Bab 3 (Pengakuan dan Hukuman)

22.6K 4.3K 350
                                    

VOTE KOMEN jangan lupa yakkkkk  Btw, ini aku lagi di parkiran pelabuhan Tanjung Perak lohhh.... nungguin kapal. aku mau balik ke samarinda, jadinya mungkin dalam 3 hari kedepan aku nggak akan update karena masih ada di dalam perjalanan. doain selamat sampai tujuan yaa... muwaahhhhh

Bab 3

-Pengakuan dan hukuman-

Semua yang ada di dalam ruangan itu terkejut bukan main ketika mendapati pengakuan Gavin yang tak masuk akal itu. Annora sendiri bahkan tak percaya jika Gavin akan mengucapkan kalimat seperti itu padanya.

"Gavin? Kau?" Axel akhirnya bisa membuka suaranya, meski dia masih tampak shock dengan apa yang dia dengar.

Pernyataan dokter tadi saja masih meninggalkan keterkejutan yang amat sangat, ditambah lagi pengakuan tiba-tiba yang keluar dari bibir Gavin. Sungguh, hal ini membuat Audrey dan Axel semakin shock.

"Ya. Saya, Tuan." Jawab Gavin masih dengan memasang wajah datarnya.

"Ann, apa benar yang dikatakan Gavin tadi?" kali ini Audrey bertanya pada Annora. Sedangkan Annora hanya bisa menunduk seperti orang yang tampak kebingungan. Apa dia harus mengaku atau tidak.

"Ikut aku keluar." Axel akhirnya meminta Gavin untuk mengikutinya keluar ruang inap Annora. Dengan patuh, Gavin menuruti perinta atasannya tersebut. Dia mengikuti langkah kaki Axel hingga keduanya menuju ke sebuah lorong tak jauh dari ruang inap Annora.

"Katakan bahwa apa yang kau katakan tadi adalah kebohongan semata." tuntut Axel pada Gavin.

"Saya berkata jujur, Tuan." Gavin masih kukuh pada pendiriannya.

"Tunggu dulu, kau meniduri pelayan istriku? Kapan? Dimana? Apa kau gila? Jika ini didengar oleh orang lain, maka kau bisa kehilangan kehormatanmu di dalam istana." Axel mengecam tindakan ceroboh yang dilakukan Gavin. Selama ini, dia mengenal Gavin adalah sosok yang sangat memperhitungkan apapun yang akan pria itu lakukan. Tapi kini....

Axel masih tidak percaya bahwa Gavin dan Annora memiliki hubungan yang romantis seperti sepasang kekasih. Karena Gavin hampir selalu bersamanya kecuali waktu istirahat malam. Begitupun dengan Annora. Perempuan itu juga selalu berada di sisi Audrey, dan Annora adalah gadis muda yang polos bahkan Audrey saja sudah menganggap Annora sebagai adiknya sendiri saking polos dan lugunya gadis itu. Tak mungkin jika tiba-tiba Gavin dan Annora menjalin hubungan romantis sebagai sepasang kekasih tanpa sepengetahuan Axel ataupun Audrey.

"Saya tidak berbohong tentang saya menidurinya. Tapi, saya berbohong tentang hubungan kami, demi Putri Audrey yang tampak begitu menyayangi Annora."

Axel menganggukkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan ternyata benar. "Well, sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi diantara kalian."

Gavin menelan ludah dengan susah payah sebelum dia mulai membuka suaranya. "Malam ketika Saya menemani Pangeran Axel minum satu bulan yang lalu. Saya membawa perempuan itu masuk ke dalam rumah dan melakukan hubungan badan di sana."

"Oke, jadi itu cinta satu malam? Setelahnya, apa yang terjadi,"

"Tidak ada, Tuan. Karena kami sepakat untuk melupakannya."

"Kau yakin bahwa itu milikmu? Maksudku, kau tak mungkin menidurinya tanpa pengaman, bukan?" tanya Axel sekali lagi.

"Maaf, Tuan, saya ceroboh malam itu. Tidak ada pengaman, dan saya yakin Annora juga tidak menggunakan apapun, mengingat dia masih perawan dan polos."

Axel mendesah panjang, dia masih berjalan mondar-mandir sembari memijit pelipisnya. "Oke. Apa ada seseorang yang tahu tentang hal ini?" tanya Axel lagi.

The Bodyguard's Virgin GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang