2. KEPUTUSAN ANDINI

39 4 0
                                    

Tok...tok...tok..

"Masuk." Ujar Andini setelah mendengar ketukan pintu ruangan dari luar.

"Apa kabar cantik."
Sapa wanita paruh baya berumur sekitar 40 tahunan.

"Eh,, ba-baik Bu Wati, maaf. Saya tidak tau ibu yang datang."
Kata Andini setelah bangkit dari duduknya dan sedikit gugup.

"Tenang saja Andini, aku hanya ingin mengobrol santai dengan mu."
Kata Bu Marwati selaku istri dari pemilik travel pariwisata tempat Andini bekerja.

"Mm... Baiklah buu, kebetulan saya sudah tidak ada pekerjaan."
Jawab Andini seraya memasukkan handphone nya kedalam tas jinjing nya.

Akhirnya Andini dan Bu Marwati berjalan kaki menuju cafe dekat kantor travel.

.
.
.

Setelah sampa di cafe, Andini dan Bu Marwati memesan cokelat panas.
Mereka duduk berhadapan di meja dekat jendela.

Yang tentu saja menjadi banyak sorotan public, karena Bu Marwati bukanlah orang biasa.
Selain istri pemilik perusahaan travel pariwisata, suaminya merupakan CEO di perusahaan periklanan yang terkenal.

Dan Bu Marwati juga pengusaha kuliner yang mempunyai restoran yang bercabang di 6 kota dan 2 negara.

Dan itu menyebabkan beberapa pasang mata menatap Andini dengan pandangan yang berbeda-beda.

Ada yang memandang kagum, tidak suka, bahkan ada yang terang-terangan mendelikan matanya pada Andini.

Andini hanya menghembuskan nafas gusar menanggapi nya.

"Sudahlah jangan dihiraukan."
Kata Bu Marwati menenangkan seraya menggenggam tangan Andini yang terletak di atas meja.

"Iya bu."
Jawab Andini dengan senyuman kikuk.

"Em. Andini sebenarnya ada hal yang ingin saya bicarakan mengenai Adrian sama kamu."
Kata Bu Marwati memulai topik pembicaraan.

"Pa Adrian? Tentang masalah apa ya bu?."
Tanya Andini yang bingung dan tentunya belum mengerti arah pembicaraan Bu Marwati.

"Begini sayang, kamu tau kan. Kalau Shelena calon istrinya Adrian kabur begitu saja saat 2 hari menjelang pernikahan.
Tentunya ini bukan sepenuhnya salah Selena. Ini karena Adrian yang sibuk dengan bisnis-bisnis dan hobi nya."

"Yang membuat Selena jenuh dan merasa tidak diperhatikan.
Bahkan ibu tidak melihat ada cinta diantara mereka. Jadi sedikit nya ibu merasa lega karena akan mendapatkan mantu impian ibu."
Jelas Bu Marwati panjang lebar.

"Mm-m-ak-sud ibu?"
Tanya Andini memastikan.

"Ibu ingin kamu menggantikan Selena. Menikahlah dengan Adrian sayang."
Terus terang Bu Marwati penuh harap.

"Maaf bu Andini tidak bisa."
jawab Andini seraya menundukkan wajahnya.

"Kenapa sayang? Bukannya kamu tidak punya kekasih??"
Tanya Bu Marwati.

"Sebenarnya Andini sudah punya pacar bu, ya walaupun ayah dan bunda tidak merestui hubungan kami. Tapi maaf bu, Andini benar-benar tidak bisa."
Jawab Andini menjelaskan.

"Ibu mengerti sayang."
Jawab Bu Marwati pasrah.

.
.
.

Dengan langkah gontai Andini berjalan menuju rumahnya, kali ini. Andini memilih pulang dari kantor berjalan kaki.

Kini tatapannya terfokus pada sepasang laki-laki dan wanita yang tengah duduk mesra di bangku yang di pinggir jalan, sesekali laki-laki itu mengusap penuh sayang rambutnya wanita itu.

SUAMI IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang