"Jimin hyung."
"Woah!" Pemuda yang tengah tertidur lelap di sofa terlonjak karena seseorang menyentuhnya.
"Cooky?" Jimin si pemuda itu bangkit dari posisi berbaringnya dan menatap sang adik yang tengah menatapnya pula.
"Kau baik-baik saja hyung? Kau berkeringat sangat banyak." Jungkook menyeka keringat sang kakak yang memenuhi kening pemuda itu.
"Ah...... ne, kurasa aku tadi bermimpi. Ka.... kau belum tidur?" Tanya Jimin kikuk, Jungkook yang masih menatapnya nampak tersenyum tipis.
"Aku terbangun karena sedari tadi hyung terus mengigau memanggilku." Jelas Jungkook seraya kembali menuju brankar.
Jimin mengusap keningnya dan mulai mencari keberadaan ponselnya. Sebuah pesan masuk membuat Jimin mengernyitkan keningnya.
'Aku akan kembali ke Korea lusa, kau tidak akan lupa untuk menjemputku bukan?'
Sebuah pesan dari Taehyung menghiasi layar ponselnya, tapi bukankah Taehyung sudah mengirim pesan ini sebelumnya?
"Cooky, apakah eomma dan appa menghubungimu? Kapan mereka akan kembali?" Jungkook yang tengah sibuk meneguk air menatap kakaknya sesaat.
"Ne? Eomma dan appa baru saja kemari, apakah hyung baik-baik saja?" Sulung keluarga Park itu mengusap tengkuknya dan berusaha mengingat sesuatu.
"Bukankah mereka sedang perjalanan bisnis?"
"Eum..... bukankah hyung yang menelphone mereka jika aku masuk rumah sakit. Apakah ada masalah hyung?"
"Ah.... tidak lupakan saja kurasa aku belum sepenuhnya sadar. Aku akan ke toilet sebentar." Jimin beranjak dan keluar dari ruang rawat Jungkook.
Mimpi itu sangat terasa nyata baginya, kecelakaan pesawat dan juga Jungkook yang melompat dari rooftop.
🍃🍃🍃
"Hyung akan ke universitas, eomma dan appa akan tiba dalam 20 menit." Jimin sibuk mengemas beberapa buku dan bergegas keluar dari ruang rawat. Sebelum itu sebuah kecupan ia berikan di kening Jungkook.
Sejak tadi si bungsu nampak memiliki mood yang buruk, ia meminta untuk pulang pagi ini tetapi ternyata ia masih harus menjalani serangkaian pemeriksaan.
Ya.... Jimin juga merasa buruk karena terlanjur berjanji akan membawanya menikmati kembang api di Sungai Han.
Seharian Jimin harus menyelesaikan beberapa laporan dan menyodorkannya pada dosen di sore harinya. Beberapa pesan dari Jungkook masuk bertubi-tubi, pemuda kelinci itu meminta berbagai hal pada Jimin mulai dari action figur ironman, susu pisang, cake strawberry, syal, snow globe dan entah apa lagi.
Jadi setelah selesai dengan dosennya Jimin memutuskan untuk pergi ke toko kue untuk membelikan beberapa permintaan sang adik, setelah itu toko mainan adalah tujuan berikutnya.
"Apakah ada yang bisa saya bantu tuan?" Seorang pramuniaga mendekati Jimin yang baru saja memasuki salah satu toko mainan.
"Ah.... saya mencari action figur ironman keluaran terbaru, apakah masih ada?" Beberapa saat kemudian Jimin dibuat terkejut dengan ukuran ironman itu.
Bahkan mainan manusia besi itu lebih tinggi darinya
"Kalau boleh tau berapa harganya?" Jimin mengusap tengkuk seraya tersenyum canggung.
"3 juta won tuan." Mati saja, Jimin tak memiliki uang sebanyak itu. Wah.... apakah Jungkook berniat membuatnya bangkrut, hey bahkan Jimin belum bekerja.
Memang Jungkook selalu meminta berbagai barang pada Jimin karena ia merasa uang kedua orang tuanya digunakan untuk biaya pengobatan, tetapi apakah ia tak tau bahkan uang yang Jimin punya juga dari kedua orang tua mereka bukan memetik dari pohon tomat.
"Maaf saya rasa akan kembali di lain waktu." Jimin membungkukkan badan dan bergegas keluar dari toko.
Sungguh sebal sekali dengan kelinci satu itu.
"Oh...... hyung dimana ironmanku?" Jungkook menyambut dengan bahagia saat Jimin baru saja tiba.
Kedua orang tua mereka juga ada disana bahkan mereka juga nampak tersenyum.
Apakah ini jebakan?
"Aku tak punya uang sebanyak itu, makan saja ini." Jimin menyodorkan kue yang ia bawa dan merebahkan tubuhnya di atas sofa.
"Jinja? Ku pikir hyung akan membelinya untukku."
"Aish.... akan ku belikan setelah ku jual ginjalku." Ujar Jimin seraya meninggalkan ruang rawat.
"Hyung.... kau sungguh akan menjual ginjalmu?"
"Wae, kau akan menghentikanku?"
"Anni, jual juga organ yang lain agar hyung dapat memberiku banyak mainan." Sungguh ingin sekali Jimin melahap kelinci dihadapannya, tapi ia masih sadar jika kelinci itu adalah saudaranya.
🍃🍃🍃
Jimin hari ini kembali disibukkan dengan tugas nya, hari menjelang malam bahkan ia tak menyadari pesan yang masuk di dalam ponselnya.
"Akh...... leherku, akh..... punggungku!" Pemuda Park itu meregangkan tubuhnya yang terasa sangat kaku.
Matanya memicing kala melihat layar ponsel yang menyala.
'Yak, Park Jimin dimana kau?!'
"Astaga!" Jimin segera mengemasi semua bukunya dan berlari tunggang langgang meninggalkan perpustakaan.
Ia bisa mati jika Taehyung menunggu lebih lama lagi.
Bersambung...............
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Real
General FictionTerbagun dan kembali tertidur dengan situasi yang membingungkan, tak ada jawaban hanya labirin tanpa ujung. - Park Jimin - Diriku dan segala pertanyaanku.