Jaemin menatap televisi di hadapannya dengan resah karena sejak beberapa saat yang lalu ia hanya menonton saluran televisi yang terus menerus diganti oleh Lia.
"lo mau nonton apa sih?" pada akhirnya Jaemin bersuara.
"ha?" Lia menengok dengan sedikit terkejut.
"jangan diganti terus, mata gue sakit liatnya,"
"eh, maaf," ujar Lia yang langsung mematikan televisi.
Ekor mata gadis itu sedikit mengintip ke arah jaemin yang terlihat fokus dengan ponselnya. Cukup lama ia mengintip sebelum memutuskan untuk sepenuhnya menoleh, memperhatikan setiap inci wajah pemuda itu.
Jaemin punya wajah yang bisa dibilang indah menurut Lia. Hidung yang bangir, rahang yang tegas, dan jangan lupakan senyum manis yang selalu pemuda itu sembunyikan.
Lia terlalu fokus mengagumi sosok yang duduk di sebelahnya, hingga tidak sadar sudah ditatap balik oleh Jaemin.
"lo kenapa ngeliatin gue? terpesona?" celetuk Jaemin.
"iya,"
"ha?"
Lia menarik napasnya panjang, lalu tersenyum kecut pada Jaemin.
"masih gak paham sama situasi kayak gini? Jaemin, gue itu suka sama lo,"
"gue serius," imbuh Lia meyakinkan.
Jaemin masih diam sementara mata mereka bertemu dan terpaku satu sama lain. Ia mengerjap beberapa kali sebelum menanggapi serangan dadakan dari Lia dengan tatapan menyelidik.
"lo yakin?"
"lo gak percaya?" Lia menggerakkan seluruh tubuhnya agar berhadapan dengan Jaemin.
"loh kok malah nanya balik?"
Bukannya menjawab, Lia yang sudah terlanjur gemas malah mendekatkan wajahnya ke arah Jaemin dan dengan cepat mengecup pemuda itu tepat di bibirnya.
Jaemin kehilangan kata-kata, bahunya melemas dan wajahnya memerah seketika usai menerima serangan kedua secara tiba-tiba. Lia memang sangat penuh dengan kejutan yang tidak bisa ia sangka.
Sedangkan di sisi lain, Lia sedang berusaha menahan diri untuk tidak menjedotkan kepalanya ke tembok. Bahkan dirinya sendiri terkejut dengan ciuman tiba-tiba itu. Bagaimana bisa ia sangat nekat?
"so.... it was my first kiss. sekarang udah percaya belum?" tanya Lia pelan, pipi putihnya bersemu.
Lia tidak berani menatap langsung pada mata jaemin. Sepintas pikiran timbul di benaknya, bagaimana kalau Jaemin malah illfeel padanya?
Tangan besar milik Jaemin mengusap puncak kepala Lia, membuat gadis itu sedikit terkejut dan bingung di saat yang sama, tetapi juga senang.
"gue apresiasi keberanian lo, dan gue percaya kok. thanks udah suka sama gue, Lia,"
Lia terperangah, apa ini serangan balasan? Ia menggigit bibir bawahnya salah tingkah, terpikat dengan Jaemin yang sekarang sedang menyunggingkan senyum manis di bibir tipisnya.
"gue tunggu kejutan-kejutan selanjutnya,"
"gokil temen lo main terkam aja, Jin,"
Ryujin menengok dengan kesal, "ya temen lo kaku banget sih?! udah ditembak 2 kali masih aja kayak gitu. gak bisa gue liat Lia digantungin mulu," ujarnya tak terima.
Doyoung terperanjat dan langsung membekap mulut gadis di depannya, "buset jangan kenceng-kenceng. ntar kita ketahuan,"
Ryujin menepis tangan Doyoung seraya mendengus sebal, "but seriously, Jaemin beneran gak ada rasa sama Lia? gue baru pertama kali liat Lia sebucin ini sama cowok loh. dia bahkan nolak Yohan demi Jaemin,"
"hah? Yohan? Kim Yohan anak pemilik Royal Kim Airlines?" tanya Doyoung terkejut.
"harusnya Jaemin bersyukur, dia cowok paling beruntung karena bisa ditaksir Lia. ya sudah, sana terusin masaknya, biar gue yang pantau mereka,"
Ryujin mengusir Doyoung dengan tangannya, lalu kembali memposisikan tubuhnya di balik pintu dapur, mengamati Jaemin dan Lia dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Spoon ft. Jaelia
FanfictionLia tidak tahu bahwa ternyata mendapatkan Jaemin tidak semudah dirinya membeli kapal pesiar baru