AADP 6

83 13 3
                                    

Selesai solat Maghrib para santri sibuk membaca Al-Qur'an bahkan ada yang memanfaatkan waktu untuk menghafal begitulah kegiatan santri menjelang solat isya.

"Mau kemana?" Tanya Ara pada Ica dan Dinda

"Mau pipis udah gak tahan!" Ica mengerngit sambil menarik tangan dinda

"Sabar dikit lah kau ca... kakiku ini cuma dua!" Umpat Dinda ketika melewati kerumunan santri lainnya

"Ya Allah. Sandal Ica mana? Ini jin jenis apa yan berani nyolong sandal bulu milik Ica. Itu sandal limitid edision!" Ica terus mendumel kala sandal keramat miliknya tak ada jejak

"Ini kalo kita laporkan ke mbak-mbak ketertiban mampus tu jin yang udah curi sandal kau!" Ucap Dinda

"Aishh.... sandal Ica mana!!!" Gerutu ica

"Iklaskan saja ca kalo iya mau di perpanjang nanti kau lelah sandal kau juga tak akan balik. Sandal bulu kau kan banyak di kamar!" Saran Dinda memang benar mau di lapor sekalipun sandal ica tak akan balik jin pondok lebih fropesional dari jin kampungan

"Yah... kalo gitu temenin aku ambil ke asrama yah!" Bujuk ica dengan wajah memelasnya

"Aduh... kau napak sajalah ca!malas aku balik ke asrama nanti kalo mbak-mbak lagi patroli gimana!"

"Aiss... kan kita punya alasann!!"

"Yo dah lah ayo...cepat. keburu azan isya berkumandang"gesa dinda menarik tangan ica

Setibanya di gerbang asrama putri dinda dan ica di kejutkan oleh penampakan sesosok jubah putih di dalam kegelapan asrama.

"Masyaallah!" Dinda memberhentikan langkahnya" itu apa pulak yang putih mondar-mandir di asrama putri 10?" Gidik Dinda pikirannya menuju pada kuntilanak

"Palingan santri putri yang juga diem-diem balik ke asrama!" Pikir Ica

"Ahh... kau itu jangan pura-pura tak takutlah ca!" Pancing Dinda

"Assalamualaikum!" Tegur seseorang dari belakang dinda dan Ica.

Ica dan dinda sama-sama membeku di tempat suara itu asing bagi dinda namun tidak bagi ica. Mereka membalikkan pelan tubuh mereka.

"Masyaallah!" Kaget Dinda "...ehh..Waalaikumsalam ustadz!" Dinda tertunduk takut

"Wa-waalaikumsalam ustadz!" Jawab ica kaku matanya tak ingin beralih atau melempar pandangan seperti ada magnet yang menarik matanya agar terus memandangi ustadz Syukri.

"Sedang apa kalian di sini 15 menit lagi waktunya solat isya!" Peringat ustadz Syukri.

"Baik ustadz!" Dinda berniat akan menarik ica yang masih terpaku di tempat menuju masjid

"Allahuakbar!" Rintih Ica. Ia baru ingat bahwa kondisi kakinya menapak tak bersandal kan niat mereka tadi mau ambil sandar di asrama.

"Ya Ampun!" dinda menepuk jidadnya

"Loh... itu kamu kenapa tidak pakai sandal!" Ustadz Syukri berjalan mendekat ke arah ica dan dinda

"...jadi gini ustadz..."

Dinda menjelaskan kronologisnya kenapa mereka nekad balik ke asrama.

"Humm...kalian itu yang ceroboh jika benar mau balik ke asrama ambil sandal. Kamu kan bisa pinjam sandal santri lain tadi jadi tidak napak seperti ini kan!"

"...maaf ustadz abisnya tadi itu kami tergesa-gesa!" Cengir dinda

"Ustadz kenapa bisa ada di sini?" Akhirnya ica angkat suara

"Tadi habis jenguk anak ning Teri katanya sakit saya selaku sepupu jelas khawatir!" Jelas ustadz Syukri. Suaranya begitu lembut

"Ya sudah begini saja dinda sana kamu ambilkan sandal Ica.biar saya jagain ica di sini keburu waktu isya tiba!" Suruh ustadz Arfan

"Ekhmm... tapi kan ustadz ini sudah malam saya gak berani sendiri lagiankan kalian bukan mahram jadi tidak boleh berdua saja di sini!"

"Astaghfirullah... ya sudahlah mana kunci kamar kalian biar saya yang ambil!" Gesa ustadz Syukri.

"Hah..."jujur Ica kaget seorang ustadz mau ambil sandal santrinya!!" Ehh tidak usah ustadz saya bisa ambil sendiri ini tidak terlalu sakit!" Meski begitu tetap saja luka di telapak kaki ica cukup perih.

"Innalillahii...!" Histeris Dinda " baru ingat aku...kunci kamar kan pada neng Ozii!!"

Ustadz Syukri menggeleng tak percaya. Santrinya ini betul-betul ceroboh.

"...dinda kamu tunggu di sini dengan Ica. Saya akan pinjam sandal ning Teri sebentar!" Ustadz Syukri berlalu pergi dengan langkah sengaja ia percepat agar tak memakan waktu banyak.

Ica terpaku ditempat pipinya memerah bak tomat matang dan hatinya berbunga-bunga.

Dinda yang menyadari tingkah ica menganggukan paham sembari tersenyum jail.

"Cieeee...cie.. yang lagi baper di perhatiin si ustadz tampan!!" Goda dinda menowel pipi merah Ica

Tak berselang lama ustadz Syukri datang sambil menenteng sandal jepit swallow berwarna pink.

"Ini di pakai. Kata ning kalau mau mengembalikan beaok saja sehabis makan siang!"

"Baik ustadz... makasih ya ustadz sudah di bantu ica nya!" Kali ini dinda yang angkat suara. Jika ica lama-lama di sini bisa jadi situs bersejarah pikir dinda.

Dinda menarik pelan tangan Ica menuju masjid sedangkan ustadz Syukri langsung menuju masjid santri putra.























Assalamualaikum ukhty AADP kambek lagi nih!!!

Maaf ya part ini terbilang pendek. Insyaalah akan ana usahain buat update tiap minggunya.

Selalu suka dan baca AADP ya ukhty

Tinggalkan jejak jika ukhty menyukai cerita ana yang masih banyak kerukarang ini.

ADA APA DENGAN PESANTREN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang