Ryujin, gadis dengan rambut berwarna ash blue itu terbahak di depan Lia. Sedangkan Lia hanya menatapnya sambil merengut sebal.
"Lo malu-maluin banget dah, sejak kapan mochi jadi hidangan ala western?" Gadis itu tertawa lagi.
Lia mendengus pelan, lalu membaringkan tubuhnya di kasur, tidak berniat menanggapi ejekan barusan.
Di kepalanya saat ini masih terbayang sangat jelas perkataan Jaemin kemarin. Rasanya menyebalkan sekali dirinya bisa kalah telak oleh koki baru itu.
"Btw, lo bilang dia seumuran sama lo kan? Siapa sih namanya? Ganteng gak?"
"Ryujin!" teriak Lia spontan.
"Ya elah kan nanya doang! Emang gak boleh?" ujar Ryujin ketus.
Lia memandang jengah pada sahabatnya itu, lalu menjawab seadanya, "Na Jaemin, ganteng apa enggaknya mending lo liat sendiri. Kalo menurut gue sih biasa aja,"
Ryujin terlihat berpikir sejenak sebelum tiba-tiba matanya melebar. Lia yang melihat itu sontak mengerutkan dahinya, memasang tatapan penuh tanya.
"Na Jaemin?? Jangan jangan temen kelas lo dulu?"
Wajah keheranan Lia membuat Ryujin berdecak pelan, gadis dengan rambut sebahu itu yakin Lia tidak mengingat apapun tentang Jaemin.
"Masa sih? Temen lo kali, temen gue gak ada tuh namanya Jaemin," sahut Lia santai, meskipun sebenarnya ia juga merasa tidak asing dengan nama itu.
"Ihh gue yakin banget itu temen lo! Anaknya dulu gemuk, yang tiap hari selalu bawa bekal ke sekolah itu loh, yang makanannya selalu lo ambilin,"
Perkataan Ryujin membuat ingatan Lia kembali pada suasana sekolahnya 10 tahun yang lalu. Saat ia masih di sekolah dasar, memang ada satu anak laki-laki di kelas yang makanannya selalu direbut oleh Lia, tapi namanya bukan Jaemin.
"Nana?? Maksud lo Nana yang itu?"
Ryujin mengangguk cepat, "nama aslinya kan Na Jaemin, gimana sih lo."
Lia yang tadinya berbaring langsung bangun dan terduduk di atas kasur. Matanya mengerjap, berusaha mengingat lebih dalam tentang sosok Nana.
Nana yang itu?
Siswa pemalu dan pendiam yang selalu jadi sasaran keisengan Lia dulu. Gadis itu masih ingat bagaimana ia selalu memaksa Nana untuk menyerahkan bekalnya, dan laki-laki itu selalu menurut.
Nana dulu bertubuh gempal. Lia selalu memanggilnya gembul di kelas, tapi Nana tidak pernah protes.
Padahal jika ada anak lain yang mengganggunya, pasti anak laki-laki itu akan menangis dan mengadu pada guru.
Sampai suatu hari Nana tidak pernah terlihat lagi di kelas. Bahkan sampai hari kelulusan, tidak ada kabar lagi tentang Nana.
Sekelebat bayangan tentang Nana dan Jaemin langsung berputar di kepalanya.
Jadi Nana adalah Jaemin?
Lia sedikit ragu akan hal itu. Pasalnya penampilan mereka sangat berbeda, dan Nana yang ia tahu dulu bukanlah seorang yang angkuh seperti Jaemin.
Lagi pula, nama Na Jaemin bukan cuma satu di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Spoon ft. Jaelia
Fiksi PenggemarLia tidak tahu bahwa ternyata mendapatkan Jaemin tidak semudah dirinya membeli kapal pesiar baru