11. Dia Kembali

27 4 0
                                    

~•~
Jangan lupa klik bintang vote nya, buat yang nemu typo langsung komen aja yaa di kolom komentar 😘
~•~

Adrian dan Andini sudah berada di dalam butik langganan keluarga Adrian.

"Besok dress code nya warna putih, kamu mau pakai baju yang kaya gimana?" Tanya Adrian pada Andini dengan matanya yang sigap menjelajahi seisi butik.

"Kan dress ku banyak yang warna putih, kenapa harus beli lagi sih." Kesal Andini karena waktu sudah jam 9 malam dan seharusnya Andini sudah reunian dengan bantal gulingnya.

"Udah pilih aja gausah bawel." Sarkas Adrian tak menghiraukan ocehan Andini.

Dengan malas Andini memilah-milah dress yang di gantung di sampingnya.

"Kalo yang ini gimana?" Tanya Andini menunjukkan gaun putih selutut, lengan pendek yang memperlihatkan bagian punggung.

"No! Terlalu terbuka punggungnya." Ujar Adrian setelah memperhatikan baju yang Andini bawa.

"Kalo yang ini?" Tanya Andini lagi, kali ini gaun tanpa lengan namun bagian punggung nya tertutup dan mata kaki nya pun tertutup.

Tapi tetap saja jawaban Adrian " NO! BIG NO! "
Dengan alasan belahan bawahnya memperlihatkan kaki kanan Andini yang mulus sampai dengan atas lutut.

"Ck, kenapa harus milih sih kalo tiap pilihannya gaboleh terus." Ketus Andini.

"Ya emang pilihan kamu nya aja yang gak pas." Jawaba Adrian cuek.

"Yaudah kalo gitu aku mau pake baju yang ada dirumah aja, sana kamu aja yang beli baju baru." Rajuk Andini.

"Ck , gitu aja ngambek. Yaudah bentar aku pilihin gaun buat kamu." Putus Adrian lalu berjalan menyusuri butik sampai matanya terfokus pada gaun panjang di atas mata kaki, lengan tanggung, hiasan sederhana di bagian dada yang menampilkan kesan elegan.

"Perfect." Ucapnya bangga lalu memperlihatkan gaunnya kepada Andini.

Andini tampak takjub melihatnya, gaun itu benar-benar indah, namun yang membuat nya tak kalah takjub adalah harga yang tertera di kerah gaun itu.

'ini gak salah 25juta?' batin Andini.

"Yaudah kalo kamu suka kita ambil yang ini." Ujar Adrian lalu pergi kekasir membayar gaun milik Andini karena ternyata Adrian sudah lebih dulu membeli baju dan tuxedo nya.

.
.
.

Sesampainya dirumah, Adrian dan Andini langsung memasuki kamarnya masing-masing.

Mereka sama-sama terlelap cepat karena lelah dengan kegiatan hari ini.

Adrian yang lelah karena sepulang dari kantor yang tak hentinya mengadakan meeting belum lagi dinner bersama Andini disambung fitting baju untuk acara besok.

Andini yang lelah karena seharian tidur, makan, mandi, tidur, makan mandi, malamnya dinner romantis bersama Adrian lalu fitting baju seharga 25 juta itu.
Melelahkan sekali bukan?

.
.
.

Keesokan harinya, seperti yang Adrian katakkan.
Pukul 07.05 mereka sudah tiba di depan gedung mewah tempat resepsi pernikahan teman Adrian.

"Ayo." Ajak Adrian memberikan tangan kanannya yang berkacak pinggang menandakan penawaran untuk menggandeng.

"Hem." Jawab Andini dengan ragu menggandeng tangan Adrian.

Saat mereka memasuki gedung, tertera papan yang berhias bunga bunga dengan tulisan :

MARIO BAHRA AGUNG

&

TARI RYDER


DEG.

"Kenapa?" Tanya Adrian menyadari langkah Andini terhenti.

"Na-nama tem-temen kamu, si-siapa?" Tanya Andini gugup takut perkiraan nya benar.

" Mario, dia temenku waktu aku tinggal di Singapura. Dulu dia sering curhat karena hubungan sama pacar nya ga direstui orang tua nya, eh tiba-tiba udah nikahan aja." Jelas Adrian.

'ya tuhan apa bener Rio nikah sama Tari? Apa aku kuat liat mereka bahagia' lirih Andini dalam hati.

"Ayo din kita masuk." Ajak Adrian.

DEG !

'itu Rio!, Dia benar-benar menikah dengan Tari.'
Batin Andini.

" Ayo din, udah giliran kita nyamperin pengantinnya."
Ujar Adrian membuyarkan lamunan Andini.

Andini melangkah dengan ragu menuju panggung resepsi dimana sudah ada Mario dan Tari di sana.

Setiap langkahnya, Andini selalu terbayang kenangannya bersama Mario, janji-janji Mario yang katanya akan menikahi Andini.

"Kamu Andini kan?" Seru Tari setelah berhadapan dengan Adrian dan Andini.

"Kamu kenal din sama Tari?" Tanya Adrian pada Andini.

"Ke-kenal." Jawab Andini ragu seraya melirik ke arah Mario yang sedang menatap nya.

"Bro kenalin ini istri gue." Ujar Adrian seraya merangkul Andini memperkenalkan nya pada Mario.

"Rian aku ke lamar mandi dulu."
Pamit Andini langsung pergi ke toilet meninggalkan Adrian dan Tari kebingungan, sementara Mario sudah menahan dirinya untuk tidak memeluk Andini.

.
.
.

Saat ini Andini sedang berada didalam kamar mandi. Merenungkan nasibnya sendiri yang harus menghadiri pernikahan teman suaminya yang ternyata adalah mantan kekasihnya sendiri.

'segitu gak berarti nya aku bagi kamu Rio'
Lirih Andini dalam hati.

Sudah ada 15 menit Andini di dalam kamar mandi, entah menangisi apa.

Yang jelas kini mata cantiknya telah sembap. Menandakan sudah sangat lama dirinya menangis.

"Adrian pasti nyariin." Ujarnya dengan suara seraknya seraya menghapus air mata di pipinya.

Andini dengan langkah gontai keluar kamar mandi untuk kembali menghampiri Adrian.

Namun belum sampai dirinya keluar area kamar mandi,
"Sayang" lirih seseorang di hadapan Andini.

GREB

Belum selesai Andini menuntaskan ucapannya, Mario sudah lebih dulu memeluknya sangat erat.

"I miss you darling" lirih Mario dengan suara serak menahan tangis.

"Rio tolong lepas, ini acara pernikahan kamu, gaenak kalo ada yang lihat." Ucap Andini dengan tangis yang sudah pecah dalam pelukan Mario.

"I don't care, I really miss you darling."
Lirih Mario sembari mengeratkan pelukannya.

"Tapi gimana kalo ada yang lihat Rio?"

"Akses ke kamar mandi ini sudah aku tutup. Hanya ada kita berdua disini. Please don't go darling. I need you."

Di tulis : sabtu, 25 Juli 2020/23.29
Di update : Sabtu, 25 Juli 2020/23.32

Lanjut ga nih?????
Jangan lupa klik vote ⭐ dan komentar 🗨 yang positif sebanyak-banyaknya ya bep 💛
Satu klik seribu semangat buat aku update 💛

SUAMI IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang