Sebelas siswa berjalan menuju parkiran sorot mata mereka yang tajam akan membuat siapapun yang melihat terpesona, beberapa siswa tidak memakai jas sekolahnya hanya di sampirkan di bahu membuat pemandangan menjadi lebih swag. Baju mereka juga sudah dikeluarkan dan digulung kecuali dua orang, si genius Yedam dan paling muda Junghwan baju mereka masih sangat rapi dengan dasi yang masih terpasang.
"Hyung kok ke parkiran lama banget sih?" Junghwan bertanya pada Jihoon yang disebelahnya.
"Sekalian tebar pesona, mumpung ada cewek tuh" Jihoon
Sekolah mereka hari ini memang kedatangan siswa dan siswi dari sekolah lain karena ada lomba cerdas cermat. Setiap tahun ajaran baru memang sekolah mereka mengadakan LCC supaya sekolah tau gimana perkembangan otak siswa mereka. Untung anak Treasure walaupun bobrok ada prestasinya.
Jihoon dan Junkyu ke sekolah katanya ini terakhir kalinya sebelum mereka kuliah minggu depan, dan sekalian ngeliat adik-adiknya lomba. Yedam, Mashiho dan Jaehyuk ikut LCC kalau Yedam sama Mashiho mah udah biasa si Jaehyuk numpang nama doang katanya untuk pengalaman. Gak tau kali ini bakal menang apa kalah, pengumumannya minggu depan. Kalau tahun dulu ada Yoshi yang ikut makanya mereka selalu menang, sekarang gak tau soalnya Yedam sama Mashiho lebih suka pelajaran seni atau bahasa dari pada menghitung, Jaehyuk mah tipe murid yang jalani aja asal gak remed sama nilai gak jatuh.
"Hwan capek nih, jalan kok kayak siput" Junghwan langsung berlari agar sampai duluan di parkiran.
"Dasar anak kecil gak tau urusan orang dewasa sih" Jihoon kesekolah karena pengen liat cewek, maklum 6 tahun sekolah di Waiji box isinya cowok semua.
Mereka asik berjalan dengan elegan hingga sampai di parkiran mobil mereka, hanya Junkyu yang bawa mobil yang lain mah numpang. Kalau nanya emang muat bersebelas naik mobil Junkyu? Jawabannya nggak, maka dari itu Hyunsuk sudah siap sedia di parkiran dari tadi dan udah ngomel-ngomel karena dia abis pulang kuliah langsung jemput malah yang dijemput santai kayak dipantai.
Mereka sampai di sebuah rumah sederhana bertingkat dua dengan cat abu-abu dan di sampingnya dikelilingi berbagai macam bunga, rumah yang dibangun Hyunsuk dari hasil menabung uang jajan selama setahun ini merupakan rumah kedua bagi mereka sekaligus markas pertemuan. Hyunsuk sengaja membuat rumah ini agar teman-temannya dari luar kota tidak tidur diasrama sekolah dan mereka bisa berkumpul kapanpun disini apalagi rumah ini terletak diantara rumah Yedam dan Hyunsuk jadi mereka tidak perlu khawatir tentang makanan.
Sampai didalam rumah, semua barang masih berantakan piring untuk sarapan masih tergeletak di ruang tengah dan piring bekas makan malam di wastafel. Baju kotor anak-anak selama seminggu masih tertumpuk di keranjang samping tangga.
"Hyunsuk hyung kenapa gak cuci piring sih?" Mashiho
"Eh kan gue juga baru pulang terus jemput kalian" Hyunsuk udah mau naik darah tapi masih kalem
"Ya harusnya jangan jemput kesekolah di sini aja beres-beres" Mashiho
"Salahin aja salahin,dijemput salah gak dijemput salah kalian yang tinggal disini kok gue yang ribet" Hyunsuk udah mulai mode senggol bacok langsung duduk di karpet.
"Udah nanti Hyunsuk Hyung nangis" Jihoon menepuk bahu Hyunsuk
"Udahlah shi kita beresin bareng-bareng" Yoshi
"Tuh dengerin Yoshi" Hyunsuk
"Iya deh" Mashiho mengalah langsung kekamar menaruh tasnya begitupun dengan yang lain, disini hanya ada empat kamar tapi kasurnya ada 12. Barang-barang rumah ini hasil iuran mereka ber-12, si Hyunsuk juga ikut nyumbang lagi.
"Haruto sama Asahi cuci baju sana nanti yang jemurin biar Jeongwoo sama Junghwan" Yoshi
"Biar gue yang cuci piring" Yoshi"Gue nyapu" Mashiho
"Kami?" Junkyu
"Kalian duduk kamar atas aja dulu, kan kami yang tinggal disini jadi kami yang harus bersih-bersih" Yoshi
"Oke semangat kerjanya" Junkyu langsung naik ke atas diikuti yang lain sambil menyemangati. Cuma anak dari Jepang yang tinggal disini karena mereka gak betah diasrama maka dari itu Hyunsuk ngebangun rumah, ditambah Jeongwoo dan Junghwan rumah mereka jauh dari sekolah sering telat terus jadi mereka juga ikut tinggal di sini tapi seminggu sekali pulang kangen mama kata mereka.
Selesai dengan kegiatan gotong royong, mereka langsung nyusul anak yang lain ke atas.
"Kayaknya bunga belum disiram deh dari kemarin" Hyunsuk lagi memandang ke bawah melihat bunga-bunga yang sedang mekar. Mereka lagi dikamar paling ujung karena kamar ini yang paling besar.
"Siram lah hyung, udah sore nih nanti mati gimana" Jihoon
"Kamu yang tanam kenapa jadi gue yang nyiramin mulu" Hyunsuk, Jihoon tuh hobi banget dengan bunga jadi dia yang tanam banyak bunga di markas mereka.
"Kan rumah hyung deket, jadi bisa tiap hari kesini" Jihoon tersenyum
"Iya sih, gue siram dulu deh" Hyunsuk beranjak dari depan jendela menuju pintu.
"Sekalian hyung juga disiram biar tumbuh" Jihoon tertawa
"Gue gak denger pakai henset" Hyunsuk berjalan tanpa melihat Jihoon
"Hyung mau kemana?" Doyoung yang lagi asik main game bareng Yedam menoleh ke Hyunsuk.
"Nyiram bunga" Hyunsuk lalu Doyoung hanya mengangguk.
Baru mau membuka pintu anak jepang sudah membuka duluan.
"Mau kemana Hyung?" Yoshi
"Nyiram bunga" Hyunsuk
"Oh" Yoshi mengangguk lalu masuk ke kamar.
"Heran gue ditanya mulu kek artis" Hyunsuk
Hyunsuk turun lalu segera ke depan rumah, dia menghidupkan kran yang sudah terpasang selang panjang lalu mulai menyirami bunga di sebelah kanan. Saat pindah ke kiri dia melihat Junghwan dan Jeongwoo yang asik jemurin pakaian.
"Hyung!! Hujan hujan" Junghwan menutupi kepalanya.
Jeongwoo yang curiga melihat ke belakang benar saja Hyunsuk sedang mengarahkan selangnya ke atas sambil tersenyum.
"Yak! hyung!" Jeongwoo teriak dan membuat Hyunsuk tertawa.
Junghwan langsung melihat kebelakang.
"Hyung, bajunya nanti tambah basah" Junghwan
"Maaf, maaf lanjutin lagi sana" Hyunsuk kembali menyiram bunga.
Anak-anak yang melihat dari jendela juga ikut tertawa, mereka kadang suka lupa umur kalau sudah berkumpul. Apalagi hanya Hyunsuk sediri yang kelahiran 99 dan paling tua harus bisa beradaptasi.