Sierra -Part 15

1.5K 245 252
                                    

SKY Journey





Saat itu, Sierra berusia sembilan tahun saat dirinya terbaring di rumah sakit setelah mendengar kabar buruk yang menimpa keluarganya.

"Dia baik-baik saja, hanya terlalu shock, anak sekecil ini tidak seharusnya mendengar kabar yang mengerikan."

Itu yang diucapkan seorang dokter kepada sepasang suami istri yang menunggui Sierra, Kris menghela nafas lalu mengelus rambut hitam panjang anak perempuan itu. Di sebelahnya wanita yang sedang hamil tua tampak ikut memandang sedih bocah perempuan cantik itu.

Segalanya berubah hanya dalam hitungan detik.

"Sierra tinggal bersama om dan tante mulai sekarang, Sierra bisa memanggil kami ayah dan ibu, mengerti?"

Kris duduk di samping bangsal Sierra, anak itu terlihat pucat sekali, sedih menghiasi wajahnya yang mendung, dia menggeleng kecil menolak ucapan sang paman.

"Nggak mau, Sierra bisa tinggal sama nenek," ucapnya membuat Kris berusaha memberi pengertian.

"Nenek sudah terlalu tua untuk mengurus Sierra, Sierra tidak sendiri kok, kan masih ada om dan tante yang akan menjadi orang tua Sierra." Kris berusaha menenangkan keponakannya itu. Dia tahu sangat berat menghadapi ini di usia sekecil Sierra.

Sierra hanya diam, tak tahu harus berbuat apa.

Beberapa minggu kemudian Victoria melahirkan anak pertamanya, dia bayi laki-laki yang sangat tampan, matanya bulat dengan telinga yang lucu. Canopus Gavin Antares.

Canopus tumbuh dengan baik, bocah itu menganggap dirinya sebagai anak kedua karena dia memiliki kakak perempuan yang cantik bernama Sierra. Baik Kris dan Victoria belum memberitahu kebenaran yang sesungguhnya.

Saat itu, Canopus sudah berusia tiga tahun. Bocah laki-laki itu lengket sekali dengan kakaknya. Dia senang ketika Sierra menggendongnya. Dia selalu meraih kalung perak yang menghiasi leher kakaknya, berceloteh tentang kalung itu membuat ingatan Sierra kembali ke beberapa tahun lalu.

Kejadian saat dirinya terbaring di rumah sakit itu sebenernya ada sebabnya.

Sebab yang menjadikannya anak angkat dari pamannya sendiri.

••

"Kenapa mama dan papa tidak mengajak Sierra pergi ke Paris?"

Anak kecil itu duduk di ranjang dan melihat ibunya yang sedang berkemas dengan bibir mengerucut. Protes kepada sang ibu yang hendak pergi tanpa mengajaknya.

Yuna, wanita itu tersenyum lalu mengusap rambut hitam pekat putrinya.

"Mama dan papa hanya pergi sebentar karena urusan bisnis perusahaan papa, Sierra tinggal bersama paman Kris dan Tante Victoria untuk beberapa hari, tidak apa-apa, kan?" Yuna tersenyum manis pada sang putri lalu mencubit pipi halus anaknya yang masih merajuk.

Yuna memasukan beberapa keperluannya ke dalam koper, tangannya tak sengaja menyentuh sebuah kotak yang selalu ia simpan di dalam almari, Yuna lupa kenapa dia mengeluarkan kotak ini. Wanita itu membuka kotak tersebut dan mengeluarkan isinya.

Sebuah kalung perak berbandul cincin yang indah, sama persis seperti yang sedang dikenakannya sekarang.

"Apa itu?" Sierra bertanya antusias, matanya berbinar menatap kalung tersebut.

"Ini kalung milik nenek," ucap Yuna sembari tersenyum.

"Milik Nenek Antares?"

"Bukan sayang, ini milik ibu mama, bukan ibu papa," jelas Yuna lagi, dia maklum kalau Sierra tak mengenal ibunya. karena ibunya meninggal bahkan sebelum Sierra lahir ke dunia.

SKY Journey (EXO)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang