Part 5: Pasar Malam

33 8 17
                                    

Mentari telah tergantikan dengan rembulan yang menggantung elok di bumantara, petang telah tergantikan dengan malam, jingga telah tergantikan dengan gemerlapnya hitam.

Nampak seorang gadis dengan Surai sepanjang pinggang sedang menatap diri nya di cermin memerhatikan bayangan nya, dengan seulas senyum.

Malam ini dia mengenakan dress selutut berwarna putih dengan wajah yang natural tanpa make up sedikit pun tidak dapat mengurangi kecantikan yang telah ada pada nya, rambutnya tergerai indah dengan diberi jepit rambut berbentuk kupu kupu dengan tas selempang berwarna hitam yang kontras dengan baju nya, satu kata untuk itu semua 'perfect'.

Sesuai dengan isi percakapan ia dan kedua sahabatnya bahwa mereka memutuskan untuk pergi malam Minggu ke pasar malam, hitung-hitung sebagai refleksing kalau menurut Apri.

"Tok ...tok ... tok .." bunyi ketukan pintu menyadarkannya dari tatapannya ke cermin.

"Non ... Temennya sudah menunggu di bawah,"

"Iya, Bi ... aku turun ... "

Dengan langkah tergesa-gesa ia menuruni setiap anak tangga, menghampiri temannya yang sedang bercanda gurau bersama Momy.

"Ayo,"

"Eh ... sudah? Ayo deh," balas Apri sambil beranjak dari duduk nya di ikuti oleh Layla beranjak dari duduk nya.

"Momy ... Aku izin keluar ya,"pamit Putri.

"Iya ... Memangnya kalian  ingin kemana?" tanya Momy sambil memandang mereka bergantian.

Belum sempat di jawab oleh Putri Mommynya sudah menyela, dengan mulut yang terbuka sedikit"jangan ... Bilang?"

"Jangan bilang apa mom?"

"Jangan bilang kalian pengen pacaran?"Curiga Momy.

"Hahahaha,"

"Pacaran? Sejak kapan kakak kakak itu pacaran?" Bukan itu bukan suara dari di antara mereka melainkan seseorang yang baru datang dengan piyama tidur bermotif beruang, ya dia Lira.

"Kenapa memang nya?" tanya Putri memastikan apa yang di maksud oleh adik nya, sambil menyipit kan mata nya.

"Lah, jangan kan pacaran dekat sama cowok aja tidak," jawab Lira santai dengan ekspresi meledek.

"Wah .. wah kamu ngeledek kita ya?" geram Apri kepada Lira.

"Kalau iya kenapa?"

"Ish ... Parah banget sih kamu masa kayak gitu ... Biarkan nanti aku bakalan punya pacar yang kaya raya, tajir melintir, dengan rupa yang tampan bak pangeran yang datang dari syurga," jawab Apri kepada Lira.

"Oke, aku tunggu awas kalau sampai berkebalikan dari semua ekspetasi kakak ya?" Tuntut Lira.

"Eh ... Kok jadi begini" niat nya pengen jahilin Lira malah jadi kebalikan, senjata makan tuan.

"Sudah ... sudah ..  kalau kita berdebat terus kapan kita ingin berangkat nya,"lerai Layla.

"Ya, benar sudah jangan di tanggapi adik aku memang cari perhatian" imbuh Putri berusaha melerai sekaligus memanas-manasi adik nya.

"APA! Mmm," geram Lira sambil mengerucutkan bibir nya dan membuang muka nya.

"Ah ... Ya, ya sudah kalian berangkat gih .. hati-hati ya," lerai Momy.

"Oke, assalamualaikum ya, Momy dan Lira," pamit mereka secara bersamaan.

"Kakak...  Kalian ingin pergi kemana?" tanya Lira masih penasaran dengan kepergiaan kakak nya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang