Eighteen

13.1K 1.4K 161
                                    


Mari kembali dihari Johnny dan Haechan makan malam direstoran setelah berkeliaran mencari apartemen. Setelah mengantarkan Haechan pulang ke rumah, Johnny mengendarai mobilnya menuju ke bar tempat dia biasa menyalurkan rasa lelahnya. Tapi kali ini bukan itu tujuannya kesana, namun untuk menemui kenalannya yang merupakan pemilik apartemen.

Ya, Johnny tidak pernah membeli apartemen sebelumnya, dia tidak pernah dibolehkan untuk tinggal sendiri oleh Mama-nya. Protektif memang, padahal dia sudah sangat dewasa.

Begitu sampai di bar, ia menemukan pemuda dengan nama Qian Kun itu tengah melayani tamu.

"Hey, Kun," sapa Johnny, ia langsung duduk berhadapan dengan pria itu,

"Apa? Butuh apa kali ini?" tanya Kun yang sudah hafal dengan kebiasaan Johnny yang suka minum itu,

"Aku ingin menyewa salah satu apartemenmu," jawab Johnny. Kun mengangkat sebelah alisnya,

"Tumben, bukankah kau tidak boleh tinggal sendiri?" tanyanya,

"Ck, tinggal beri aku satu saja. Lagi pula aku membayar," jawab Johnny. Kun terkekeh,

"Iya-iya, ada satu apartemen yang kurasa akan sesuai dengan seleramu," ujar Kun.

Dan begitulah cerita Johnny mendapatkan apartemen dadakannya. Pagi ini setelah mengantarkan Haechan, Johnny berangkat ke kantornya seperti biasa.

"Selamat pagi Tuan Seo," sapa seorang wanita cantik yang menjabat sebagai sekertaris kedua, Bae Irene.

"Morning," balas Johnny,

"Oh ya, tolong panggil Shotaro kesini," perintah Johnny,
"Baik Pak," ucap Irene, kemudian Johnny masuk kedalam ruangannya. Johnny mendudukkan dirinya dikursi kebanggaannya, tidak banyak pekerjaan hari ini, hanya rapat dengan tim audio dan juga editor.

Tok! Tok!

Klek!

"Selamat pagi, Pak," sapa Shotaro, sang sekertaris. Lelaki itu berjalan mendekati Johnny,

"Carikan aku informasi tentang perusahaan KoN," ucap Johnny,
"Untuk apa Pak? Tumben sekali," tanya Shotaro,

"Nanti juga tahu,"

Haechan mengambil sandwitch pesanannya, kemudian dia berjalan keluar dari cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan mengambil sandwitch pesanannya, kemudian dia berjalan keluar dari cafe. Ia hampir saja turun di halte yang salah. Dan pagi ini mood Haechan sudah hancur, apalagi melihat Mark yang keluar bersama seorang wanita yang dia yakini adalah tunangannya.

"Cih, kenapa juga aku harus cemburu. Harusnya aku marah, harusnya aku keluar saja darisini," Haechan mengunyah sadwitchnya dengan penuh rasa kesal. Ini sudah jam makan siang, dan karena dia tidak kenal siapapun, dia terpaksa makan sendirian.

Melihat betapa perhatiannya Mina yang membawakan Mark makan siang ternyata semakin membuat Haechan lapar.

"Haechan-ssi," panggilan itu membuat Haechan yang tadinya hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift berhenti, ia menoleh dan menemukan sosok laki-laki yang berjalan ke arahnya.

SURRENDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang