentar dan menatap lurus ke arah jordan.

"pah, aku butuh rumah." ujar arthur, jordan tertegun mendengarnya. "bukan rumah untuk meneduh, aku butuh arti rumah yang sesungguhnya."

"papa ga mengerti maksud kamu." tuturnya pelan.

Arthur menjatuhkan tangannya, berjalan mendekat ke arah jordan. Membisikkan kata-kata yang merasuk dan menghancurkan pikiran jordan seketika. "aku tau papa masih sayang sama aku, maka aku kasih papa kesempatan. Yaitu pilih aku atau tinggalkan hana dan anak-anaknya."

Jordan terdiam sangat lama. Arthur menarik senyumnya dan itu merupakan sebuah jawaban untuknya. "ya kau jelas memilih hana. Tak masalah, aku juga tidak sudi dipilih olehmu.." lalu arthur pergi masuk ke sekolah meninggalkan jordan di gerbang depan, mematung seorang diri..

Saat sampai ditengah lapangan, arthur melihat sekumpulan para siswa. Mereka membully saga dan sean dengan melempari mereka air kotor, terigu dan sampah kelas mereka sambil memaki. Arthur meringis melihat perlakuan itu. Hatinya serasa tercubit. Bukan karena ia kasihan pada dua saudara tirinya itu, melainkan karena dunia baru saja memperlihatkannya sedikit kekejamannya.

ArthurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang