Bab 7. Trip To Karanganyar

8.3K 1.1K 157
                                    

Usai berbicara dengan bi Sumi di Hpku tadi, Kevin memintaku berbicara 4 mata di cafe dekat lobi hotel.

Kami duduk di kursi yang sama dengan tempatku duduk bareng mbak Nola tadi. Ketiga teman Kevin balik ke kamar mereka masing-masing. Sedangkan mbak Nola menungguku di meja resepsionis, mungkin lagi ngegosipin aku sama anak-anak front office.

Ya, nggak apa-apa. Aku nggak peduli semua orang bakal ngegosipin pembicaraanku dengan Kevin sekarang. Yang kupeduliin cuma cowok bule ganteng di hadapanku ini. Hidup mati, aku harus berhasil membuat cowok ini setuju dengan perjanjian yang akan kuajukan.

"Are you crazy?" Kevin bertanya dengan wajah mengejek setelah kuajukan persyaratan yang sama seperti kemarin.

Di mataku, pertanyaan itu lebih pada sindiran, bukan murni pertanyaan. Iyalah, udah jelas-jelas aku normal gini kok, bukan pasien rumah sakit jiwa.

"I am." Sebaliknya, aku santai, bersedekap di tempat dudukku. Sindiran macam gitu, ngapain ditanggepin serius? Rugi amat.

Kevin menggelengkan kepala, masih menolak ideku."Find another man. I came here for something important, not to impregnate some local girls."

"Why not? You don't have to marry me. Just make me pregnant. That's all." Aku mempermudah kesepakatan kami. Emang bener, aku nggak butuh nikah atau cinta-cintaan. Aku cuma butuh dihamilin. That's it.

"I'm not into sex mood right now." Kevin berhenti sebentar, lalu memberikan tatapan penghinaan padaku. "Especially with psycho, stupid girl like you."

Sejak cowok ini membuang tasku dan ninggalin aku di pinggir jalan, aku udah mulai terbiasa dia remehin kayak gini. Nggak apa-apa, yang penting impianku terkabul. Lagipula, aku nggak butuh penilaian Kevin. Aku cuma butuh spermanya.

Meskipun diremehin, aku nggak balas ngremehin dia. Malah kupuji-puji dia sebagai bule berkualitas tinggi."I have no other qualified guys to impregnate me. You are the best candidate ever i can find now. Handsome, looking smart, blue eyes, not hooking up unlike your other friends, and ..."

"You know, why i don't hook up with another girls?" Dia memotong kalimatku dengan wajah serius.

Aku mengangkat bahu, nggak mau tau. Itu bukan urusanku."Don't know. Maybe because you're a good guy?" tebakku biar dia seneng.

"No." Di luar dugaan, dia malah memberikan tatapan nggak suka padaku. Salah, ya? Terus, apa dong?"Because i have a fiancee in Sydney, and we're getting married in two months."

Ooo ... Ternyata dia udah punya tunangan. Wah, aku syok, hampir patah hati. Ternyata cowok ganteng ini sudah ada yang punya. Tapi kalau dikembalikan lagi ke tujuanku awal yang nggak butuh cinta-cintaan, cuma butuh dihamilin, ya udah. Nggak perlu patah hati. Rugi amat. Malah bagus. Itu artinya Kevin beneran cowok baik-baik yang cuma setia pada tunangannya. Nanti anakku pasti juga punya sifat gentle man kayak dia. Duh, makin sempurna aja ini si Kevin untuk jadi bapak biologis anakku.

Aku bertepuk tangan satu kali sebagai reaksi kagum."Perfect! Plus, you are faithful to your fiancee."

"Ofcourse. Me and my fiancee are getting married in two months." Kevin mempertegas statusnya sebagai tunangan orang, seolah-olah nggak rela pertunangannya kurusak. Tenang aja, Kev. Aku bukan pelakor, kok. Aku cuma minta spermamu dikit aja. Pelit amat.

"Kamu akan menikah dua bulan lagi? Oke, nggak masalah. Itu waktu yang cukup untuk menghamiliku. Sekali lagi, aku nggak butuh kamu nikahi, atau aku nggak akan memeras harta kekayaanmu, atau merusak pertunanganmu. Aku jamin, aku nggak akan melakukan semua itu. Kalau perlu, kita akan buat surat perjanjian bermaterai, agar kuat secara hukum. Surat perjanjian itu sebagai bukti bahwa aku nggak akan menuntut macam-macam." Aku menjelaskan dengan detil tentang persetujuan ini yang nggak akan merugikan dirinya sama sekali.

Baby Bala Bala (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang