11. New York & Melbourne

5.5K 540 33
                                    

Cerita ini sdh TAMAT. Yg mau baca duluan bisa ke KBM APP atau ke situs Karyakarsa zonaniken. Khusu utk karyakarsa TIDAK PERLU INSTAL APLIKASI, klik link di bio wattpad-ku aja.

Pembayarannya sama, bisa pakai Gopay, OVO, DANA, Bank dsb. Kalau di Karyakarsa bisa beli satuan atau paket novelnya yg bisa diakses seumur hidup.

Kalau di KBM APP kalian cuma perlu bayar 1.500 per chapter. Semua ada kurang & lebihnya jadi kalian bebas mau yg mana. Btw ini TIDAK WAJIB.

Yang mau baca GRATIS di wattpad aja, tapi slow update.

Tidak ada versi e-book, cetak, dan pdf.

****

3 tahun yang lalu ....

“Kamu sudah melihatnya? Aku ada di Good Morning America pagi ini.” Adinanta menahan ponselnya dengan bahu sementara kedua tangannya sibuk membuat kopi. “Aku juga telah melakukan interview dengan FORBES, thank me later. Kamu adalah orang pertama yang kuberi tahu. Well, belum rilis sih. Kurasa itu untuk edisi bulan depan.”

Suara yang selalu Adinanta rindukan itu mengalun dengan tawa renyahnya. Membuat si pria tak sabar ingin cepat-cepat menemui dia.

Jadi, sekarang Mr. Adinanta adalah pengusaha muda terkaya nomor dua di Indonesia? Apa aku harus membuat pesta untuk merayakannya?

“Ya, nomor dua. Tapi sebentar lagi aku akan naik ke nomor satu. Lihat saja, Fiona. Semua ini kulakukan demi kamu,” kata pria itu bersemangat.

Terdengar helaan napas Fiona dari ujung sana. “Aku ikut bahagia atas segala pencapaianmu, Adi. Kuharap kamu dikelilingi orang-orang yang tulus menyayangi kamu.”

“Aku sudah punya kamu. Aku tidak butuh orang lain lagi, Fiona.”

Adinanta ....

“Ada apa, Fi? Are you alright?” tanya Adinanta sedikit khawatir karena suara gadis itu agak serak.

I'm good, hanya terserang influenza beberapa hari ini. Tapi sudah jauh lebih baik. Bagaimana denganmu? Kamu juga harus menjaga kesehatanmu, Adi. Kamu telah menghabiskan waktu untuk kuliah dan bekerja.

Adinanta menghela napas pelan, dia merasa buruk karena tidak ada di sisi Fiona selama ini. “Minum obatmu, Fi. Jangan khawatirkan aku di sini ... aku seratus persen baik-baik saja. Yang membuatku merasa buruk hanya karena aku tidak bisa berada di sana, sorry, Fi,” kata pria itu menyesal.

Apa yang kamu katakan? It's not your fault, ini adalah keinginan kita berdua. Kamu harus meraih impianmu, begitu juga denganku. Well, walau harus terpisah jarak dan waktu, kupikir hubungan kita tetap berjalan dengan baik. Aku mendengar ceritamu setiap hari, we're good than anything.”

Sweet Mistake (REPOST) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang