Rizky meraih ponselnya. Mengecek apakah Syahkina mengirimnya pesan atu tidak. Namun hasilnya nihil. Gadis itu benar-benar sudah melupakannya! Baiklah kalau begitu, dia juga akan melupakan sosok Syahkina!
Suara ketukan pintu yang berasal dari luar berhasil membuyarkan lamunannya. Dia beranjak berdiri sambil bermalas-malasan. Tumben banget jika ketiga curut sopan, biasanya nyelonong masuk ke kamarnya.
"Sialan" gumamnya, pelan.
Rizky membuat pintunya. Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Aneh, sama sekali tidak ada orang di sini. Bahkan tiga curut pun tak ada di sini. Sebuah kotak yang bergeletak di bawah kakinya, membuat perhatiannya menjadi teralih. Pria itu merundukan tubuhnya dan meraih kotak tersebut dengan kening yang berkerut.
Rizky membukanya, Hanya ada secarik kertas di dalamnya membuatnya menjadi bingung. Apakah si pengirim ini orang yang mengagumi nya? Atau ah tak mungkin juga pikirnya. Pria itu meraih kertas tersebut dan mulai membaca serangkaian kalimat yang ada di sana.
Aku kembali dengan luka yang membuat hatiku sakit Bram... Kita adalah seseorang yang saling mendoakan dan menunggu, tapi tak di satukan oleh Tuhan. Aku melihat dirimu dengan wanita lain, kalian sangat cocok aku senang melihat itu semua. Aku akan pergi kembali.
-Aku masalalu mu
"Syahkina?" Rizky mengambil kunci motor nya dan langsung pergi menuju ke rumah Syahkina
***
Tubuh Rizky sudah basah kuyup terkena guyuran air hujan yang deras.
Entah mengapa dirinya tak merasa kedinginan karena itu sudah terbiasa baginya.
Ia melanjutkan motornya dengan menambah kecepatan penuh. Tak perduli dengan apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri.
"Syah tunggu aku," gumam Rizky
"Jangan pergi untuk kedua kalinya."
Tak butuh waktu lama motor Rizky akhirnya berhenti di rumah gadisnya.
Langkah Rizky berhenti disaat dering ponsel Rizky berbunyi. Rizky segera mengangkatnya ternyata itu dari Putra.
'Syahkina sama gue ki,dia gada di rumahnya.' Rizky terdiam tidak percaya dengan apa yang didengarnya, penantiannya selama ini akhirnya akan berakhir dan rindunya akan segera terobati.
Kedua sudut bibirnya tertarik, ia terburu-buru menaiki motornya kembali dan berlalu pergi dari hadapan rumah Syahkina.
Syahkina Irani, akhirnya aku bertemu denganmu kembali, aku merindukanmu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku lagi sampai kapanpun.
***
Setelah beberapa menit akhirnya Rizky sampai dengan alamat yang diberikan Putra. Rizky menatap bingung bangunan dihadapannya. Rumah sakit? Mengapa Putra mengirim alamat ini, siapa yang sakitnya pikirnya. Karena penasaran, Rizky memasuki rumah sakit itu dan mencari ruangan yang tertera dialamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bram (Completed)
Teen FictionSudah bertahun-tahun ini ia sudah tidak mendengar kabar perempuan itu lagi, semenjak lulus SMP. Entah bagaimana kabarnya, apakah ia sudah mempunyai kekasih, atau sudah melupakan dirinya, apakah dia sudah sedikit lebih tinggi dari sebelumnya, apakah...