Flat Earth VS Globe Earth

Episode 1: Satelit

Hai para pemirsa yang sedang membaca halaman ini, saya kembali lagi untuk membahas topik yang sama pada pembahasan sebelumnya, yaitu tentang bumi ini bulat atau datar. Dan karena topik itu terjadi perbincangan panas, sepanas silet. Saya melihat banyak sekali mereka di luar sana yang masih bertanya-tanya, mulai dari yang setuju bumi ini bulat, ada pula yang terus menyuarakan bahwa bumi ini datar, ada yang gak mau pusing, dan ada juga yang bikin fakta baru. Yang ini aja belum tuntas, eh kamu malah ngeluarin fakta baru...

Saya harap kalian berdiskusi di  kolom komentar, bukan berdebat. Apalagi kalau emosi sudah tinggi dan saling melempar kursi. Tapi saya yakin mereka tidak akan saling emosi dan melempar kursi, karena kita sadar bahwa kita bukan anggota DPR. Pada pembahasan ini saya akan menjawab berbagai pendapat yang diutarakan oleh Flat Earth dan simak pembahasannya berikut ini.

1. Ada banyak foto bumi berbentuk Globe. 

Hal ini ditentang oleh pendapat Flat Earth, mereka mengatakan bahwa foto-foto itu adalah rekayasa belaka, gambar CGI, dan sebagainya.  Saya rasa Nasa sengaja menerbitkan gambar bumi dengan animasi CGI, dan tujuannya adalah untuk ilustrasi. Mengapa saya katakan demikian? Karena memotret bumi dalam bentuk Globe itu sangat menyulitkan, karena pemotret harus keluar jauh dari atmosfer bumi agar bisa mendapatkan foto Bumi sempurna, itu pun ada kendala lain, yaitu bumi tidak keseluruhannya terang. Terkadang ada yang gelap sehingga sangat sulit untuk mengambil gambar secara utuh. Namun foto bumi dengan jarak dekat malah banyak ditemukan di internet, karena memotretnya dari jarak dekat itu cukup mudah bagi para astronot dan kalau memotret dari situ juga tidak terlalu jauh keluar dari bumi.

Namun, pendapat Flat Earth juga mengatakan bahwa ada beberapa gambar awan yang sama, alias hasil copy paste. Itu mungkin saja terjadi karena pengambilan gambar sang pemotret yang mengambil gambar sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, maksud saya sedikit demi sedikit kemudian dari foto itu digabung menjadi satu, dan akhirnya awannya double. Tapi mungkin terjadi sebab awan itu bergerak, jadi saat pemotret mengambil gambar di Blok A, awan ada di Blok A. Namun saat pemotret berpindah ke Blok B, awan nya malah bergeser ke Blok B  dan akhirnya awan nya terfoto dua kali. Hal ini sama dengan kejadian pada foto Google Earth Street View yang menampilkan dua orang  yang sama, kenyataannya, dia hanya seorang yang kena potret dua kali.

https://youtu.be/W-goFsnOuwo