Tak selamanya mencintai dalam diam akan berujung sama seperti kisah Sayyidina Ali dan Sayyidatina Fatimah.
▪Zairah Aiza Zahra ▪
Happy Reading💙
---------------------------------------------------
Zaidan Malik Athallah. Satu nama yang berhasil membuatku merasakan apa yang dinamakan cinta. Bohong aku tak mencintainya. Aku telah menaruh rasa padanya sejak awal masuk bangku Sekolah Menengah Atas tapi tidak ada yang mengetahui bahwa aku mencintainya. Tapi aku sadar, cinta ini harus ku hentikan, karena aku tak ingin setan terus mempermainkan perasaanku yang terlanjur mencintainya.
Pagi ini adalah hari senin. Hari senin biasanya hari yang paling dibenci oleh para siswa-siswi tapi tidak denganku. Bagiku hari senin adalah hari yang paling istimewa.
Aku berjalan riang sesekali bersenandung, bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad. Kebetulan sekolah tak jauh dari tempat tinggalku. Yaa.. Kira-kira 200 meter. Cukup dekat bukan?
Saat hendak memasuki gerbang sekolah, netraku tak sengaja menangkap sosok sahabat karibku. Kinanti. Aku melambaikan tanganku.
"Kinan!"
"Kinanti!"
Sepertinya Kinanti tak melihatku. Kuputuskan untuk berjalan mendekat kearahnya yang tengah membeli susu sapi yang berada disebrang jalan.
"Kinan."
"Eh Zirah! ngagetin aja nih ish." rengeknya.
Kinanti Azalia. Sahabat karibku sejak aku duduk dibangku SMP dan masuk SMA yang sama satu kelas pula.
"Maaf Nan, habisnya aku daritadi manggil-manggil kamu, kamunya nggak nengok yaudah aku samperin deh." kataku menjelaskan secara rinci agar sahabatku yang satu ini tak merajuk.
"Iya iya... kamu mau sekalian nggak?" tanyanya menyodorkan plastik yang berisi susu sapi hangat tersebut.
"Eh enggak, aku puasa Ki."
"Maaf, maaf, nggak tau hehehe." balasnya disertai cengiran kuda khas miliknya.
"Yaudah ayo ke kelas, kamu udah ngerjain tugas dari Bu Ratih belum? dikumpulkan habis upacara loh..."
Sontak Kinanti menepuk dahinya. "Ya Rabb.. aku belum ngerjain astagfirullah,"
"Tuh kan, kebiasaan deh."
"Yaudah aku ke kelas duluan ya Ra, Assalamu'alaikum." pamit Kinan langsung berlari menuju kelas yang kebetulan berada di lantai 2.
Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatku satu ini. "Waalaikumussalam, ada-ada aja si Kinan."
Saat hendak melanjutkan perjalanan menuju kelasku, tiba-tiba...
Brak..
"Eh aduh maaf Kak, Zirah nggak sengaja." kataku segera berjongkok untuk membereskan buku-buku yang terjatuh.
"Ini Kak buku-"
Deg!
Oh Allah!
Ya Allah kenapa aku harus bertemu dengan orang ini.
"Emm.. i-ini Kak bu-bukunya." ucapku gugup.
Entah mengapa saat aku berada didekatnya jantungku serasa berdegup lebih kencang. Ya Allah semoga jantung Zirah baik-baik aja..
"Terimakasih."
"Sekali lagi Zirah minta maaf Kak." kataku menunduk tak kuasa untuk mengangkat kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah
SpiritualSAQUEL BRING ME TO JANNAH! ⚠AWAS BAPER! || REMAJA ISLAMI || "Aku lebih senang mendoakan daripada mengungkapkan. Sebab, dalam do'a tiada penolakan." -Zairah Aiza Zahra- "Ada yang senantiasa mencintaimu dalam diam yang baik, suaranya tak terjamah tel...