Lanjut Andini sambil berjalan ke arah ranjang.
"Hey, apa wajah tampan saya ini patut di juluki penipu hah?!"
Kata Adrian tak terima."Sudahlah, bapa tidak usah berpura-pura lagi. Saya tau taktik bapa, bapa akan berpura-pura mendekati saya, membuat saya jatuh dengan pesona bapa, setelah saya tergoda, bapa pergi dan membuat saya malu, ah dasar penip Hmmppp..."
Seketika Andini membeku di tempatnya. Merasakan sesuatu menyentuh bibirnya, benda kenyal itu adalah bibir milik Adrian.
Saat Andini ingin menjauhkan tubuhnya, tangan kanan Adrian dengan sigap menekan tengkuk Andini, sementara tangan kirinya merengkuh pinggang ramping Andini.
Bukan kecupan melainkan lumatan yang di perdalam Adrian, merasa tak ada balasan dari Andini, Adrian menggigit bibir bawah Andini.
"Awwss..."
Andini mengaduh.Saat bibir Andini terbuka, dengan cepat Adrian memasukkan lidahnya kedalam mulut Andini.
Mengabsen gigi-gigi Andini, dengan ragu Andini mengalungkan tangannya ke leher Adrian. Namun sebelum tangan Andini menyatu, Adrian melepaskan Andini.Dan Andini merasa kecewa karena merasa nafsunya dipermainkan..
"Tidurlah, besok pagi ada yang mau saya tunjukkan padamu."
Ujar Adrian seraya beranjak dari hadapan Andini dan membaringkan tubuhnya di kasur samping Andini."Sudah kuduga."
Karena kesal, Andini melemparkan tubuhnya di ranjang empuk itu dan mendengus kasar.Sementara Adrian yang menyadari itu hanya tersenyum simpul dengan mata tertutup.
"Manis."
Kata Adrian dengan elusan lembut di bibirnya..
.
.Sinar matahari pagi menembus di celah-celah jendela kamar hotel.
Membuat mata Andini mengerjap dan terbangun.Waktu menunjukkan pukul 06'45
Ingat dengan perkataan Adrian semalam yang ingin menunjukkan sesuatu pada Andini, Andini segera bangun dari tidurnya.Sadar melihat sebelahnya kosong, mata Andini menjelajahi seisi kamar hotel sampai matanya tertuju pada sesosok pria yang tidur merengkuh di sofa dekat jendela.
"Ish ternyata dia tidur di sofa."
Saat tangan Andini hendak menyentuh lengan Adrian untuk membangunkan nya, tangan Andini merasakan suhu tubuh Adrian terasa sangat panas. Dan ternyata Adrian menggigil.
"Yaampun, paa.. pa Rian. Aduh gimana nih, mana aku sendiri lagi disini. Aha apa aku telfon mamih aja yah."
"Haloo."
"Iya sayang, ada apa mantu kesayangan mamih."
"Ini mih, pa Adrian kayanya demam deh mih."
"Yaampun anak itu, yasudah kamu tunggu mamih yah. Mamih kesana bawa dokter yah sayang."
"Iya mih."
.
.
."Pa Rian makan dulu yaa."
Ujar Andini pada Adrian yang sedang tertidur di ranjang."Kamu yang masak?"
Tanya Adrian tak percaya." Ih bapa lupa yah, kita kan masih di hotel. Masa iya saya bisa masak. Tadi saya pesan makanan di bawah."
Omel Andini yang hanya di respon deheman oleh Adrian." Yaudah nih aaaaa..."
Merasa suapannya tak di gubris Adrian, Andini mengembalikan uluran sendok dari tangannya." Yaudah kalo gamau."
Ujar Andini.Saat Andini hendak bangkit dari tempat duduknya, tiba-tiba Adrian menarik tangan Andini.
Hingga akhirnya Andini mendarat di paha Adrian.
Kini Andini tengah duduk dipangkuan Adrian."Katanya mau nyuapin, kok malah bengong gitu sih."
Kata Adrian membuyarkan lamunan Andini.Terlalu asyik dengan adegan menyuapinya, mereka tidak sadar ada menekan bel sedari tadi.
"Ekhem.."
Di tulis : Sabtu, 16 Mei 2020
Di update : Senin, 08 Juni 2020
13.12Lanjut ga nih?????
Jangan lupa klik vote ⭐ dan komentar 🗨 yang positif sebanyak-banyaknya ya bep 💛
Satu klik seribu semangat buat aku update 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI IMPIAN
Romance"Kamu yang apa-apaan. Kenapa harus ngomel sih. Ini tuh bakal jadi kebiasaan kamu setiap hari." Jawab Adrian menggoda Andini dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Andini. Kini jarak Adrian dan Andini sudah tak bisa di ukur lagi. Mereka benar-benar san...