Sixth

24.3K 2.4K 139
                                    

Haechan menghela nafasnya, ia kembali menatap kaca fullbody di depannya, lalu kembali mendesah frustasi.

"Babe, apa kau melihat dasi biru yang biasa aku pakai?" tanya Mark yang sudah lengkap dengan setelan kerjanya, Haechan menoleh menatap Mark. Dan ternyata sedari tadi Haechan yang membawa dasi biru yang dicari oleh Mark, memang sengaja karena Haechan ingin memakaikannya sendiri pada Mark.

"Ada apa dengan wajahmu?" tanyanya ketika melihat wajah Haechan yang sedaritadi cemberut,

"Ck, hickey yang kau buat semalam mengapa banyak sekali sih?!" Haechan memukul dada Mark dengan segenap kekuatannya, membuat lelaki itu meringis kemudian terkekeh sembari menatap Haechan yang tengah memakaikan dasinya.

"Beritahu aku kalau sudah hilang," ucap Mark, Haechan menatap Mark sedikit mendongak.

"Kenapa?" tanyanya dengan kening berkerut,

"Agar aku bisa membuat yang baru," jawaban yang keluar dari mulut Mark sontak membuat Haechan dengan sengaja mengencangkan ikatan dasi, membuat Mark sampai terbatuk.

"Dasar gila," Haechan melangkah meninggalkan kamar untuk bersiap berangkat kerja.

Seperti biasa keduanya berangkat bersama, bahkan hal itu sempat membuat rekan satu tim Haechan heboh, tapi setelah bilang kalau rumah mereka satu arah dan Mark memberikan tumpangan mereka iya saja dengan jawaban Haechan.

"Haechan," si pemilik nama menoleh, mendapati Yeri yang berjalan kearahnya,

"Apa?" tanya Haechan sembari menatap perempuan berambut pirang yang terurai itu,

"Nanti setelah jam makan siang kau dan Jaehyun diminta ke ruangan Tuan Moon, dia ingin bicara soal anggaran event mendatang," jawab Yeri yang dibalas dengan anggukan dari Haechan.

"Tapi, kau yakin kalau sajangnim mau ikut dalam event ini? Tahun lalu saja dia tidak mau hadir, padahal seru sekali camping tahun lalu," tanya Yeri sembari mengingat kejadian tahun lalu, dimana Mark yang seharusnya ikut event untuk mempererat karyawan di perusahaan. Haechan tersenyum kecil,

"Eii, percaya padaku. Dia pasti mau," jawab Haechan.

"Oho, kalau sampai dia tidak datang, kau harus memberiku 50 ribu won, setuju?" tawar Yeri,

"Setuju, kalau dia datang kau harus berikan 50 ribu won padaku," balas Haechan, kemudian keduanya melakukan tos.

"Kenapa? Ada apa?" tiba-tiba Jeno datang, dengan kepala yang menyembul disamping bahu Yeri,

"Aish! Kau ini kenapa sih?!"

Takk!

Yeri memukul kening Jeno, membuat pemuda itu meringis kemudian berdiri tegap.

"Wanita macam apa kau ini, tenaga sama seperti buldoser," gumam Jeno sembari mengelus keningnya,

"Kau saja yang bodoh, sudah tahu tenaganya seperti monster masih saja mengangetkannya," ujar Haechan,

"Ish..kau juga berniat memuji atau menjatuhkanku," setelah berkata demikian Yeri berjalan ke arah mejanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SURRENDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang