Di perjalanan Rani dan Rizky saling bungkam pasalnya mereka sama-sama bingung untuk menghilangkan rasa ketercangguan di antara mereka harus bagaimana, 3 tahun bukan hal mudah untuk mengembalikan suasana menjadi tidak canggung lagi. Ya meskipun mereka sudah bertemu sebelumnya dirumah sakit.
Tiba-tiba Rizky menghentikan motornya di tepi jalan tempat biasa mereka dulu. Membuat tubuh Rani terhuyung sedikit mengenai punggung Rizky.
"Kenapa?"tanya Rani
"Kita ngadem dulu ya, dan maaf aku cuma bisa bawa kamu ketempat seperti ini"ucap Rizky sembari melepaskan helmnya lalu turun dari atas motor.
Rani pun ikut turun dari atas motor Rizky. "Ya nggak papa kok Bram, disini lebih adem, lagian dulu kita sering kesini"
Rizky mengangguk, sembari menuntun lengan Rani.
"Pak 2 ya,"ucap Rizky pada penjual Es kelapa.
"Siap, tunggu sebentar ya mas saya buat spesial buat kalian berdua"
Rizky mengajak Rani duduk.
"Maafin aku ya, aku udah buat malu ngajak kamu ketempat seperti ini"
"Nggak apa-apa Bram. Lagian kalo aku malu, pasti aku udah tolak tawaran kamu untuk kesini"
Tak lama Es kelapa pesanan mereka datang. "Silahkan! Dinikmati Es kelapa yang super spesial buat kalian berdua,"
"Bapak ini bisa aja" balas Rizky
"Yasudah saya mau layanin pembeli dulu"
"Minum es kelapa nya,"titah Rizky.
Rani menyeruput es kelapa nya dengan sedotan.
"Gimana? Enak gak?"tanya Rizky
"Hmm enak kok, tapi penjual nya seperti beda apa bapak yang biasa jualan itu sudah pindah tempat atau sedang tidak jualan?"tanya Rani
"Si bapak yang dulu udah meninggal Ran"balas Rizky
"Padahal aku rindu sma si bapak itu, dia selalu meledek kita haha"ucapnya sambil mengingat kembali masa lalu
"Sama si bapaknya atau Aku hmm?
"Si bapaknya lah"
Rizky dengan cepat meraih telapak tangan Rani. Lalu ia meletakkan di dada bidang Rizky. "Kamu tau ini jantung aku seperti maraton kalo di depan kamu,"
Rani seketika diam, ia menatap lekat pada Rizky. Beberapa detik, Rizky pun ikut membalas menatap lekat wajah Rani.
Rizky tersenyum jail. Ia mencubit pipi Rani dengan gemasnya.
"Rizky!" Rani menjauhkan tangan Rizky yang terus mencubit pipi nya.
Rizky seketika tertawa lepas melihat tingkah Rani kesal padanya.
"Sakit banget tau Ki,"kata Rani.
"Abisnya kamu liatin aku terus,"ucap Rizky di sela-sela tawanya.
"Kan kamu yang liatin aku duluan,"
"Lah kok aku, jelas-jelas kamu yang liatin aku duluan,"kata Rizky.
"Kamu ihh"
"Ya udah deh, iya aku ngalah sama tuan putri."
"Nah gitu dong kan aku jadi senang"
"Kok belum diabisin?"tanya Rizky.
"Aku udah kenyang"
"Kenyang karna liatin aku terus ya yang,"goda Rizky.
"Iya yang, yang ge'er maksudnya"
Rizky tertawa kecil. Lalu ia beranjak dari tempat duduknya sembari menghampiri penjual Es kelapa. Ia merogoh dompet nya lalu Rizky mengambil 1 lembar uang warna biru, memberikan nya pada penjual Es kelapa. "Nih pak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bram (Completed)
Ficção AdolescenteSudah bertahun-tahun ini ia sudah tidak mendengar kabar perempuan itu lagi, semenjak lulus SMP. Entah bagaimana kabarnya, apakah ia sudah mempunyai kekasih, atau sudah melupakan dirinya, apakah dia sudah sedikit lebih tinggi dari sebelumnya, apakah...