7. RUMAH BARU

32 4 0
                                        

"Andini." Panggil Adrian menghampiri Andini yang sedang sibuk dengan handphone nya.

"Hah, eh iya pak ada apa?" Jawab Andini menunduk karena masih malu atas kejadian yang menimpanya tadi.

"Ck, biasa aja gausah canggung gitu. Baru juga di peluk, belum saya apa-apain."
Ujar Adrian dengan santainya.

'ish dasar Playboy ya jelas aja dia biasa-biasa aja, orang udah keseringan peluk-peluk cewe lain.' gerutu Andini dalam hatinya.

"Laper gak?" Tanya Adrian menghentikan fikiran Andini yang berkecamuk.

"Dikit sih pa." Cicit Andini.

"Pergi makan yu"

"Kemana pak?" Tanya Andini berbinar.

"Ke tempat makanlah." Jawab Adrian seraya menyambar kunci mobil yang ada di nakas meja hotel.

.
.
.

Waktu menunjukkan pukul 14.00
Andini dan Adrian sudah kembali ke hotel setelah mereka makan siang.

"Andini kamu sudah packing semua barang kamu yang ada dirumah orang tua kamu?" Tanya Adrian yang sibuk mengemasi beberapa pakaian yang dia bawa ke hotel.

"Udah deh kayanya."
Jawab Clara tanpa fikir panjang.

" Jam 4 sore kita pulang." Ujar Adrian.

"Kerumah bapa?" Tanya Andini ragu.

Adrian hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

18.55

"Kita mau kemana sih pak udah hampir 2 jam loh gak sampe-sampe."celoteh Andini kesal.

"Kepo banget sih." Jawab Adrian cuek.

Bagaimana tidak kepo, ini bukan jalan menuju rumah Adrian. Lalu mereka mau kemana, tadi jam set 5 mereka sudah sampai dirumah Andini hanya untuk mengambil barang-barang milik Andini.

Andini kira dirinya akan diboyong kerumah keluarga Adrian.
Tapi sudah hampir 2 jam mobil Adrian melaju tidak kunjung Adrian menghentikan mobilnya.

Sampai akhirnya mobil Adrian berhenti di depan rumah berlantai dua dengan nuansa putih dan gold.

" Andini ayo."
Ajak Adrian yang di angguki Andini.

Saat Adrian membuka pintu utama, mulut Andini terbuka lebar menandakan keterkejutan nya.

"Pak ini rumah siapa?"
Tanya Andini pada Adrian namun tatapan nya tetap menjelajahi seisi ruangan rumah tersebut.

"Rumah saya, ah lebih tepatnya rumah kita." Jawab Adrian seraya memasukkan koper milik Andini.

"Yaudah ayo saya tunjukan kamar kamu."
Ujar Adrian berjalan terlebih dahulu dan diikuti Andini.

Andini tampak takjub dengan isi rumah barunya itu.

Bagaimana tidak, saat memasuki pintu utama di sebelah kanan Andini sudah di suguhkan dengan ruang tamu yang terdapat 3 sofa panjang juga 1 sofa singgle mengelilingi meja bulat berwarna grey.

Disamping ruang tamu, terdapat 2 pintu kamar yang sepertinya kamar tamu.

Sebelah kiri tak jauh dari pintu utama, dapur bersih nampak seperti dapur-dapur restoran juga di belakang dapur tersedia kamar tidur kecil dan kamar mandi disampingnya.

Tepat lurus di hadapan pintu utama, tangga menuju lantai dua dengan pegangan berwarna gold.

Ketika kakinya menginjakkan lantai dua, Adrian mengantar Andini di sebuah kamar yang tidak jauh dari tangga, kamar dengan pintu warna putih berdampingan dengan kamar juga pintu yang sama.

"Sebelah kanan kamar saya, sebelah kiri kamar kamu." Ujar Adrian seraya memberikan kunci kamar Andini.

"Kita beda kamar?" Tanya Andini polos.

"Lalu, kamu mau satu kamar dengan saya?" Goda Adrian.

"Eh mak-mak-sud saya em- ah gajadi udah mana koper saya." Alibi Andini menarik koper dari tangan Adrian.

"Tunggu dulu din, saya mau ngasih tau disebelah kamar kamu itu ruangan perpustakaan jadi kamu bisa santai-santai disitu. Lalu di samping kamar saya itu ruangan kerja saya yang menghubung dengan kamar saya, siapa tau kamu cari saya tidak ada di kamar itu berarti saya ada di sana."
Terang Adrian dengan tangan nya yang lincah menunjuk ruangan yang berada di samping kamar Andini dan kamar dirinya secara bergantian.

" Iya pak, makasih saya duluan ke kamar." Pamit Andini.

"Iya sama-sama."

Ditulis : Sabtu, 13 Juni 2020
14.59
Di update : Sabtu, 13 Juni 2020
15.05

Lanjut ga nih?????
Jangan lupa klik vote ⭐ dan komentar 🗨 yang positif sebanyak-banyaknya ya bep 💛
Satu klik seribu semangat buat aku update 💛

SUAMI IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang