Sixteen

13.2K 1.4K 309
                                    

Haechan menghampiri kedai berikutnya, sementara Johnny masih harus menunggu karena makanan mereka masih dibuat. Sekarang mereka sudah berada di festival, dan Johnny sampai kewalahan mengikuti Haechan yang dengan cepat berpindah dari satu kedai ke kedai lainnya, Haechan tidak bisa diam disatu tempat.

"Haechan, tunggu sebentar," Johnny berhasil meraih tangan Haechan yang tengah asik mencicipi manisan. Lelaki itu tersenyum manis sembari mengunyah makananya,

Oh tidak! Haechan sangat lucu.

Johnny tidak jadi melampiaskan amarah dan rasa lelahnya melihat senyum sederhana itu,

"Cobalah, nanti belikan aku," Haechan menyodorkan satu suap pada Johnny, pria jangkung itu hanya menerima suapan dair Haechan, kemudian mengunyah makanannya.

"Aku mau yang mangga," ucap Haechan setelahnya, ia membuang tusuk gigi yang dia gunakan untuk mengambil manisan. Lalu matanya beralih pada odeng yang dibawa Johnny, tangannya refleks mengambilnya.

"Bu, bungkuskan aku yang mangga,"

"Haechan, kau yakin bisa menghabiskannya?" tanya Johnny, Haechan mengangguk pasti.
"Pasti habis, sudahlah..jangan khawatir soal itu, cepat belikan," ucap Haechan, ia kemudian kembali melangkah, bahkan sebelum Johnny selesai membayar.

Sekitar jam sembilan malam, Johnny dan Haechan belum pulang, mereka sudah tidak di tempat festival, dan memilih untuk berjalan-jalan disekitar sana. Kalau kata Haechan, dia harus menurunkan makanan di perutnya dulu dengan jalan-jalan.

"Hyung, besok antarkan aku untuk melihat apartemen,"

"Sudah menemukannya?"
"Masih melihat, belum pasti," jawab Haechan,

"Biar aku carikan," ucapan Johnny langsung ditolak oleh Haechan,

"Nanti kau carikan yang mahal pula," ucap Haechan. Johnny terkekeh mendengar ucapan Haechan,

"Tidak apa, lagipula menghabiskan uang adalah keahlianku," jawaban dari Johnny membuat Haechan dongkol, mentang-mentang kaya.

"Lee Haechan, bertemu dengan Seo Johnny, direktur utama perusahaan Jo Company,"

Mark menatap layar ponselnya, ia menggenggamnya dengan begitu erat sampai-sampai Mina yang melihatnya pun sampai takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark menatap layar ponselnya, ia menggenggamnya dengan begitu erat sampai-sampai Mina yang melihatnya pun sampai takut.

"M-mark?" Mina berusaha meraih tangan Mark, tapi langsung ditepis oleh Mark, ia berdiri, berjalan menuju ke kamarnya tanpa kata. Meninggalkan Mina yang masih takut dengan Mark,

"Ternyata aku salah menilaimu, Lee Haechan," Mark mendudukkan dirinya diatas kasur,

"Baru saja aku tinggal, kau sudah mendapatkan incaran baru. Memang ayah dan anak tidak ada bedanya, sama-sama sampah," Mark kembali menatap foto yang dikirimkan oleh mata-matanya.

"Kau sudah menghianatinya Mark, tidak ada yang salah jika dia melakukan itu," suara hati itu jelas sangat menohok akal sehat Mark. Dia yang menyakitinya duluan, tapi...rasa cemburunya menimbulkan perasaan marah yang lain.

SURRENDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang