“Napa lo senyum-senyum kayak orang gila?”
Reyhan mengamati Nindy yang terlihat aneh semenjak ia kembali dari kantor Adinanta. Gadis itu juga tak memperhatikan guru yang menjelaskan di depan, seolah lamunannya lebih menarik dari apa pun. Reyhan tidak tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu, Nindy seperti orang yang terkena hipnotis.
“Gue lagi seneng, Rey … Mas Adi hari ini baik sama gue,” kata Nindy sambil mengulum senyum bahagia.
“Berarti biasanya dia jahat sama lo?”
“Ya nggak gituu! Maksudnya itu dia nggak nyebelin hari ini, biasanya kan dia kayak alergi gitu kalo gue deketin. Nah tadi enggak, justru dia mepetin gue mulu hihiii.”
“Baru dibaikin dikit aja luluh lo. Gimana kalau dia baiknya banyak? Pasti lupa lo sama dunia.”
“Kalau Mas Adi baiknya banyak, gue makin sayang sama dia.”
Reyhan berdecak dan geleng-geleng kepala. Percuma saja bicara dengan budak cinta, sebaiknya Reyhan segera mengerjakan tugasnya dengan baik jadi dia bisa menggeser posisi Nindy jadi juara kelas semester ini.
Namun sepertinya Nindy tak melepaskan Reyhan begitu saja. Anak itu malah membuka topik lain yang membuat Reyhan melotot dan menganga tidak percaya.
“Rey, cewek yang lo taksir itu anak kelas berapa sih?” tanya Nindy sambil berbisik. Untungnya guru mereka sedang keluar jika tidak, mana berani Nindy berbicara dengan Reyhan.
“Lo serius nanyain itu sekarang?”
“Serius!" jawab Nindy antusias.
Pernah memergoki Reyhan mengantarkan seorang gadis pulang sekolah, Nindy menyimpulkan bahwa sahabatnya itu memiliki gadis yang ia suka. Nindy sudah mengamati siswi-siswi di kelasnya, tapi tidak ada yang sama perawakannya dengan gebetan Reyhan waktu itu.
“Percuma, lo nggak akan tahu. Anaknya biasa aja, nggak terkenal.”
“Pelit banget sih, gue kan sahabat lo. Masa lo nggak mau kasih tau siapa cewek inceran lo. Gue aja cerita kok sama lo tentang perasaan gue ke Mas Adi.”
“Gue nggak nyuruh lo cerita ya, itu mah lo sendiri yang mau. Udah jangan berisik, kerjain tugas lo sebelum Bu Intan dateng.”
“Ah, Reyhan nggak asik!”
“Belum saatnya Nin, nanti gue kasih tau lo kalau gue udah siap,” kata Reyhan lalu menghela napas berat. Ya, dia memang tak bisa mengatakannya sekarang. Nindy akan terkejut jika dia tahu yang sebenarnya, dan risikonya … persahabatan mereka mungkin akan terancam.
Reyhan tak mau merusak persahabatan mereka. Memberi tahu Nindy siapa gadis yang disukainya sama saja dengan bunuh diri. Tidak, Reyhan tidak mau itu terjadi.
***
Nindy merebahkan dirinya di ranjang. Mengamati langit-langit kamar sementara beberapa album foto ia biarkan terbuka dan berserakan di sampingnya.
Gadis itu baru saja selesai mandi, rambutnya masih basah tapi ia sudah mengenakan piyama kotak-kotak berwarna merah muda. Setiap kali Nindy merindukan mamanya, ia akan pulang ke rumah ini. Ya, rumah mereka sebelum Gandra dan Kamaya memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak.
Padahal sebelum itu pun Nindy memang sudah memanggil Gandra dan Kamaya dengan sebutan papa dan mama.
Atensi Nindy beralih pada salah satu foto yang menyita perhatiannya. Gadis itu duduk, meletakan album berukuran lumayan besar itu di pangkuannya. Di sana, ia melihat potret dirinya yang masih bayi, Nindy digendong oleh mama kandungnya. Ada Adinanta dan Alenna yang masih berusia kira-kira sembilan atau sepuluh tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Mistake (REPOST)
Romance[START 14 JULY 2020] Nindy punya seribu satu alasan kenapa dia sangat menyukai Adinanta Devara. Nindy percaya, kalau suatu hari nanti Adinanta akan membalas perasaannya. Nindy yakin, kalau usahanya tak akan berakhir sia-sia sekali pun pria itu terus...