Bab 4 (Kontrak dan Pernikahan)

20.7K 4.1K 359
                                    

Haiii aku udah sampai di Samarinda dengan selamat... makasih banyak doanya yaa.... Woww sampai di Bab 4 juga nih... jangan lupa yaaa VOTE KOMENNYA..... yang buanyakkkkk muwaahhhh


Bab 4

-Kontrak dan Pernikahan-


Pulau pribadi itu tampak sangat indah dan asri. Terletak ditengah-tengah laut. Annora bisa melihatnya dengan jelas dari atas saat dirinya masih berada di atas helikopter tadi. Kini, saat dirinya sudah turun dari helikopter, dirinya segera dibimbing oleh Gavin menuju ke sebuah bangunan yang lebih cocok disebut sebagai kastil.

Rupanya, di sana sudah ada beberapa orang yang lalu lalang, tampak menyiapkan sesuatu. Langkah Gavin terhenti ketika melihat sosok Axel di hadapan mereka dengan Audrey yang tampak menyambut kedatangan mereka.

"Hei, kau baik-baik saja, bukan?" tanya Audrey pada Annora. Annora hanya bisa menganguk patuh.

"Lebih baik kau menunjukkan kamar untuk tempat istirahat Annora, karena pernikahan mereka akan dilakukan nati sore." Pangeran Axel yang yang membuka suaranya, membuat Annora dengan spontan mengangkat wajahnya lalu menatap Gavin seketika.

Gavin tampak mengangguk hormat masih dengan wajah datarnya. Hal itu benar-benar membuat Annora kesal. Tidak bisakah pria ini sedikit menunjukkan ekspresinya? Marahkah? Sedih? Atau kecewa dengan keputusan Sang Pangeran?

Belum sempat Annora membuka suaranya, Gavin sudah meraih lengannya kemudian menyeretnya meninggalkan Axel dan Audrey, menuju ke sebuah lorong lalu masuk ke dalam sebuah ruangan. Ruangan itru rupanya cukup besar, dangat bagus karena tampak baru saja dihias. Kenapa? Untuk menyambut pernikahannya?

Masih dengan diam, Annora mengikuti Gavin memasuki ruangan tersebut. Pria itu menutup pintu di belakangnya kemudian menguncinya. Gavin masih diam ketika pria itu melepaskan jas hitamnya menampilkan kemeja putihnya yang tertutup dengan sebuah rompi lengkap dengan pistolnya.

Annora menelan ludah dengan susah payah, tak tahu entah kenapa dia merasa terpengaruh dan sedikit takut dengan penampilan Gavin tersebut.

"Kau tahu, sebenarnya hari ini adalah hari terburuk yang pernah terjadi dalam hidupku." Gavin berkata dengan kesal.

"Karena, kau akan menikahiku?"

"Ya."

"Kau bisa menolaknya."

"Tak ada yang bisa menolak keinginan calon raja." Jawab Gavin cepat. Gavin lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Annora, lalu dia mulai membuka suaranya lagi. "Jika aku menolaknya, maka sesuai protokol kerajaan, kita berdua akan dikeluarkan dari istana. Kau, akan kembali ke panti asuhanmu itu dan menjadi orang tak berguna di sana. Sedangkan aku, tentu saja aku tak ingin dikeluarkan dari istana saat ini. Pangeran Axel sudah seperti sahabatku sendiri, dan ketika dirinya masih memiliki banyak musuh, aku tidak akan meninggalkan dia atau mempercayakan dia pada siapapun."

"Tapi... kau akan hidup terikat denganku."

"Siapa bilang? Tentu saja pernikahan kita tak seperti pernikahan kebanyakan. Aku memiliki beberapa aturan yang harus kau patuhi."

"Aturan seperti apa?" tanya Annora kemudian.

Gavin menatap Annora dengan mata tajamnya, kemudian dia meraih tas yang tadi dia bawa, membukanya lalu mengeluarkan sebuah map dari sana. Dia menyodorkan map itu pada Annora dan Annora mulai membacanya.

"Pada dasarnya, pernikahan ini adalah perintah kerajaan melalui Pangeran Axel. Dia sudah menyiapkan semuanya, dan aku menambahkan beberapa aturan di sana. Ya. Itu kontrak pernikahan kita."

The Bodyguard's Virgin GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang