Wedding

53 6 0
                                    

The day!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The day!

Pernikahanlah adalah sebuah kebahagiaan nyata yang diidamkan oleh banyaknya pasangan di luar sana. Bagaimana tidak, jika kita sudah memberikan hati kita kepada orang yang kita cinta, tentu itu akan menjadi sebuah awal untuk membina sebuah keluarga.

Tapi, bagaimana dengan mereka yang menikah bukan karena dasar cinta? Tapi, karena keadaan yang memaksa. Akan 'kah pernikahan mereka berakhir bahagia?

Gia menarik napas panjangnya berkali-kali. Ina mencoba menenangkannya sambil menggenggam tangannya. Selama masa kehamilan Gia, Ina selalu berada di sana. Menjaga dan membantu Gia untuk menenangkan dirinya.

"Tenang, kau akan baik-baik saja," ucap Ina pada Gia.

Gia tersenyum,"Tapi –"

"Jangan mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi, Gia. Lebih baik fokus dengan kesehatanmu dan calon bayimu."

Tanpa banyak bicara lagi, Gia mengangguk.

Gia sangat cantik, dengan balutan gaun berwarna putih yang tidak terlalu terbuka hasil rancangan designer ternama. Dipadukan dengan hiasan wajah yang tidak terlalu merona. Gia tetap terlihat cantik, meski pun dengan wajahnya yang mulai chubby.

Saat waktunya tiba, Gia berjalan di altar. Di sana, sudah berdiri Lingga dengan setelah jas berwarna senada dengan gaun Gia, putih. Lingga nampak sempurna. Berdiri tegak dengan tubuhnya yang gagah dan senyumnya yang menawan di wajahnya.

Saat Gia muncul dan mulai berjalan di altar, seluruh tamu undangan yang hadir mengembangkan senyum mereka. Ada beberapa orang yang meneteskan airmata. Gia melihat sang Mama menitikkan airmatanya, lalu manghapusnya, dan mulai mengembangkan senyumnya. Nampak jelas di wajahnya rasa bahagia dan takut yang luar biasa.

Gia tersenyum tipis. Saat langkahnya hampir sampai, Gia meraih tangan Lingga. Kedua mata mereka saling bertatapan satu sama lain. Dan, mereka mulai mengucap janji pernikahan.

Semua sorot mata tamu undangan yang hadir tertuju kepada mereka berdua. Terutama awak media yang hadir di sana. Pernikahan mereka mengguncang dunia hiburan dan karir Lingga.

"Padamu, Gia, aku menyerahkan cintaku dalam sehat dan sakitku, dalam tua dan mudaku, untuk bersamamu. Menjadi suami, teman, sahabat, kakak, dan ayah dari anak-anak kita kelak," ucap Lingga dengan tatapan hangatnya.

"Kepadamu, ku berjanji untuk selalu menemani, baik suka mau pun duka, baik tawa maupun airmata, dan baik hari ini, esok, dan selamanya."

Gia terenyuh. Airmatanya berlinang. Ia hampir terbuai, sebelum akhirnya kembali tersadar, bahwa ini hanya sebuah pernikahan untuk menyelamatkannya.

"Padamu, Lingga Ardhana..." Gia menarik napasnya panjang, jantungnya berdegub dengan begitu cepat. Ia berusaha menetralkan gugupnya. "Aku menyerahkan cintaku dalam sehat dan sakitku, tua dan mudaku, untuk menemanimu, menjadi istri, teman, sahabat, dan ibu dari anak-anak kita kelak."

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang