Twenty Five

13.4K 1.2K 75
                                    

Selama masa pemulihan Haechan benar-benar tidak diperbolehkan Mark untuk keluar dari rumah, penjagaan disekitar rumah Haechan pun diperketat. Membuat Haechan tak bisa berkutik dan menyelesaikan pekerjaannya dirumah. Kini Haechan tengah menyeduh coklat dan membuat roti oles madu,

"Daddy-mu posesif sekali, masa mommy mau berkebun dibelakang saja tidak diperbolehkan," gumam Haechan, ia kemudian membawa piring berisi roti dan gelas isi coklat dinginnya, berjalan menuju keruang santai untuk meneruskan kegiatan menonton filmnya. Sembari menikmati camilannya, Haechan menikmati film bergenre romance itu.

Ting~ tong~

Haechan berdiri, menuju ke pintu untuk melihat siapa yang datang dari intercom. Saat hendak bertanya, Haechan tidak mendapati manusia disana, hanya sebuah kardus yang Haechan tebak adalah paket. Kurirnya tidak salah antar kan? Haechan tidak belanja online. Lelaki itu mengesampingkan pertanyaannya lebih dahulu, memilih untuk keluar rumah untuk mengambil paket didepan pagar. Melanggar aturan sih, tapi kan Haechan hanya keluar untuk mengambil paket.

Haechan membawa paket didalam kotak kardus seukuran kardus mi itu, membawanya kedepan televisi lalu Haechan mengambil gunting untuk membukanya.

"Baby!" suara itu mengejutkan Haechan yang hendak berjalan menuju ke ruang santai, Mark menghampiri Haechan.

"Apa yang akan kau lakukan dengan gunting ini?" Mark mengambil alih gunting di tangannya, menatap Haechan dengan khawatir dan dibalas tatapan bingung oleh Mark.

"Aku...ingin membuka paket," jawaban Haechan membuat Mark yang tadinya khawatir kini menghela nafas lega lalu mengembalikan gunting kepada Haechan. Si manis menatap Mark dengan bingung, akhir-akhir ini Mark semakin overprotektif padanya, mau membeli game vcr pun tidak dibolehkan karena takut Haechan menabrak barang. Mark melepas jasnya, membuat Haechan tersadar,

"Tumben sudah pulang?" tanya Haechan, ia menghampiri Mark, memeluknya dari samping setelah meletakkan gunting dimeja TV. Mark tersenyum, mengecup pipi istrinya itu.

"Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat," jawab Mark. Mata Haechan langsung bersinar, sudah lama dia menantikan hal ini.

"Kemana??" tanya Haechan, bisa didengar dengan jelas dari nada suaranya Haechan sangat bahagia.

"Bukan kejutan nanti kalau aku memberitahumu. Sekarang kau hanya perlu pa-"

"Berangkat!" Haechan sudah bangkit lebih dulu, dan hal itu mengundang tawa Mark. Padahal ini baru satu minggu Haechan keluar dari rumah sakit untuk perawatannya.

Mark mengikuti Haechan, ingin memperhatikan istri tersayangnya itu.

"Aku juga punya kejutan untukmu," ucap Mark, Haechan yang terlihat memilah pakaian itu menatap Mark dengan senyum,

"Apa itu??" tanyanya sembari menghampiri Mark. Entahlah, akhir-akhir ini Haechan sangat ceria, kelebihan energi sepertinya, tetapi sekali diganggu dia akan merajuk beberapa jam lalu kembali manja.

Mark merogoh saku dalam jasnya, mengeluarkan dua buah buku kecil. Buku nikah.

Haechan melonjak senang, dia langsung mengambil dua-duanya dari tangan Mark, kemudian melihat isi buku nikahnya dengan senyum yang tak luntur. Mark tidak tahan untuk tidak memeluk Haechan,

"Thank you for being my love," bisik Mark. Haechan membalas pelukan Mark, ikut tersenyum,

"Thank you for keeping your promise," balas Haechan. Mark mencium kening Haechan dengan lembut, membuat jantung Haechan tidak bisa berhenti berdegup kencang.

Mereka sudah menikah, pernikahan mereka sudah terdaftar dan Haechan sangat senang dengan itu. Dia kembali mendapatkan kebahagiaannya.


SURRENDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang