Bagian Enam🥀

47 13 0
                                    

Apapun yg terjadi dalam hidupmu jangan lupa untuk meletakkan kening mu di lantai.
Sholat bukan untuk kita terlihat baik, tapi kewajiban seorang hamba menjalankan perintah-Nya agar menjadikan kita manusia yang baik.

☘Syarifah Aminah Al-Attas☘

-Cinta Dalam Istikharah🕊-

-@dnnsa_ar-

Akhirnya Fatin beserta keluarga kecilnya sampai dirumah sakit. Segera ia menuju ruang ICU. Rupanya disana sudah ada Yazid dan Rumana—Istri Yazid serta Adit—Adik kandung Rumana.

"Bang, gimana keadaan Umi bang?"

Yazid menghela nafas gusar. "kata dokter penyakitnya semakin parah dan sekarang Umi kritis."

"Ya Allah, Astagfirullah... hiks hiks." ucap Fatin langsung memeluk sang suami.

"Eh, mak lampir kok nangis sih, jelek tau hahaha" ucap Adit spontan karena melihat Zirah menangis sesegukan.

"Adit jaga sikap!" Rumana memperingati adik satu-satunya itu.

"Iya maaf,"

Selang beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruang ICU dengan nafas tersengal-sengal.

"Dok, gimana keadaan Umi saya dok?  beliau baik-baik saja kan dok?" tanya Fatin tak sabaran.

"Begini bu, kondisi ibu Ningsih semakin parah, kanker yang dideritanya merambat sangat cepat dan kemungkinan untuk bisa bertahan hidup sangat kecil." jelas dokter tersebut.

"Ka–kanker dok? bukannya ibu saya menderita kelainan paru-paru?" tanya Fatin heran.

"Tidak bu, ibu Ningsih menginap kanker darah atau yang biasa disebut leukimia. Bu Ningsih sama sekali tidak mempunyai riwayat sakit paru."

Fatin menatap Yazid dengan tatapan meminta penjelasan. "Bang apa maksud semua ini?!  jelasin sama aku bang?  maksudnya apa?!"

Akbar mengelus bahu Fatin berusaha menetralkan amarahnya. "Ssttt sayang sabar, tahan emosi kamu."

"Ya gimana aku bisa sabar mas! bang Yazid bilang ke aku kalau Umi cuma kelain paru-paru, tapi nyatanya?  Umi sakit keras dan aku sebagai anaknya nggak tau itu!" Amarah Fatin membludak. Baru kali ini Fatin semarah ini. Yazid terkejut mendengar respon sang adik saat mengetahui penyakit Ningsih yang sebenarnya.

"Umi..."

Fatin menoleh kearah anak perempuan satu-satunya itu. Terlihat sangat jelas bahwa Zirah ketakutan.

"Ya Allah sayang, maafin Ummi, Ummi minta maaf..."katanya lantas memeluk Zirah.

"Zirah takut Ummi, Zirah takut..."

"Maafin Ummi sayang maaf,"

"Ummi..." Panggil Zainal. "Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. [Ali ‘Imrân/3 : 134]."

"Terimakasih sayang, Alhamdulillah Umi dikelilingi dengan anak-anak sholeh dan sholehah, sekali lagi Umi minta maaf." ucap Fatin mengecup puncak kepala anak-anaknya bergantian.

Cinta Dalam IstikharahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang