23

663 81 3
                                    

Hari Minggu.

"Mau kemana Jis?"

"Hah?"

"Kamu mau jadi tukang keong?

--Hah, mulu."

"Hehe, ini Jisung mau ke warnet bentar."

"Ke warnet rapi banget."

"Y-ya emang nggak boleh? Udah ah

--Assalamualaikum." Ucapnya lalu melangkah keluar rumah.

"Waalaikumsalam."

Ting!

Siyeon mengecek ponselnya dan membaca pesan yang masuk.

13.00

Jeno😸:
Yeon
5 mnt lg aku kerumah
Bunda ngajak makan brg

Tanpa membalas pesan Jeno, gadis itu bergegas berganti pakaian dan sedikit berdandan.

Kini ia tinggal memoles liptint dibibirnya. Lalu selesai.




Tok..Tok..Tok..

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam." Siyeon membukakan pintu.

"Cie udah cantik mau ketemu calon mertua,"

"Diem ih."

Jeno malah tertawa mendengar tanggapan Siyeon.

"Jisung mana? Kok dikunci?"

"Ke warnet."

Jeno hanya manggut-manggut paham.

Kemudian mereka menuju ke rumah orang tua Jeno.



















***

"Kenapa Yun, kok tiba-tiba ngajak ketemu?"

"Tiba-tiba gue pengen ke lotteworld Jis."

"Lotteworld?"

Yuna mengangguk.

"Boleh."

"Yeay!" Ia memekik kegirangan.

Senyuman lebar langsung mengembang dibibir Yuna.

'Untung kostum gue bener nih.'







"Pake helm dulu."

Jisung menyuruh Yuna untuk memakai helm lalu ia naik ke motornya. Tidak. Motor Siyeon.

Masih ingat kan? Iya, motor matic warna hitam.

Kedua tangan Yuna pun melingkar dipinggang Jisung.

Lelaki itu agak terkejut. "Kenapa? Nggak nyaman ya?"

"H-hah? Mmm, nggak apa kok."

Setelahnya, Yuna tetap melingkarkan kedua tangannya.

Mereka membelah jalanan ibukota dengan keheningan. Entahlah, masih canggung mungkin.

Setelah diselimuti keheningan, mereka pun sampai ditempat tujuan.

Lotteworld.

"Biar gue yang bayar Jis."

"Eh, nggak papa?"

"Nggak papa lah, orang gue yang ngajak."

Jisung pun meng-iyakan.

Saat memasuki area, Yuna terlihat sangat senang dan bersemangat.

Lampu Merah | Jeno SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang