❄️ Bagian 3 ❄️

140 111 12
                                    

Rizky baru saja terbangun dari tidurnya. Secepatnya Rizky bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

15 menit Rizky selesai dengan aktivitas mandinya. Ia mengambil baju di lemari.

"Bram makan malam dulu sayang!"Teriak Anggi dari lantai bawah.

"Iya mah bentar" balasnya

Selesai dengan semuanya. Ia mendengar suara mamah memanggil menyuruh ia turun untuk makan malam.

Rizky menuruni anak tangga sembari mengacak-acak rambutnya yang basah.

"Malam,"Semuanya mengalihkan pandangannya kearah Rizky dimana ia sudah berada disampingnya

"Bram Kamu makan dulu gih, biar kuat nunggu Syahkina nya, ingat lo Bram buat nunggu seseorang juga kita membutuhkan tenaga yang banyak"senyum Anggi tercetak diwajahnya saat mengucapkan kata-kata jahil itu pada anaknya

"Nah betul tuh kata mamah, abang tuh harus banyak makan! Masa nanti ketika kak Syahkina kembali badan abang jadi kerempeng haha"balasnya dengan mengejek pasalnya abangnya ini suka melupakan makan ketika mengingat masalalunya itu.

"Heh enak aja kalau ngomong, badan abang tuh ya bagus banyak yang doyan!" Rizky mencubit pipi adiknya gemes

"Ishh dasar jomblo main cubit-cubit aja!"Rizky memutar bola matanya kesal saat mendengar ucapan yang dilontarkan adiknya.

"Papah tuh pusing liat kalian adu mulut coba dong makan yang tenang!" Sang kepala rumah akhirnya angkat bicara setelah melihat adu mulut antara Kakak dan Adik itu.

"Iya pah"Mereka berdua tersenyum, itulah caranya agar tidak mendapatkan ceramah papahnya.

Setelah selesai makan malam Rizky pamit pergi kembali ke kamar.

Rizky memejamkan matanya. Ia terbayang wajah Syahkina yang menghantuinya terus menerus. Syahkina adalah cinta pertama untuk Rizky. Tapi ia tak menyangka jika Syahkina meninggalkan nya dengan alasan yang jelas.

"Hai Syah, Aku sayang sama kamu. Tapi kenapa kamu tega ninggalin aku. Aku sangat merindukan dirimu. Cepatlah kembali sayang,!" gumamnya.

"Syahkina Irani. Help me baby," lirihnya.

Rizky tak bisa membohongi perasaannya. Jika ia sangat merindukan Syahkina.

Rizky menyalakan layar ponselnya. Banyak pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal lagi. Lalu ia penasaran dengan isi pesan itu.

From:+628+++++
"Hai"
"aku benci diriku"
"Dan aku benci ketika melihat dirimu dari kejauhan"'

Rizky heran dengan seorang yang mengirimkan pesan yang membuatnya pusing, Dia tidak akan membalas pesan siapapun kecuali keluarganya dan Syahkina.

Tiba-tiba di depan kamar Rizky, ada adek menyebalkan nya.

"Bang," Panggil ara

"Hm"

Ara menghampiri Rizky "Besok beliin ara coklat ya bang plisss"

"Mana uangnya?" pintanya

"Ya pake uang abang lah jadi cowok kok pelit banget sama perempuan apalagi sama adek sendiri"Balasnya dengan mendengus

"Jadi adek kok gatau diri banget ya mbaknya"

"Jadi abang kok gak modal sama adeknya sendiri"

"Bodoamat ra bodoamat kagak peduli gue"Sahutnya sambil menatap jengah adiknya

"Ish abang"Ara memutar bola mata kesal saat mendengar ucapan abang nya.

"Yauda sana husss keluar lo dari hadapan gue" usirnya

"Dasar punya kakak pelit nya kebangetan banget!!!" Gumamnya sambil pergi dari hadapan Rizky

Setelah kepergian adik perempuan nya itu, dia memejamkan matanya ia merasa lelah hari ini karna memikirkan gadisnya itu yang entah kembali kapan.

***

Ditempat lain seorang gadis sedang menatap layar ponselnya, dia menunggu balasan seseorang itu tapi mengapa laki-laki itu tidak membalas pesannya? Apakah laki-laki itu sudah berhasil melupakannya, jika iya dia sangat senang jika nanti dia pergi meninggalkan semuanya dengan perasaan lega tanpa harus memikirkan laki-laki itu.

Layar ponselnya kembali menyala dan ada telpon dari seseorang, dia kira laki-laki itu yang menelpon pada dirinya tapi ternyata bukan.

"Hello!!!!"
"miss you babe😭"
"Kesian sikutub gue jadi batu sekarang 😭"
"Makin tak tersentuh babe😭"
"Cepat sembuh babe!!!"
"Ya walaupun gue baru kenal sama tu manusia asli deh gue kesian sama dia"

"Miss u to"
"Secepatnya aku akan kembali"
"Makasih doanya babe"
"Udah dulu bye brother"

Batu? Kutub? Separah itukah sosok Bram sekarang? Dia ingin kembali tapi kondisinya yang tidak memungkinkan, bohong jika ia bilang tidak merindukan sosok pria itu. Jika ia bertemu ingin rasanya peluk dia, dirinya tidak ingin berpisah lagi tapi sayang itu semua cuma mimpi,mimpi yang ga pernah terwujud.

Dia menghela napas, lalu dia membuka layar ponselnya. Dengan teduh dia memandangnya tanpa jeda. Segelintir rasa khawatir dan rindu melanda batinnya.

"Apakah diriku akan sembuh dan kembali padamu Bram? Jujur saja aku ingin menyerah tapi disisi lain aku ingin bertemu dengan dirimu, setiap aku ingin menyerah bayangan dirimu selalu muncul dalam pikiranku!gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah diriku akan sembuh dan kembali padamu Bram? Jujur saja aku ingin menyerah tapi disisi lain aku ingin bertemu dengan dirimu, setiap aku ingin menyerah bayangan dirimu selalu muncul dalam pikiranku!gumamnya

Bram (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang