• 30

3.1K 398 129
                                    

Partynya udah berakhir, dan sekarang waktunya buat unboxing kado kado besok, kadonya masih sama mas dokter katanya dibawain besok sekalian jadwal periksa

"Kok telpon kamu ngga aktif, keluar rumah ngga bilang bilang, pulang malam lagi, kamu tau ngga kondisi kamu itu lagi hamil sekarang"

Kesel ngga lu dengernya? Gue sih pengen banting banting barang

".. bisa ngga kita ngga usah berantem" gue menghela nafas

"Kamu tu seharusnya tau minjoo, makanan dari luar aja ngga aku bolehin. Ini malah seenaknya keluar"

"Apa apaan sih bin, ini jatuhnya malah berlebihan. Apa ngga sekalian aja kamu rantai aku biar ngga bisa kemana mana "

"Kamu tu kalo ngga dibeginiin ngga bisa, liat sekarang, lagi hamil gede gini aja bisa bisanya kelayapan sampai malam. ini kenapa aku bilang biar hak asuh anak jatuh ke aku. Pas hamil gini aja kamu ngga becus, gimana ntar ngurus anak"

"Apa kamu bilang?" Dia bisa bilang kalimat itu dengan enteng, namun bagi gue efeknya kaya ditujam seribu pisau

"Gimana lagi cara jelasin ke kamu biar kamu ngerti"

"Terserah kamu deh bin, emang kayanya kamu yang paling becus, aku ini yang paling ngga becus apalagi kalo ngurus anak" Emosi gue emosi!!

kemudian gue pergi meninggalkan soobin yang masih ingin melontarkan kata katanya

"Minjoo" lihat , setelah dimaki maki barusan masih aja dikejar

"LEPAS NGGA TANGAN AKU!!"

"Bin aku bilang lepas" keras kepalanya soobin, tangan gue sakit banget dicengkram kaya gini

Lalu gue mengambil pena di dalam tas gue kemudian gue posisiin di leher pas di urat nadi, ini kalo sekali lagi ngga dilepasin gue bakal beneran nekat

"Lepas atau aku bunuh anak kamu" terserah mau dibilang apa, yang penting kabur dari tempat yang kayak neraka ini

Akhirnya di lepas juga, gue di taxi sekarang, nangis, dan bener bener bingung mau kemana. Takut mencemaskan orang orang datang dengan mata yang super bengkak ini

Handphone sengaja gue silent supaya ngga diteror sama soobin

Author pov's

Pria choi soobin yang tengah berdiri tepat di depan pagar rumahnya tanpak begitu frustasi

Menyesali perbuatannya

kenapa dirinya membiarkan minjoo pergi di situasi malam yang tentu tidak aman diluar sana

Buru buru dia mencari handphonenya, menghubungi siapa saja untuk menemukan minjoo

Perasaan cemas sekarang menggorogoti tubuhnya bahkan jantungnya berpacu tak berirama serta keringat dingin yang mengucur deras di badannya

"Lu bisa kesini ngga, sekarang"

"Kenapa lagi bin" ucap suara di seberang sana yang tak lain sahabat dekatnya, taehyun

"Minjoo kabur barusan naik taxi" ucapnya dengan nafas tersengal, sial bahkan mengatur ucapan pun sangat susah saat ini

"Kok bisa" ucap taehyun terkejut

Tsundere | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang