***
"Bunda boleh ya?"Syahkina menatap bundanya-Reni dengan memohon.
"Saya akan menjaga Syahkina sebaik mungkin Bunda."
"Kondisi dia sedang tidak baik Bram, Bunda tidak bisa mengizinkan dia untuk keluar sekarang!"
"Bunda, Aku selama beberapa tahun hanya berdiam dirumah sakit. Hanya kali ini, aku ingin menghirup udara segar bukan bau rumah sakit bunda."
"Bunda hanya takut sayang"
"Aku akan baik-baik saja bunda, jika disaat itu terjadi sesuatu aku akan tenang membawa kebahagiaan."
"Kamu harus memakai kursi roda jika ingin pergi keluar."Syahkina menggenggam kedua tangan Reni erat.
"Ingat bunda, hanya pernafasan aku saja yang terganggu, bukan kaki ku. Syahkina hanya ingin seperti orang normal lainnya bunda, tanpa menggunakan kursi sialan itu yang sangat mengganggu ku."
"Sayang......"
"Bunda, Syahkina akan menjaga diri baik-baik dan Syahkina akan membawa obat oke? Jangan khawatir dengan kondisi ku," Reni menghela nafasnya kasar, mau tidak mau ia harus menyetujui apa yang diinginkan anak perempuannya. Ini juga demi kebahagiaan Syahkina bukan?
"Bunda jika ada apa-apa dengan Syahkina saya akan bertanggung jawab, saya juga akan menggendong dia, jika dia kelelahan."
"Bram, tolong jaga Syahkina dan bahagiakan dia, jangan pernah buat dia sedih ya."
"Pasti Bunda, dan terimakasih sudah mengizinkan ku untuk membawa dia jalan-jalan dengan kondisi yang tidak memungkinkan."
"Kita berdua pamit bunda" ucapannya secara bersamaan.
***
Rizky dan Syahkina sekarang berada di sebuah taman. Rizky sudah tak sabar mendengarkan alasan Syahkina yang meninggalkan nya begitu saja.
"Kamu harus menceritakan semuanya sama aku sayang." ucap Rizky dengan nada suara halus
Mereka duduk saling berhadapan, Rizky menggenggam kedua tangan Syahkina dengan erat.
Syahkina sudah siap untuk menceritakan alasannya pada Rizky. Syahkina menatap lekat wajah Rizky yang begitu tampan hari ini, ah bahkan Rizky selalu tampan setiap hari. "Sebenernya dulu aku menolak untuk pergi meninggalkanmu. Tapi----"
"Tapi apa?"
"Kondisiku memburuk"
"Jelasin sekarang!" Kata Rizky dengan tak sabaran.
Flashback on.
Bunda sangat panik karena kondisi ku yang cukup parah, Bunda tidak memikirkan apapun. Yang ia pikirkan hanyalah kesembuhan anaknya.
Tanpa sengaja Syahkina melihat Bunda tengah berdiri tak jauh dari posisi nya.
Disaat itu aku mendengar ucapan Bunda dengan sepupuku-Putra sedang berbicara serius tentang kondisi ku.
"Kita harus secepatnya bawa Syahkina pergi dari Indonesia"
"Tapi tan---"
"Keputusan tante sudah bulat putra, Tante gamau Syahkina seperti sekarang."ucap lirih
"Apakah kondisiku sangat parah hingga bunda ingin membawaku pergi dari sini? Batinnya bertanya-tanya.
Syahkina berlari menyusuri koridor rumah sakit. Beberapa kali dirinya menghapus air matanya. Tak menyangka bahwa dirinya akan pernah meninggalkan Bram.
"Jadi itu alasan yang ngebuat kamu ninggalin aku syah, kenapa kamu nggak jujur sama aku?!" Kata Rizky.
"Dan Putra tau perihal kepergian dirimu? Sedangkan aku haha!" Ucapnya terkekeh.
Rizky mencoba menahan emosinya di depan Syahkina. Meski dirinya ingin melampiaskan kemarahannya pada Putra.
"Disaat itu pikiranku kacau, aku takut jika kamu tau penyakit aku yang sebenarnya, kamu memilih meninggalkan aku, dan---"
"Cuma gitu aja kamu sampe rela nggak mau kasih tau aku syah, 3 tahun aku nunggu kamu. Kamu tau siapa aku hah?!!"
Syahkina tersenyum manis sembari merapihkan rambut Rizky. "Maafin aku ya,"
"Minta maaf untuk apa dulu hm?" Rizky pun melakukan hal sama membetulkan rambut panjang Syahkina ke belakang punggung.
"Maafin aku, karna aku tau kamu pasti kecewa banget sama aku,"
Syahkina menyentuh pipi Rizky yang pernah ia sentuh 3 tahun mungkin. "Kamu tau? Waktu aku menyentuh pipi kamu buat terakhir kalinya, rasa nya nggak rela. Tapi aku harus lakuin itu, untuk mengucapkan salam perpisahan kita, maafin aku ya,"
"Itu nggak masalah buat aku, tapi aku nggak akan pernah rela kalau kamu beneran tinggalin aku lagi,"
Alasan Syahkina mengapa tak ingin kehilangan Rizky. Karena Rizky tak sama seperti orang lain, Rizky yang apa adanya, Rizky yang selalu menunjukkan cara bagaimana ia memperlakukan dirinya dengan baik.
"Tapi kamu maafin aku?"tanya Syahkina.
"Nggak lah!" Sahut Rizky.
Syahkina menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"
"Kiss dulu"
Syahkina tersenyum dengan semburat merah. "Heh kok sekarang kamu genit sih?"
"Loh gapapa dong, karena aku lagi bahagia. Bahagia yang tak terhitung bisa lagi bareng sama kamu,"
Syahkina tersenyum lalu ia mengecup pipi Rizky beberapa detik dengan mata yang terpejam.
Senyum Rizky mengembang, tak ingin Syahkina melakukan itu. Rizky membalas mengecup pipi Syahkina beberapa kali.
Syahkina menutupi bibir Rizky dengan telapak tangannya. "Heh kenapa kamu jadi genit?"
Rizky nyengir. "I love you Syahkina Irani"
"I love you too Rizky Freddy Bramasta."
Rizky memeluk Syahkina dengan erat. Begitu hal nya dengan Syahkina.
🦋🦋🦋
"Berjalan beriringan dgn seseorang yang kita impikan adalah hal yang sangat bersejarah, percaya dgn kata terwujud, sederhana namun mengesankan"
See you next part guys, jangan bosen ya bacanya. Mau authornya rajin up? Rajin juga vote sama komennya:(
Btw jangan lupa follow aku Instagram aku @umuklsm08 @umukulsum18_ siapa tau ada yang ngefollow hihi. Sekalian juga subscribe YouTube aku guys @Umuukulsum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bram (Completed)
Teen FictionSudah bertahun-tahun ini ia sudah tidak mendengar kabar perempuan itu lagi, semenjak lulus SMP. Entah bagaimana kabarnya, apakah ia sudah mempunyai kekasih, atau sudah melupakan dirinya, apakah dia sudah sedikit lebih tinggi dari sebelumnya, apakah...