Cahaya Itu

728 77 5
                                    

Suasana malam bersalju Kota Seoul di perindah dengan ratusan kembang api, namun cahaya itu tak dapat membuat Jimin terlena.

Ia masih fokus dengan jalanan bersalju dan berusaha secepat mungkin menuju bandara.

"Jimin-ah!"

Baru saja pemuda itu memarkirkan mobilnya, Taehyung sudah melambaikan tangan dengan mengangkat cup coklat panasnya.

"Mianhae Taehyung-ah, aku memiliki banyak tugas di universitas jadi aku pergi ke perpustakaan untuk mencari reverensi." Taehyung hanya mengangguk sebagai respon dan memilih untuk memasuki mobil hitam Jimin.

"Oh...... disini hangat." Gumam Taehyung sembari memejamkam matanya.

"Aku akan mengantarmu kerumah dan setelah itu aku harus kerumah sakit, Jungkook ada disana. Aku akan kembali besok pagi." Jelas Jimin.

"Apa Jungkook kembali kambuh?"

"Ya, begitulah."

Setelah percakapan itu suasana di dalam mobil cukup lengang sampai suatu yang tak diinginkan terjadi.

Mobil yang Jimin kendarai teergelincir dijalan dan berputar beberapa kali sampai akhirnya berhasil terhenti karena menabrak tiang lampu di pinggir jalan.

Tentu saja mobil itu tergelincir karena di sebabkan sesuatu, Jimin berusaha menghindari mobil yang tergelincir dihadapannya terlebih dahulu dan membuatnya hilang kendali.

"Tae kau baik-baik saja?" Jimin berusaha mengangkat kepalanya yang sempat terbentur kemudi.

"Ah...... ne, kau terluka." Taehyung menunjuk kening Jimin yang mengeluarkan darah segar.

"Astaga, aku akan menghubungi ambulance." Taehyung berusaha mencari ponselnya dan menghubungi rumah sakit terdekat.

Sementara Jimin masih terfokus dengan darah yang tak kunjung berhenti keluar dari kepalanya, sejenak Jimin melirik ke arah Taehyung.

"Apakah kau terluka?"

"Ne? Aku, tidak terluka jangan khawatir." Jimin menganguk paham dan menarik keluar saputangan dari saku kemejanya.

Tak lama ambulance datang dan membawa kedua pemuda itu serta pengemudi mobil lainnya menuju rumah sakit.

Rumah sakit tujuan berbeda dengan rumah sakit tempat Jungkook dirawat, Jimin juga memilih untuk tidak menghubungi keluarganya karena lukanya juga tak terlalu parah.

"Jim, ponselmu terus berdering." Taehyung yang memasuki UGD setelah mengurus administrasi menyodorkan ponsel ke pada Jimin.

"Ah..... gomawo." Baru saja Jimin akan menerima panggilan itu sambungan telephon lebih dahulu terputus.

"Oh..... banyak pesan masuk ternyata." Jimin mulai membuka setiap pesan di ponselnya, mulai dari Jungkook sampai kedua orang tuanya.

'Hyung kami akan pergi melihat kembang api di Sungai Han, apakah kau masih lama?'

'Jim kami akan berangkat dahulu jika kau sudah menjemput Tae ajak juga ia kemari.'

'Hyung kau tidak datang? Kembang apinya sangat indah.'

Astaga, bagaimana bisa ia melewatkan semua pesan itu. Jimin bergegas turun dari brankar dan berusaha menghubungi Jungkook.

Taehyung yang melihat saudaranya keluar dari UGD segera mengikuti langkah pemuda itu.

"Jim!" Taehyung menyentuh pundak Jimin sembari mematapnya.

"Ah..... ayo kita pergi, Jungkook dan yang lain ada di Sungai Han sekarang. Aku akan memesan taxi....."

"Anni, sebaiknya kau ikut denganku." Taehyung menarik lengan Jimin memasuki rumah sakit, dan menunjukan berita yang tengah di siarkan.

'Terjadi kecelakaan beruntun di sungai Han, beberapa mobil keluar jalur, sebuah truck tanki meledak dan membuat sebagian jembatan terkena imbas. Banyak korban jiwa yang berjatuhan api dari ledakan menyulut petasan dan........'

"Tae, semua akan baik-baik saja bukan?" Manik hitam Jimin kini dilapisi air yang siap keluar kapan saja.

"Jim..... Jimin-ah!" Taehyung mengejar Jimin yang berlari meninggalkan rumah sakit.

Tanpa pikir panjang, Pemuda Park itu memanggil taxi dan segera menuju rumah sakit rujukan para korban kecelakaan. Rumah sakit tempat Jungkook dirawat merupakan salah satu rumah sakit rujukan para korban.

Setibanya disana Jimin segera berlari menuju ruang rawat Jungkook, berharap sang adik dan kedua orang tuanya ada disana.

Namun nihil, tak ada siapapun disana. Keadaan semakin kalut Taehyung berusaha menenangkan Jimin yang kian tak terkontrol emosinya.

"Jim tenanglah, kita cari mereka bersama." Beberapa petugas medis memasuki rumah sakit dengan membawa kantung-kantung jenazah.

"Permisi apakah ada data para korban?" Taehyung mendatangi meja resepsionis dan berusaha mencari data.

"Pihak acara memberikan data para pengunjung, namun beberapa pengguna jalan masih belum terdaftar."

Mendengar penjelasan itu Taehyung segera mencari nama-nama keluarga Jimin.

Hingga pekikan Jimin membuat Taehyung menghentikan aksinya.

"Jungkook-ah! Yak...... tunggu..... Jungkook-ah...!"

"Jim.... tenangkan dirimu."

"Anni, Jungkook..... eomma...... appa..... hiks.... Taehyung-ah!"

"Jim..... mereka akan baik-baik saja."

"Cukup Tae..... mereka sudah tiada...... argh......!"



Bersambung...........

It's RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang