13.Jadian? 🐣

1.7K 167 21
                                    

"Dulu aku cukup sulit untuk mengartikan kata cinta. Tapi sekarang, cukup mudah untuk mengartikan kata itu. Karna cinta itu ... kamu."

~Raina Adisthy

Angin berhembus dari jendela kamar Raina. Kini ia sedang uring-uringan dikasurnya. Dipikirannya hanya terbayang-bayang kejadian tadi sore.

*FLASHBACK ON*

"Makasih Ga."

Sega tidak menjawab apa-apa, dia hanya mengacak rambut Raina gemas.

"Lo jadi pacar gue sekarang," katanya membuat Raina terkaget.

Boom!

"Pa-pacar?"

"Iya, pacar," kata Sega, lagi.

"Haha, lo ga romantis banget sih Ga! Ini tuh bukan nembak, tapi maksa," kata Raina sedikit kesal.

"Lo gamau jadi pacar gue? Kalo lo gamau, gue aja yang jadi pacar lo."

"Eh-ehm ... gue, gue ...."

"Gue gamau denger penolakan,"  ujar Sega cepat.

"Eh-mm ya gitu ...."

"Ya gitu gimana?" tanya Sega menaikkan satu alisnya.

"Jadi pacar lo," jawab Raina agak menunduk malu.

Sega yang melihatnya berniat jahil kembali.

"Pacar siapa?" tanya Sega dengan seringaian jahilnya.

"Ya ... pa-pacar lo Ga."

"Yang kencengg."

"Iyaa! Gue mau jadi pacar Segara Aldevaro," ucap Raina sedikit berteriak.

Sega yang puas mendengarnya langsung tertawa.

"Ihh Sega nyebelin," kesal Raina langsung berbalik dan memasuki pekarangan rumah dengan menghentakkan kakinya kesal.

Sega hanya tersenyum melihat kelakuan gadis itu, itu sangat lucu baginya.

*FLASHBACK OFF*

Raina mulai senyum-senyum sendiri mengingat kejadian itu. Oke, akan ia ceritakan besok kepada Anggi.

🐣

"Whuaaaa! Masa sih Sega gitu Rai!? Udah kaya di Novel-novel yang gue baca aja!" kata Anggi kaget.

"Gue sempet mikir gitu sih, tapi ga mungkin lah Sega baca Novel begituan."

"Ih romantis banget menurut gue mah Rai." Anggi seperti terkagum-kagum dengan cerita Raina barusan.

"Tapi gue sebel tau!"

"Sebel kenapa?"

"Ya itu ... Sega nembaknya dirumah gue, harusnya kan di pantai, resto, kalo ga ditempat yang romantis gitu. Ni malah depan rumah," kata Raina cemberut.

"Hahah! Menurut gue Sega romantis dengan caranya sendiri. Lagian, lo juga seneng tuh. Dulu, pas Kiran nembak lo di resto lu seneng ga? Ga 'kan?"

Raina sempat berpikir dengan apa yang dikatakan Anggi, dan memang benar adanya.

"Dahlah Nggi, kekantin aja yuk!"

"Uhuk, uhuk! Kekantin, mau makan apa mau liat Sega?" tanya Anggi menggoda.

"Ah, lo mah gitu."

"HAHAHA!" Anggi tertawa saat Raina malu-malu. Raina memang belum pernah pacaran sebelumnya, baru Kiran yang pertama, dan sekarang Sega.

Mereka langsung berjalan gontai menuju kantin. Sesampainya dikantin Raina dan Anggi duduk dikursi pojok kantin.

"Aldo kemana Nggi? Tumben ga keliatan," tanya Raina.

"Ada kok, belum keluar kali. Zaidan sama Sega juga ga keliatan," jawab Anggi.

Raina hanya ber-oh saja.

🐣

"Huh! Cape banget gue sama ni tugas Ga," keluh Zaidan saat melihat tugasnya yang masih numpuk.

"Lagian lo, bukannya bikin dari kemaren-kemaren," timpal Aldo.

"Gue ngomong sama Sega, bukan lo," ketus Zaidan, lagi.

"Hahaha mampus lo dikacangin sama tu monyet," ejek Aldo.

"Diem!" kata Sega cuek.

"Dih, Pms mas?" tanya Zaidan.

Melihat tidak ada respon dari Sega, dan melihat Aldo yang sedang menahan tawa membuat kesal Zaidan berada dipuncak. Dia langsung berjalan meninggalkan kelas. Huaa! Ganteng-ganteng korban kacang! Sini sama aku aja Bang!

"Dasar Zaidan, ngatain gue Pms. Dianya aja ngambekan kaya cewe Pms," kata Sega bergidik ngeri.

"Hahaha bener juga lo," timpal Aldo, lagi.

Kini Zaidan berjalan menuju Perpustakaan untuk mengambil beberapa buku yang diperlukan untuk mengerjakan tugas. Dikarenakan ini jam istirahat, Perpustakaan begitu sepi.

Namun, ia melihat perempuan yang sedang berjalan sambil memilih-milih buku.

"Heh lo!" teriak Zaidan.

Perempuan itu tampak kaget. Lalu membalikkan badannya menatap Zaidan marah.

"Lo ngagetin gue tau ga!" kata Perempuan itu.

"LO!!?" kata mereka bersamaan.

"Lo cowo yang ga punya mata 'kan?" tanya Perempuan itu.

"Duh, galak banget sih. Gue juga udah minta maaf. Lo ga maafin gue? Allah aja Maha Pemaaf, masa lo engga?" kata Zaidan panjang.

Perempuan itu hanya menghela nafas.

"Iya, lupain aja masalah yang lo nabrak gue," kata Perempuan itu.

"Nah gitu dong. Kenalin, gue Zaidan. Kakel paling guanntengg teng teng teng se SMA ini-"

"Anak kelas 11 MIA 1. Gue udah tau, ga usah kenalin diri lo lagi," ujar perempuan itu memotong perkataan Zaidan.

Gila ni cewe, berani banget. Batin Zaidan.

"Wah, lo kok kenal gue?" tanya Zaidan.

"Yaa ... gitu, adek kelas 'kan rame banget tuh yang suka sama lo," kata Perempuan itu, lagi.

"Lo suka ga?" tanya Zaidan jahil.

"Ck, ogah," decak perempuan itu.

"Gue 'kan ganteng, masa lo ga suka sih?" tanya Zaidan terheran.

"PD lo udah tingkat akut, lo terlalu bangga-banggain fisik lo. Sampe lupa, kalo hati juga harus dipake," kata Perempuan itu, Zaidan tidak paham apa yang dikatakannya.

"Eh, nama lo siapa?" tanya Zaidan, entah mengapa ia tak mau habis percakapan dengan Perempuan ini.

"Panggil aja Zeline," jawab Perempuan yang bernama Zeline itu.

"Kelas?" tanya Zaidan lagi.

"10 IPS 1," jawabnya, singkat sekali.

"Ooo, boleh 'kan? Gue jadi temen lo?"

"Temen sih, yaa boleh."

"Kalo lebih?" Zaidan malah menggodanya.

"Buaya!" kata Zeline berlalu dari hadapan Zaidan.

"OMG!  Gue jomblo gini dikatain buaya," kata Zaidan bicara dengan dirinya sendiri. Dia pun langsung memilih buku yang hendak ia pinjam tadi. Tiba-tiba sekilas bayangan Zeline hadir dikepalanya. Tanpa sadar, Zaidan mengulum sebuah senyuman.

Abang Zaidan lagi berbunga-bunga tuh gaes! Author kan jadi cemburu wkwk.

Voment dong, biar semangat nulis.

OH SEGA! [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang