"Jadi, lo temannya Jaemin?" tanya Doyoung antusias yang dibalas anggukan kepala Lia.
"Gue Doyoung, temennya Jaemin merangkap abang angkat," Doyoung tersenyum ramah, lalu mengulurkan tangannya.
"Julia Choi, panggil aja Lia," balas Lia sambil meraih uluran tangan Doyoung.
Seakan teringat sesuatu, Doyoung sontak menatap Jaemin dan Lia bergantian, "ini Lia yang itu? Bukannya loㅡ"
"Bang, katanya lo udah buat tester produk kue terbaru kan? Kenapa gak disiapin aja biar kita coba bareng?" sela Jaemin dengan agak panik.
Pemuda itu lalu beralih menatap Lia yang hanya mengerjapkan matanya bingung.
"Eh.. oh iya gue siapin dulu tester-nya," balas Doyoung gelagapan dan langsung masuk ke suatu ruangan.
Jaemin menghela napas panjang seraya memegang dada kirinya, rasanya jantungnya hampir copot saat mendengar ucapan Doyoung tadi.
Lia yang melihat tingkah aneh dari kedua pemuda itu lantas berpikir apa maksudnya dengan 'Lia yang itu?'.
Rasa penasaran seketika membludak memenuhi pikiran gadis itu dengan berbagai dugaan.
"Ada apa sih?" Lia memandang penasaran pada Jaemin.
"Gak ada apa-apa. Oh iya, kok lo bisa ke sini?" tanya Jaemin mengalihkan pembicaraan.
Lia menjilat bibirnya kilat lalu berdalih, "hm... cuma gak sengaja liat bakery ini terus jadi pengen beli roti,"
Jaemin hanya berujar oh, dan Lia jadi beralih mengamati beberapa dessert di etalase, sontak matanya melebar, bibirnya otomatis menyunggingkan senyum.
"Sachertorte!" Tunjuk Lia.
"Lo tau sachertorte?"
Pertanyaan Jaemin barusan membuat Lia mengangguk, "dulu gue pernah buat sachertorte, tapi gagal," jelasnya sambil terus memperhatikan dessert cokelat yang mereka bicarakan.
"Kenapa gagal?" Jaemin berjalan mendekat.
Lia yang sadar bahwa kini jaraknya dengan Jaemin semakin dekat, menjadi sedikit gugup.
"Gue gak ngecek bahan dulu, pas udah hampir jadi ternyata selai aprikot dan cokelatnya udah expired. Berarti gagal kan?"
"Ha? Hahahaha. Ya iyalah, kok bisa sih lo gak liat dulu tanggal kadaluarsanya,"
Mendengar tawa pemuda di sebelahnya, membuat Lia terdiam. Ketika menatap wajah Jaemin, ia seperti merasakan hangat yang menjalar hampir di seluruh tubuh.
Blush. Ini adalah pertama kalinya Lia melihat Jaemin tertawa. Terasa seperti ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya.
Kedua pipi gadis itu memanas hanya karena tawa Jaemin yang berhasil membuat pemuda itu terlihat makin tampan.
Dengan sedikit kikuk, Lia membalas, "hehehe iya, lupa ngecek,"
Kemudian Doyoung datang menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi sejumlah tester kue sehingga tawa Jaemin mereda.
"Ini masih belum sempurna. Tapi sejauh ini ada 4 varian isian, silahkan dicoba dan gue pengen kalian tebak,"
Jaemin dan Lia mengamati kue-kue itu sebelum akhirnya Jaemin mulai melahap satu kue yang langsung membuat matanya melebar.
"Ini pasti greentea?" terka Jaemin.
Doyoung tersenyum puas, "seratus!"
Tak ingin kalah, Lia meraih satu kue dan mulai fokus menebak saat sedang mengunyahnya.
"Strawberry!" seru gadis itu antusias.
Namun Doyoung malah menggeleng dengan kedua tangan membentuk tanda silang, membuat Lia kecewa karena tebakannya salah.
"Gue gak masukin strawberry. Itu pasti blueberry, rasanya emang rada mirip sih," jelas Doyoung.
Tringgg
Doyoung melirik ke arah pintu dan langsung menyambut dengan seruan ramah, "selamat datang di Sunny Side Bakery,"
"Gue tinggal bentar ya? Ini langganan gue, mesti disamperin," pamit Doyoung yang segera menghampiri pelanggan.
Jaemin mengangguk mengerti, "yoi bang, sans," matanya lalu melirik Lia yang sudah meremas ujung jaket miliknya.
"Kenapa lo?" tanya pemuda itu bingung. Kemudian matanya sontak membelalak saat melihat ruam-ruam kemerahan di wajah dan leher Lia.
"Jae, gue alergi blueberry..." ujar Lia lirih, napasnya mulai sesak, "bisa anterin gue pulang gak?"
Untuk pertama kali di dalam hidup, Lia bersyukur alerginya kambuh. Dengan begitu, ia sekarang bisa berada di atas motor bersama Jaemin.
Setelah mengetahui alergi Lia, dengan cekatan Jaemin langsung meminjam motor Doyoung untuk mengantar gadis itu pulang.Mungkin ini terkesan seperti hal yang normal dilakukan karena Lia sedang sakit dan harus segera mendapat pertolongan.
Namun, bagi gadis itu, apapun bentuk perhatian dan sikap peduli Jaemin, hal itu sangat berharga baginya.
"Lia? Rumah lo masih jauh gak? Gimana kalo ke rumah sakit aja?" tanya Jaemin setengah berteriak agar bisa terdengar oleh Lia.
"Gak, jangan, gue mau pulang aja. Setelah minum obat dokter, gue bakal baikan kok,"
Jaemin mendecak, kemudian ia mengambil tangan Lia dan diletakkan di pinggangnya, "jangan sampe lo terbang, gue mau ngebut,"
Lia tersenyum dan langsung mengeratkan dekapan pada pinggang Jaemin. Rasanya sangat hangat dan menenangkan. Apakah ini mimpi? Kalau iya, tolong, Lia tidak ingin segera bangun dari tidurnya.
Double update karena belakangan ini aku sangat slow update. Jangan lupa vote dan komen yeorobuuun 🌺✨🌺✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Spoon ft. Jaelia
FanfictionLia tidak tahu bahwa ternyata mendapatkan Jaemin tidak semudah dirinya membeli kapal pesiar baru