Part 7: New Student What Your Identity ?

6 3 0
                                    

~" Benar aku memang sangat menyukai malam karena pada pertemuan malam itu pada saat itu pula lah aku bertemu cinta pertamaku, ya dia yang selalu ku harapkan kehadirannya tapu semua itu sekarang terasa sangat kelabu.~ Putri Insani Salsabila.

Netra Putri menatap rembulan dan kembali menerawang jauh berkata.
"Aku me-menyukai rembulan karena aku selalu te-teringat dengan dia, sahabat kecilku." yang aku cintai imbuh Putri didalam hati.

Entahlah kenapa ia berani mengungkapkan hal itu, hal yang jarang diketahui oleh orang lain tentang dia, Putri memejamkan netranya meresapi setiap sarayu malam yang menerpa wajahnya, membuat sedikit anak rambutnya terbang mengikuti arah anila berhembus.

Kereta bianglala sudah mulai kembali berjalan lancar.

"Bagaimana denganmu? Apakah kau menyukai malam?" tanya Putri sambil beralih menatap Vero, dan sekarang Vero yang beralih menatap rembulan

"Hmm ... Dulu." jawab Vero, sekarang berubah kini Putri yang menatap Vero sedikit bingung dengan maksud Vero dulu?

"Dulu? Apakah kau sekarang tidak menyukainya?" tanya Putri kembali, dia masih bingung dengan jawaban dari Vero.

"Entahlah," gumam Vero sambil terus menatap rembulan.

Putri menyipitkan matanya. "Entahlah? Itu bukan jawaban pasti," jangan tanyakan Putri mendapat keberanian itu dari mana yang pasti ia ingin mengetahui lebih dalam tentang maksud perkataannya itu.

"Kenapa Lo jadi banyak bicara?" Selidik Vero dengan netra yang menintograsi.

"Eh ..... Maaf... A-ano hm... Maaf a-aku juga tidak tahu kenapa jadi kepo begini," Putri menunduk kan kepala nya berusaha menghindari tatapan yang di berikan Vero kepada nya, sambil mengelus kuku ibu jarinya kebiasaannya ketika ia sedang sangat gugup dan takut tapi tingkahnya itu jarang ia lakukan ia hanya melakukannya ketika bertemu dengan sesosok itu saja.

Vero menghela nafas nya. "Seperti nya sekarang gue tidak menyukai malam,"

Putri mengangkat wajahnya untuk melihat ekspresi Vero, ia tidak menyangka ternyata Vero akan menjawabnya.

Tapi sedetik kemudian dia di buat bingung dengan kata. "Sepertinya?"gumam Putri pelan lagi-lagi dia dibuat bingung. sepertinya,entahlah itu adalah kalimat yang sangat tidak pasti.

Tapi sepertinya Vero tidak ingin mengungkapkannya. ah... Lagi pun memangnya Putri siapanya toh? Teman saja tidak dekat.

Putri terus menatap wajah Vero untuk mengetahui ekspresi di balik perkataannya itu Vero yang merasa di tatap menatap balik sang empu netra mereka kembali bertemu netra bermanik hitam pekat itu bertemu dengan netra hazel lembut milik Putri.

Deg ... deg ... deg

Jantung Putri kembali berdesir dengan sangat cepat, ingin rasanya Putri mengalihkan tatapannya tapi entah kenapa rasanya ia sudah terkunci didalam tatapan segelap malam itu. Mereka masih mendalami tatapan itu, seakan-akan mencari sesuatu didalam matanya masing-masing hingga sebuah suara lagi-lagi menyadarkan kegiatan mereka.

"Neng ... mas ... Sudah selesai," ujar sang petugas bianglala sambil membuka kan pintunya.

Terlihat Putri yang salah tingkah dengan wajah yang memerah karena kepergok. Oh ... Ayolah siapa yang tidak malu jika ketahuan sedang saling tatap-tatapan, rasa nya Putri sangat ingin membenamkan wajah nya di bantal agar tidak terlihat. Berbeda dengan Putri Vero hanya menampilkan wajah datarnya.

Kemudian Vero keluar lebih dulu di ikuti Putri yang hendak keluar tapi naas ia kembali tersandung hampir saja dia akan jatuh jika Vero tidak kembali menolongnya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang