22

1.4K 90 25
                                    

Cerita ini dituliskan untuk jadi pembelajaran, sekali lagi jangan mengatur author untuk menuliskan cerita. Setiap cerita yang saya tulis memiliki tujuan.

Berkali-kali ada akun yang menghina tulisan mengatai saya dengan bahasa kasar, saya blok dan dia bikin lagi akun baru terus baca cerita saya lagi. Dia bilang cerbung saya religi tapi isinya kasar, dan menuduh saya kasar.

Hay! Agar tulisan menarik itu harus menghadirkan konflik, konflik ada, datang dari tokoh yang jahat. Seperti film perempuan berkalung sorban misalkan, siapa di sana yang jadi tokoh lelaki cabulnya? Anak kyainya! Terus Negeri Lima menara dan film pesantren yang sejenisnya. Jika kau kurang gaul tentang dunia pesantren, lebih baik diam. Tak semua perempuan pesantren itu malaikat, mereka manusia yang kadang khilaf juga.

Mau di manapun, peluang berbuat jahat dan nista itu ada!

Oke balik lagi. Kepada akun yang menghina tulisan dan berkata tak pantas, coba kamu bercermin, kamu itu bercadar, apa pantas mulutmu berbicara sekasar itu. Sok suci, tapi kata-kata yang keluar dari bibirmu seperti beling. Saya tengok akunnya, rupanya ia juga nulis, tapi tulisannya sepi, tak ada yang singgah.

Khusus untuk cerbung ini, saya tulis untuk jadi pembelajaran buat pembaca, jangan terayu oleh lelaki, meskipun itu bergelar Ustaz. Ustaz juga punya burung, Nak. Dalam artian, ia bernafsu terhadap perempuan. Kau kira Ustaz itu apa? Manusia tanpa burung.

Maaf ya jika kata-kata saya menyinggung. Tulisan ini diperuntukkan untuk pembaca toxic.

In syaa Allah, cerbung akan di-update hari ini.

Terima kasih untuk pembaca setiaku. 😘😘

Tentang ucapan saya bahwa Ustaz punya burung, maaf jika agak kasar, sebab saya pernah berkali-kali kena rayu Ustaz genit, yang singel dan yang beristri.

Ucapan Pria Beristri (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang