Bab 7 (Bersama Pelayan Baru)

21.7K 4.2K 354
                                    

"Bagus. Karena jika kau menumbuhkan sesuatu di dalam sana. Maka akan kupastikan bahwa aku tak akan bertanggung jawab jika kau hancur karena perasaanmu sendiri." Lanjut Gavin sebelum pria itu pergi meninggalkan Annora di dalam kamarnya.

Annora menghela napas panjang. Dadanya terasa sesak, hingga membuat Annora mengusapnya perlahan. "Aku cukup tahu diri, tidak akan ada yang tumbuh di sini. Karena aku mengerti dimana posisiku seharusnya berada..." lirih Annora.

*************************

Bab 7

-Bersama Pelayan Baru

Siang itu juga, mereka sampai di area istana. Gavin segera mengajak Annora dan membawa barang-barang Annora ke rumahnya. Dia sudah merubah banyak hal dan menyiapkan segalanya agar Annora betah tinggal di dalam rumahnya. Bagaimanapun juga, Gavin tak ingin Annora berkeliaran di luar rumah.

Annora sendiri tampak mengamati bangunan yang akan menjadi tempat tinggal baru untuknya tersebut. Meski ini bukan pertama kali dia menginjakkan kaki di rumah ini, tapi tetap saja, Annora merasa bahwa tempat ini sedikit berubah dengan bangunan yang dia datangi sebulan yang lalu.

"Ada masalah?" tanya Gavin saat dia mendapati Annora mengamati segala penjuru ruangan.

"Kupikir, ada yang berubah di sini?"

"Aku meminta anak buahku mengganti warna catnya kemarin." Jawab Gavin singkat. "Dan juga mengganti beberapa ruangannya. Sekarang, kamar tidur ada di lantai utama. Lantai atas kujadikan sebagai tempat penyimpanan senjata dan juga tempat latihanku. Kau tak perlu lagi naik turun tangga."

Annora mengangguk patuh.

"Di sana, ada dapur. Kau bisa memasak sesuka hatimu. Di samping dapur, ada kebun kecil, kaupun bisa menanam apapun sesukamu. Dan di sana.." Gavin menunjuk ke arah lainnya, "Ada perpustakaan kecil. Kau bisa menghabiskan waktu membaca di sana. Walau koleksi bukunya tidak selengkap perpustakaan di dalam bangunan utama." Lanjut Gavin lagi.

"Uum, apa aku boleh keluar?" tanya Annora sedikit ragu. Dia hanya takut Gavin tak mengizinkannya keluar rumah. Meski sebenarnya hal itu wajar. Mungkin Gavin malu dengan orang-orang istana karena pria ini sudah menikahi perempuan biasa-biasa saja seperti dirinya.

"Tidak. Di luar bahaya." Jawab Gavin dengan tegas. "Kau baru bisa keluar jika bersamaku."

Ya, Annora tahu. Di dalam area benteng istana ini memang banyak sekali pengawal berpatroli. Dan sedikit menyeramkan untuk Annora, mengingat tubuh mereka tinggi besar dan tegap, lengkap dengan jas hitamnya. Annora juga yakin bahwa para pengawal itupun menggunakan rompi yang berisikan pistol seperti yang digunakan Gavin.

"Jika Putri Audrey menginginkan aku ke sana, apa aku boleh datang?"

Gavin berpikir sebentar. "Putri memiliki kuasa, kau boleh datang jika dia yang meminta."

Annora tersenyum dan mengangguk. "Uum, jadi... apa aku boleh mulai memasak?" tanyanya kemudan.

Gavin mengangkat sebelah alisnya. "Apa kau tidak lelah? Kau bisa beristirahat. Aku ada pekerjaan sampai sore."

"Baik, aku akan istirahat dulu. Kau, Uuumm, akan pulang jam berapa?" tanya Annora lagi.

"Tidak pasti, jika Pangeran sudah tidak ada keperluan di luar bangunan utama, maka aku bisa pulang."

"Apa yang ingin kau makan nanti malam?" tanya Annora kemudian.

Gavin berpikir sebentar. "Apapun yang ada di meja akan kumakan."

Annora mengangguk. "Baik." Ucapnya sembari mengusap tengkuknya, "Kalau begitu, aku istirahat dulu." Lanjut Annora sembari masuk ke dalam sebuah kamar yang tadi ditunjuk oleh Gavin.

The Bodyguard's Virgin GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang